Two

29 3 0
                                    

Zee yang baru saja sampai di kampus terpaksa jalan sendiri tanpa Lily di sampingnya yang biasa merangkulnya setiap hari.
Tanpa melihat sekitarnya yang penuh dengan mahasiswa yang berlalu lalang,ada yang ingin ke kelas,kantin untuk menikmati secangkir kopi atau teh yang hangat buatan Bu sena,dan ada pula yang masih asyik mengobrol di parkiran bersama teman-temannya yang baru tiba.

Awwww

Langkah Zee terhenti saat mendengar suara jeritan wanita berjilbab merah maron yang terlihat cantik dan sholehah di mata Zee terjatuh akibat seorang laki-laki yang berlari dari arah berlawanan sehingga menyebabkan gadis berjilbab itu menjerit kesakitan.sementara laki-laki yang menabrak gadis berjilbab itu melenggang pergi tanpa peduli kepada gadis yang di tabraknya.

"Woi,bantuin tuh cewek yang Lo tabrak.nggak punya hati yah Lo atau jangan-jangan Lo gak punya otak."teriak Zee kesal kepada cowok yang menabrak gadis berjilbab tersebut.

Merasa dirinya di teriaki dia berbalik dan mendekati gadis berjilbab itu dan membisikkan kata-kata penuh penekanan dan dingin ke telinga gadis berjilbab itu.

"Lo,kalau jalan matanya gak usah kemana-mana,malu dengan diri sendiri." Ujarnya dan berlalu dengan memandang Zee yang masih menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Jangan bikin sakit hati seorang perempuan dengan kata-kata dinginmu kalau itu menyakitkan."sindir Zee dan berusaha membantu gadis berjilbab merah maron yang telah meneteskan air matanya akibat mendengar perkataan cowok tak bertanggung jawab tersebut.

"Gak usah ikut campur dengan urusan orang lain,ngerti Lo."

Zee yang kembali ingin melanjutkan langkahnya dengan memapah gadis berjilbab itu,kaget dengan suara cowok yang tiba-tiba berbisik di telinganya dan berlalu tanpa mengucapkan maaf ke gadis berjilbab yang berada di sampingnya.

"Brengsek." Umpat Zee pelan tanpa terdengar oleh gadis berjilbab yang ia papah.

***
Merasa kesal dengan diri sendiri yang membiarkan gadis berjilbab itu tak berdaya membuat hatinya sakit setelah apa yang ia lakukan kepada gadis yang sudah lama ia suka diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain,entah dari mana rasa itu datang hingga ia tak berdaya seperti saat ini yang membenamkan wajahnya di atas meja kekuasaannya semenjak menjabat sebagai presiden BEM.

"Lo kenapa io."

Sandi yang baru saja masuk ke ruangan berukuran 4 x 5 itu menghempaskan tubuhnya di kursi samping Zio yang masih membenamkan wajahnya di atas meja

"Gue capek aja,san.tugas gue belum kelar-kelar dari tadi ."ujarnya masih dengan posisi yang sama.

"Jangan bohong io,gue tau Lo lagi mikirin kejadian di koridor tadi kan.yang Lo marahin Evalia yang gue gak tau penyebabnya apa." jeda sandi dengan menatap wajah Zio yang telah menatapnya balik

"Atau jangan-jangan Lo suka sama evalia."sahut sandi yang membuat Zio pura-pura memalingkan wajahnya keluar jendela di mana para mahasiswa berlalu lalang.

"Hahahahahah,ya nggak lah san.gue lebih suka cewek yang sholehah dan nundukki pandangannya dari laki-laki di sekelilingnya."ujar Zio yang kembali menatap sandi setelah ia rasa merasa tenang dengan apa yang sandi ucapin tadi.

"Ya udah, cari aja cewek yang idaman Lo banget ,awas aja Lo datang ke gue nangis-nangis bombay saat tau Evalia udah punya gebetan." Sahut sandi dan berlalu keluar dari ruang BEM menuju temannya yang berada di kantin menikmati segelas kopi, meninggalkan Zio yang masih sibuk dengan pikirannya yang gak bisa di baca oleh siapa saja.

***

"Kesal banget gue sama bang Zaki yang tiba-tiba nyuruh gue ke ruang BEM."

"Kesal kenapa lagi sih Zee."ucap Lily yang terpaksa menemani Zee menuju ruang BEM,padahal bakso yang baru dua sendok di lahapnya terpaksa ia tinggalkan begitu saja di kantin Bu sena.

"Bang zakoy,tiba-tiba saja pergi ke  bandung."jeda Zee sambil mengambil nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

" Ngelamar kak Aqia."lanjut Zee yang sesekali mengusap keringatnya dan merapikan rambut indah yang tergerai panjang dengan bebas menutupi pelipisnya.

"WHAT.lo gak bercanda kan Zee,masa sih bang Zaki secepat itu nikah.patah hati gue,Zee."ujar lily dengan sorotan mata kecewa.

"Bukan nikah,tapi lamaran,ly."gemas Zee melihat wajah sahabatnya yang lesu mendengar kabar kak Zaki.

Sejak dulu memang Lily sangat menyukai bang Zaki tanpa sepengetahuan abangnya.Ya,Zee juga tau kalau sahabatnya ini sudah diam-diam telah menyimpan rasa kepada Abang zakoynya,tapi takdir berkata lain.bang zaki sudah jatuh cinta lebih dulu ke kak Aqia yang sholehnya masyaallah tidak seperti dirinya yang masih menampilkan auratnya.dan dalam lubuk hati terdalamnya mengatakan bahwa ia juga akan bisa seperti kakak iparnya itu.

***

"Woi,Tas sama laptop Abang gue mana."ujar Zee tanpa memandang siapa cowok yang ada di dalam ruangan tersebut.

Matanya masih meneliti setiap inci ruangan yang membuat abangnya betah tinggal berjam-jam bahkan menginap tanpa pulang ke rumah.
Zio yang melihat siapa cewek yang masuk ruangannya dengan berani tanpa salam dan mengetuk pintu menatap geram pada pemilik mata hitam dengan rambut yang tergerai dengan indah.

"Lo,punya sopan santun dikit gak sih kalau masuk ruangan orang."ujar Zio yang mulai geram melihat senyum gadis yang meneriakinya tadi pagi di koridor kampus.

"Ohhh,ternyata Lo cowok songong yang tadi pagi gak punya otak yah."

Hahahahahaha

Gelak tawa Zee berhasil membuat Zio semakin emosi dengan perkataan cewek yang gak ada sopan santunnya sama sekali di matanya.

"Lo,jangan pernah main-main dengan gue kalau Lo gak mau  gue main kekerasan sama Lo."ujar Zio membisikkan satu kalimat yang berhasil membuat Zee diam tak berkutik di tempatnya berpijak.

"Abang dia emang siapa namanya."tanya Zio ke Lily yang  diam sedari tadi menatap kedua manusia di depannya memancarkan aura mematikan satu sama lain.

"Kak Zaki,kak."jawab Lily yang sedikit menunduk menghindari tatapan Zio yang menatapnya tajam.

"Tuh,ambil sendiri di meja pojok ."ucapnya dengan menunjuk meja berwarna krem yang dilapisi taplak meja bermotif bunga-bunga warna hijau.

"Makasih kak."Lily yang telah mengambil tas dan laptop kak Zaki segera menarik tangan Zee yang masih menatap Zio dengan raut wajah penuh kebencian.

"Lo beda sama abang Lo."

Langkah Zee terhenti saat Zio kembali mengeluarkan suara yang kembali menaikkan emosinya yang dari tadi ia tahan agar tidak terluapkan di depan seniornya,tapi,dengan cekatan tangan Zee berhasil mengambil air mineral di atas meja yang entah milik siapa.

Byurrrr

Sempurna sudah kebahagiaan Zee melihat Zio yang basah kuyup akibat guyuran air mineral itu,dan pergi meninggalkan ruangan seniornya dengan melengkungkan senyum liciknya kepada Zio dengan wajah yang merah padam seperti kepiting rebus siap menerkam mangsanya.

"Ziooooo."


To be continue

Bantu share,vote anda koment ya untuk bisa nambah semangat author nulisnya.

Hehehehe

Ig: munawwirahjn



ZEIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang