For

20 3 0
                                    

Zee yang hendak memasuki mobilnya di susul dengan Lily yang sudah lebih dulu masuk,yang sebenarnya Zee yang lebih dulu tapi karena seseorang mencekal tangannya dengan kuat hingga menutup pintu mobil Zee dengan keras karena emosi yang sudah dari tadi di tahan sejak kejadian di ruangannya.

"Lo pulang aja dulu,gak usah nungguin cewek gak ada akhlak ini."ujar Zio yang masih mencekal erat tangan Zee yang sudah meringis kesakitan di samping Zio.

"Tapi kak,gue gak bisa nyetir mobil,"jawab Lily dengan polosnya dan

"Mama aku lagi di rumah sakit,makanya aku numpang di mobil Zee untuk bisa bareng.pasti mama aku udah kesakitan banget nahan penyakitnya yang kambuh lagi."

Hiks....hiks.....hiks...

Suara tangis Lily berhasil membuat Zio melepaskan Zee yang tiba-tiba juga menendang tulang keringnya.

Awwwwh

Jeritan Zio berhasil membuat Zee tersenyum licik dan berkata tepat di samping Zio.

"Gara-gara Lo,sahabat gue nangis.dan satu lagi gue peringatin jangan pernah buat sahabat gue terlibat dalam masalah Lo dan gue.Ngerti Lo."

Kepergian Zee berhasil membuat emosi Zio kembali dan melihat kepergian mobil biru tua itu dengan menyunggingkan senyum khasnya yang tak semua orang pernah lihat."Lo akan habis di tangan gue ,Zee Olivia Arland." ucapnya dalam hati.yah,nama yang ia sudah hafal di luar kepala saat mengetahui bahwa ia adalah adik kandung dari Zaki Putra Arland dan Zain Putra Arland saudara kembar yang sama-sama mempunyai jabatan di BEM dan seangkatan dengannya.

***

"Bagus gak akting gue tadi,Zee."sahut Lily yang baru saja duduk di samping Zee dengan membawa nampan berisi jus dan camilan favoritnya.

"Bagus." Beo Zee menatap Lily yang nyengir tanpa dosa .

"Iya." Jawab Lily balik.

"Lo tau gak sih,Lo bikin gue ngakak liat wajah Lo pas nangis tanpa air mata,bukan lagi kak Zio gue tendang tulang keringnya." Senyum Zee ke arah Lily yang menyeruput jusnya.

"Gue bahagia banget sumpah,hari ini ngerjain senior songong itu. Hahahahhaha."

"Lo udah keterlaluan sih emang,Zee." Sahut Lily menatap Zee tidak suka saat sahabatnya itu bertingkah di luar pikirannya.

"Biarin aja,emang enak di kerjain."

Masih asyik dengan tawanya ia menatap handphonenya yang menampilkan nama Abang Zain.

"Assalamualaikum,bang."

"Waalaikumsalam,Lo dimana?"

"Gue di rumah Lily nih,emang napa bang."jawab Zee kembali yang berusaha mengambil camilan Lily di tangan Lily yang selalu menghindar darinya.

"Pulang Lo cepat,di rumah ada tamu cariin Lo." Yah bang Zain seharian ini memang di rumah karena jam kuliah dia masuk siang.

"Siapa bang,gue gak ngerasa punya janjian sama orang tuh.teman bang Zakoy kali..........." Dan masih banyak pertanyaan lagi yang Zee ucapkan dan hal yang bikin abangnya satu ini emosi hadapinnya.

"Pulang aja dulu,gak usah banyak omong. Di bilangin itu langsung nurut." Geram Zain di sebrang sana dengan wajah memerah hadapi Zee dengan beribu pertanyaan.

"Iya tunggu,gue udah di dalam mobil nih."ucapnya dan mematikan handphonenya dengan cepat sebelum abangnya kembali menyemprotkan kata-kata bikin emosi dengarnya.

***

"ASSALAMUALAIKUM,BANG ZAIN LO DIMANA."

Sahut Zee dengan suara yang menggelar di penjuru ruangan,membuat bi Siska yang baru saja membawa minuman di ruang tamu terloncat kaget melihat Zee diambang pintu yang berusaha melepas sepatunya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,Lo gak sopan banget sih.di ruang tamu lagi ada tamu terhormat Lo."ujar Zain dengan memukul kepala Zee keras.

Plak

"Awww,sakit bang."ringis Zee mengelu-elus kepalanya yang sakit.

"Gue kata,gak punya janjian dengan orang untuk datang ke rumah."

"Makanya kalau masuk rumah itu sopan ,gak usah teriak kayak gitu tadi,udah tau di dalam ada tamu." Ucap Zain mengabaikan perkataan Zee.

"Yah gue gak tau,Abang jahat."

"Perasaan tadi gue nelpon Lo kalau di rumah ada tamu."

Zain kembali ingin melayangkan tangannya di kepala Zee tapi Zee dengan sigap berlari ke dalam dan terpaku melihat siapa tamu yang abangnya bilang.

"Hai."

Zio menatap Zee yang diam tak bergeming di depan tangga dan berjalan menghampirinya.

"Kenalin gue Zio,senior Lo di kampus." Ujar Zio mengulurkan tangannya ke arah Zee yang masih menatapnya tanpa ekspresi sedangkan Zio menyunggingkan senyum liciknya ke arah Zee.

Plak

Zee menampar tangan Zio yang terulur kepadanya untuk perkenalan kepadanya.

"Gue udah kenal ."jawabnya dingin dan berlalu dari hadapan Zio menuju kamarnya yang ia rindukan.

"Gak usah di ambil hati ,io. Orangnya emang kayak gitu."

Zain yang melihat Zee menampar tangan Zio tadi menahan emosi dengan sikap adiknya yang seperti itu kepada temannya.dan merangkul Zio menuju kembali ke ruang tamu yang siap dengan jus buatan bi Siska.

"Dia emang keras kepala dan cuek ke semua orang yang belum ia kenal." Ucap Zain yang berusaha memulai percakapan dengan Zio sahabatnya selama ia kuliah.

"Ohhh," sahut Zio dan kembali menatap bingkai foto yang terpajang di ruang tamu itu.

"Ngomong-ngomong Lo ngapain cari dia?" Tanya Zain menatap Zio dengan memicingkan mata curiga.

"Gak jadi,cuman urusan sepele kok." Jawab Zio dengan menyeruput jus yang ada di hadapannya.

"Atau jangan-jangan dia bikin ulah lagi di kampus." Ucap Zain yang sangat ingin mengetahui perihal Zio mencari adiknya karena sebelumnya Zio gak pernah mencari Zee.

Dan Zio hanya diam dan kembali menatap laptopnya yang salah satu tujuannya juga ke sini untuk mengerjakan laporan dengan Zain.
Sedangkan Zain masih memicingkan matanya menatap Zio yang tak menjawab pertanyaannya.

"Nanti gue kasih pelajaran ke,Zee kalau dia bikin ulah di kampus.lo tenang aja,io." Batin Zain dan berjalan ke samping Zio yang sudah sibuk dengan laporan di samping laptopnya yang menjadi salah satu tugas mereka.

***

To Be Continue

Bantu share,vote and koment dengan perkataan yang baik yah
Untuk bikin author jadi semangat lanjut part-nya.

Dan maaf kalau karya aku gak jelas menurut kalian karena ini awal aku nulis di dunia orange.Dan ini real pikiran aku.

No plagiat

Follow my Instagram and akun wattpadd aku yah.

@munwwirhjn
@munawwirahjn













ZEIOWhere stories live. Discover now