Eight

11 1 0
                                    

Happy Reading
_____________

"kamu kenapa dek?"Aqia melihat Zee yang masuk ke dalam rumah dengan wajah sembabnya.di susul Zio di belakangnya yang sejak tadi mengikuti langkah Zee masuk ke rumah besar keluarga Arland.mengembalikan handphone Zain,salah satu tujuan ia datang ke rumah ini.

"Zio!"kaget Aqia yang melihat Zio sejak tadi menatap punggung Zee yang telah berlalu dari hadapan mereka menuju kamarnya.

"Zain ada?"tanya Zio mengabaikan wajah kaget Aqia melihat keberadaannya.

"Tadi lagi ke supermarket."jawab Aqia dan berlalu dari hadapan Zio menuju dapur.membantu calon mertuanya,mama airin.yang sejak tadi sudah berkutat dengan bahan masakan yang baru di belinya di pasar.

Sepeninggal Aqia ,Zaki melihat Zio yang telah duduk di ruang tengah menatap pigura keluarga yang harmonis,menurut Zio.

"Ngapain,io?"tanya Zaki mengambil tempat di samping Zio yang masih sibuk menatap beberapa pigura keluarganya.

"Gue cuman mau balikin handphone ,Zain"ucapnya dengan menyerahkan handphone Zain yang diambilnya dari saku jaket jeansnya.

"Gue balik yah!"

"Gak,Lo harus makan bareng kita."paksa Zaki menarik tangan Zio yang ingin melangkah pulang.

"Tapi,gue gak nyaman!"pelan Zio melihat mama Airin yang baru saja muncul.

"Yah di nyamanin aja kali,Zio."sahut mama Airin.

"Tapi tan..."

"Aku gak nerima penolakan lo,lagian juga Aqia udah masak banyak."ucap mama Airin memotong perkataan Zio yang tersenyum kecil ke arah mama Airin.

"Ya udah deh,Zio tinggal"sahut Zio pasrah dan kembali duduk di samping Zaki yang ia tahu akan kesal jika ajakannya di tolak mentah-mentah olehnya.

***

Keluarga Arland telah berkumpul di ruang makan siap untuk menyantao hidangan makan malam mereka,di temani dengan keberadaan Zio dan Aqia-tunangan Zaki.

"Kamu kenapa sayang?"tanya mama Airin menatap Zee yang sejak tadi diam tak merespon abangnya yang selalu meledeknya.

"Gak apa-apa kok,ma."balas Zee tak mood bicara sama sekali,ia belum menyadari tatapan heran seluruh orang yang berada di ruang makan itu.karena biasanya Zee lah yang selalu buat ulah jika berada berkumpul makan seperti saat ini,tapi kali ini berbeda.

"Diam aja terus!,Lo gak nyadar Zio merhatiin Lo terus,dek."ledek Zain menatap Zio yang menatapnya kesal seakan-akan ia mengatakan ke Zain"mati Lo,entar."

Zee mendengar ledekan abangnya menatap Zio yang juga menatapnya balik.serasa hanya mereka di ruangan itu.

"Ehemmmm."deham papa Arland membuat Zee dan Zio mengalihkan pandangannya,berusaha menyembunyikan wajah mereka yang memerah.

"Udah saling jatuh cinta, belum?"celetuk Zaki melihat kecangguhan diantara Zee dan Zio.

"Gak akan pernah."kesal Zee mendengar ledekan abangnya.

"Sekarang bilang nggak!nanti iya."ledek Zain mengompori Zee yang mulai kesal melihat kedua abangnya itu.

"Kalau nanti jatuh cinta,mama sih setuju aja yah."sahut mama Airin yang sejak tadi senyum kecil melihat Zee dan Zio bergantian.

"Papa juga sih setuju aja."ucap papa arland,mengundang kekesalan Zee.

"Pa,ma.kok malah bikin kesal sih!"marah Zee ke papa dan mamanya yang sejak tadi tak tahan menahan tawanya melihat kedua anak muda yang kena ledekan darinya.

"Zio,pamit dulu yah!"pamit Zio yang tak tahan lagi mendengar ledekan dari keluarga Arland yang berhasil membuatnya malu,sebab ia sendirilah yang sejak tadi diam-diam mencuri pandang ke arah Zee,"mungkin ia masih syok"pikir Zio.sehingga kedua sahabatnya itu berhasil membuat ledekan yang berakhir dengan Zee yang marah ke papa arland dan mama Airin.

"Lo gak boleh mubazir ,zio."ucap Aqia menahan tawa melihat Zio yang telah berdiri dari kursinya siap untuk kabur dari meja makan yang berakhir membuatnya malu.

"Benar tuh!kata calon gue."kedip Zaki ke Aqia yang sejak tadi menahan tawanya.

"Baiklah."pasrah Zio dan kembali duduk di samping Zain.

"Gue yang pamit!"sahut Zee  berlalu dari meja makan,menahan emosi dan amarahnya yang bisa saja ia semburkan ke keluarganya jika masih ada yang berani meledeknya dengan menyangkut pautkan dengan Zio,si cowok songong.

Kepergian Zee membuat Zio merasa bersalah,sebab dialah yang menyebabkan ledekan itu terjadi dengan berakhir Zee yang marah kepada keluarganya sendiri.

Sedangkan yang lainnya menatap satu sama lain,dan suara tawa Zain lah yang memecah keheningan di meja makan setelah Zee pergi ke kamarnya,ia merasa lucu saja melihat Zio yang bersikap cool  walaupun di dalam hati nya udah mengatai Zain.

***

"Zio goblok." umpat Zee melempar bantal dan bonekanya kesal ke arah pintu berharap Zio lah yang berada di depan sana.

"Kenapa sih gue harus di pertemukan sama si cowok songong itu?"kesal Zee.

"Karena udah takdir,dek."sahut Aqia melangkah ke arah zee,berharap dengan keadaannya Zee bisa lebih tenang dan tidak mengumpat yang tidak-tidak.

Melihat keberadaan calon kakak iparnya,ia cepat memperbaiki kasurnya yang sudah berantakan karena ulahnya sendiri.ia masih bersikap sopan ke calon kakak iparnya ini karena ia menyayanginya sebagaimana ia menyayangi abangnya sendiri,apalagi gadis berhijab ini lah yang juga telah mengubah mamanya,dengan yang dulunya tak berhijab tapi sekarang mamanya telah berhijab.

"Tapi gue gak suka ,kak!"ucap Zee pelan yang tanpa ia sadari setetes air matanya berhasil tumpah.

Aqia yang melihat itu,menarik Zee kedalam dekapannya seraya mengelus punggung zee agar gadis itu tenang.

"Kakak ganggu gak?"tanya Aqia tersenyum manis menatap Zee yang mengusap bekas air matanya sendiri.

"Gak kak."balas Zee singkat.

"dek!kakak mau ajak kamu pake hijab kayak kakak dan mama Airin!kaka dengar tadi kamu katanya di deketin preman yah?dan itu juga yang membuat kamu memikirkan itu, terus sampai tadi saja gak ngomong sama sekali!"ucap Aqia melihat keterkejutan Zee mendengar ucapannya.Entah keberapa kalinya Aqia mengajak Zee untuk make hijab tapi Zee selalu menolak karena gak percaya diri di depan semua temannya,apalagi sikapnya yang keras kepala.

"Tapi!sifat Zee gak seperti kakak.dan entah apa yang teman-teman Zee kata jika Zee tiba-tiba make hijab"ujar Zee menatap Aqia yang tersenyum manis ke arahnya.

"Hiraukan saja perkataan orang lain,jika kamu menjalaninya dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan orang yang mengataimu itu akan capek juga pada akhirnya, dek."nasihat Aqia dengan meyakinkan Zee.

"Zee butuh waktu untuk mikirnya kak,apa bisa?"tanya Zee.

"Kakak tunggu loh,jawaban kamu."

"Iya kak"

"Kakak pulang dulu yah,soalnya ini udah larut malam,Aluna pasti udah nyariin!"Aluna adalah salah satu sepupu Aqia yang juga satu kampus dengannya.

"Di anter kak Zaki kan?"

"Iya,dek."

"Hati-hati di jalan kak,salam sama kak Aluna dan nyamuk kamar kakak."tawa Aqia mendengar Zee yang sudah bercanda dengannya dan Aqia sangat lega,pasalnya tadi Zee marah ke keluaganya sendiri, hanya karena masalah sepele,menurutnya.

"Nanti kakak sampaikan pesan Zee deh"balas Aqia dengan senyum manisnya yang siapa saja yang melihatnya akan terpana dengan senyuman dan kecantikan Aqia,dan ternyata Zaki lah yang berhasil mendapatkan gadis berhijab itu.entah apa yang memikat dari Zaki sehingga Aqia mau dengan zaki,abangnya.

***

To be continue

No plagiat.

Wattpadd:@munwwirhjn
Instagram:@munawwirahjn

ZEIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang