O36

424 98 10
                                    

Umji berkali-kali natap ketiga sepupunya dari kepala sampai ujung kaki. Heran dia. Mereka padahal mau jemputin DongMi alias Donghan sama Somi ke bandara, tapi dandanan ketiga anak itu malah kayak mau kepasar.

"Ganti baju cepet. Mau kebandara ini bukan kepasar," kata Umji yang sudah siap.

"Aih jemputin doang, Kak. Bukan berangkat." Itu Yunho, yang parahnya cuma pake kaos tanpa lengan sama celana selutut.

Terus diangguki sama Seonghwa dan San.

"Gak peduli. Cepetan ganti!"

Setelah Umji mengeluarkan jurus andalannya yaitu ngomel dengan kekuatan super, mereka bertiga baru pergi ke kamar masing-masing dan ganti baju.

Memang punya sepupu kayak mereka bertiga butuh tenaga ekstra. Umji jadi serasa kayak Ibu-ibu punya anak yang tingkahnya macem-macem kayak mereka.

Cewek itu ngeliat kearah jam tangannya. Sudah jam lima lewat sepuluh, dan ketiga sepupunya belum ada yang keluar kamar dari sepuluh menit yang lalu.

"Udah nih. Ayo berangkat," kata Seonghwa sambil merbaikin posisi jam tangannya. "Nanti puas-puasin main sama Somi. Kata Donghan dia kangen banget ama lu."

"Pasti!"

¤¤¤

"KAK UMJEEE!!"

"SOMII KUUUU!"

Mereka berdua pelukan kayak teletubies lagi reunian. Somi sama Umji memang sedekat itu. Dari kecil, Umji yang nggak punya saudara segender betul-betul sayang sama Somi pas tau kalo dia bakal punya sepupu cewek.

San geleng-geleng kepala waktu ngeliat sepupunya sama sepupunya yang lain nangis sambil pelukan. Sesenang itu mereka ketemuan. Padahal San yang nggak pernah ketemu sebelumnya ngerasa biasa aja.

"Long time no see? Ceilah keren gak bahasa gue?" Donghan yang tadinya tos-tosan sama Seonghwa dan Yunho bergantian kini menatap San bingung. "Mm.. ini pasti sepupu kebuang kita. Bener gak gue?"

Yunho ngangguk terus nyengir pas San ngeliat kearah dia dengan heran.

"Apaan njir gue dibilang sepupu kebuang?" Protesnya yang dibalas tawa sama ketiganya.

"Habisnya lu songong banget gaada mau main sama kita waktu kecil-kecil dulu. Pasti alesannya lagi di Jepang lah, di Jakarta lah. Kita markasnya di Balikpapan padahal." Donghan nyodorin tangannya buat tos sama San yang langsung diterima cowok itu.

"Ooh."

"Yaudah ayo ke mobil," ajak Seonghwa ketika nyadar kalau keberadaan mereka menyedot atensi orang-orang di Bandara. Iya,  selain karena Somi dan Umji yang heboh, Seonghwa dan adek-adeknya juga menarik perhatian karena tampangnya yang ganteung. "Kalian gaada niatan lepas pelukan, hm? Diliatin orang tuh. Malu-maluin."

Umji ngelepas pelukannya ke Somi yang mukanya memerah karena habis nangis. Terus ngeliat kesekeliling. Bener kata Seonghwa, banyak orang ngeliatin mereka dengan bingung, tapi Umji gak peduli. Bukan urusan mereka soalnya.

"Iya-iya," ucap Umji sambil ngelus-ngelus kepala adek sepupunya itu. "Langsung pulang apa gimana?"

"Makan dulu lah. Sebagai tuan rumah, kalian traktir kita. Ye gak, dek?" Donghan ngode ke Somi yang dibalas anggukan sama cewek blasteran itu.

"Sebagai yang tertua, Seonghwa yang bayarin kita. Ya, gak?" Umji memulai demo tidak resmi ini.

"Setuju!"

"Tadi Mama ngasih duit buat makan, pake itu aja," kata San yang sontak bikin Seonghwa hampir meluk dia, sangking senengnya karena sudah menyelamatkan dompet dan isinya dari sepupu-sepupu omnivoranya itu.

"Yah gak asik," celetuk Somi bikin kakak-kakak sepupunya ngeliat ke dia. "Padahal pengen bikin Kak Seonghwa nangis kehabisan duit."

"Yeu, bocah."

Ngeliat semua pada ketawa, menertawakan Seonghwa yang misuh karena ucapan dia, bikin Somi ikut ketawa. Dia nyodorin tangannya tiba-tiba kearah San.

"Kenapa?" Tanya San bingung.

"Kenalan." Somi menyelipkan rambutnya kebelakang telinga sambil menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Oh, oke." San menerima uluran tangan sepupunya. "Ikhsan Malik, San."

"Sofia Mina, panggil aja Somi atau adek cantik atau sayang juga boleh. HEHE."

Umji ketawa waktu liat kecentilan seorang Somi kembali. Anak itu memang friendly plus-plus. Suka bercanda, sekalian baperin anak orang, nggak peduli kenal apa nggak, saudara apa nggak.

San ngangkat satu alisnya bingung. Dia natap Umji minta pertolongan seolah bilang. Gue harus balas apaan woy! Dan ditanggapi sama sepupunya itu anggukan.

Anggukan apaan juga San gatau.

"Canda, Kak. Tegang amat," celetuk Somi lagi bikin San diledekin sepupu-sepupunya yang lain karena mendadak gugup digombalin sepupu sendiri. "Lagian kakak ganteng banget hehe, jadi suka."

"Lu bilang gue yang paling ganteng, Som. Gimana sih," ujar Seonghwa manyun mengingat dua tahun lalu pas Somi masih SMP kelas delapan, dia bilangin Seonghwa ganteng. Cowok paling ganteng sekeluarganya, bahkan.

Apa nggak besar kepala itu, Seonghwa.

"Biasa, Bang. Labil." Yunho ikut nyahut. Cowok itu juga dibilangin Somi ganteng setahun yang lalu. Sewaktu ngumpul-ngumpul dirumah Papa Suho diakhir tahun lalu.

Apa kabar Donghan yang malah dikatain cowok terjelek sama adiknya sendiri.

"Kegantengan itu kadang naik turun, Hwa. Makanya jangan kepedean," ujar Umji pas mereka jalan menuju mobil.

"Kalo gitu, lo setuju dong kalo gue ganteng. Ya gak?"

Umji reflek menggeleng kuat-kuat sewaktu San ngomong begitu. Seganteng-gantengnya San, dia nggak akan mengakuinya.

Anggap aja yang chat dirooftop itu suatu kesalahan.

"Yeu, bilang aja malu ngakuin."

"Memang gak ganteng kok."

Somi natap kedua kakak sepupunya itu heran.

"By the way, dua kakak ini mirip ya," ucapnya. "Sama-sama ribut. Jodoh kali."

Sepupu « San-Umji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang