Six

16 1 0
                                    

Happy reading

_____________

Seorang gadis yang baru saja memesan satu mangkok bakso,menghampiri kedua cewek yang asyik dengan obrolannya tanpa menghiraukan seorang gadis yang baru saja mengambil tempat duduk di samping Lily yang kebetulan juga kosong.

"Bisa gabung gak?"tanya Afra sambil menatap kedua cewek yang baru menyadari kehadirannya.yah,Afra lah yang sejak tadi mengikuti keduanya menuju kantin.

"Yah silahkan." Balas Lily yang menatap Afra dengan menyunggingkan senyum manisnya ke arah Afra,sedangkan Zee yang melihat kehadiran teman sekelasnya itu memandang tak suka ke Afra.

Afra yang melihat Zee masih menatap tak suka,ia balas dengan senyum yang singkat dan kembali menikmati semangkok bakso yang berada di depannya dan sesekali mengobrol dengan Lily yang berada di sampingnya.

"Gue ke kelas dulu,yah?"tanya Zee yang telah berdiri dari kursinya dan menatap tidak suka ke arah Afra.

"Lo ada masalah yah sama Zee?,kok dia natap Lo gak suka banget kayaknya." Tanya Lily yang melihat punggung Zee berlalu dari kantin tanpa menghiraukan cibiran mahasiswa lain perihal kejadian pagi tadi.

"Gak ada tuh."jawab Afra cuek dengan wajah polosnya dan kembali memakan baksonya yang tinggal setengah.

"Gue duluan yah,mau nyusul sahabat gue,hehehehhe.maaf gak bisa nemanin Lo lama." Ujar Lily dan berlalu dari meja yang ia tempati semula.

Sedangkan Afra hanya memandangi datar kepergian Lily tanpa ia balas perkataan Lily sedikit pun.

"Lo sayang banget deh,kayaknya sama sahabat Lo." Batin Afra dan kembali melahap makanannya yang sisa sedikit.

***

"Gue,suka sama lo,Evalia!" Ujar Zio pelan, tapi bisa terdengar oleh siapa saja,ia sangat frustasi dengan perasaannya sendiri terhadap Evalia teman seangkatannya yang menjabat sebagai bendahara BEM.

Evalia yang baru saja masuk ke dalam ruangan 4x5 itu berdiri tertegun mendengar perkataan Zio  yang membuatnya syok.dan yah,dia akui juga kalau dirinya pun menyukai laki-laki itu tapi takdir yang tidak bisa menyatukan mereka.

Seorang cewek yang juga baru saja ingin masuk ke dalam ruangan abangnya,ingin mengambil laptop, karena ia lupa membawa laptopnya sendiri, jadi terpaksa ia pinjam ke abangnya.berdiri di ambang pintu tertegun pula mendengar perkataan Zio yang pelan tapi bisa ia dengar, dan memandangi punggung Evalia yang telah menghampiri Zio yang masih menundukkan kepalanya frustasi di meja dengan mengacak rambutnya kasar.

"Lo bilang apa tadi?"tanya Evalia balik sambil berdiri di samping Zio,yang kaget dengan kehadiran Evalia.

"Gak usah kepo."balas Zio cuek dan berusaha menyibukkan dirinya kembali dengan laptop yang ada di mejanya.

Sementara Zee yang masih berdiri di depan pintu berusaha untuk menetralkan jangtungnya yang tiba-tiba saja berdegup entah kenapa!dan berjalan ke arah Evalia yang telah duduk di sofa berwarna coklat dengan menangkupkan kedua tangannya di pipi,tanpa mengetahui kehadiran Zee yang juga mendengar perkataan Zio tadi,yang hanya mereka berdua mendengarnya.

"Assalamualaikum,kak Eva."ucap Zee melangkah ke arah Evalia yang merubah raut wajahnya dengan tersenyum manis ke Zee yang menghampirinya.

"Waalaikumsalam,Zee." Jawab Evalia sambil memandangi Zee yang tersenyum balik kepadanya.

"Ada apa,Zee?"

"Palingan mau ribut lagi tuh! cewek yang gak ada sopan santunnya sama sekali."kali ini Zio yang berkata tanpa membalikkan badannya sedikit pun ke arah Zee,yang membuat emosinya kembali naik saat mendengar suara yang tak asing baginya.dan benar saja cewek yang tadi pagi buat ulah dengannya.

"Dari pada Lo cowok songong sukanya bikin sakit hati cewek doang." Balas Zee dengan kata yang tak kalah sengitnya.

"Apa Lo tadi bilang?"

"Opsss,gue salah ucap yah!" Sahut Zee dengan wajah polosnya menatap Zio yang telah mengambil beberapa langkah di depannya,tanpa ia merasa salah sedikit pun.

"Andai saja Lo bukan adik Zaki,udah habis Lo di tangan gue,"jeda Zio untuk mengambil nafas dalam dan menghembuskannya secara kasar.

"Dan lo harus tau!kalau gue.bisa. saja.main. kasar. sama. siapa.saja. mau itu Lo punya Abang.Lo cewek.gue bisa saja sakitin lo,NGERTI LO."bentak Zio dengan menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya dengan kasar di depan Zee yang malah menatapnya balik tanpa ada rasa takut sedikit pun melihat Zio membentaknya.

"Udah,Zio.kasihan Zee Lo bentak kayak gitu."ucap Evalia yang berusaha memisahkan jarak Zee dan Zio.karena ia takut Zio beneran main kasar ke Zee.

Setelah ia anggap cewek di depannya ini tak berkata lagi,ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya untuk meredamkan emosinya yang tersulut saat melihat kehadiran Zee di ruangannya tadi, belum lagi Evalia yang mendengar ucapannya kalau ia menyukai cewek berjilbab coklat muda itu,yah siapa lagi jika bukan Evalia.cewek yang di taksir semenjak ia menjabat sebagai presiden BEM dan Evalia lah yang terpilih jadi bendaharanya."sungguh Allah maha membolak balikan hati."batin Zio.

***

"Muka lo kenapa,kok kusut amat,pak!" Celetuk Arsen melihat Zio yang baru saja duduk di samping Zain.

"Palingan masalah cewek lagi tuh."sahut sandi yang sudah seperti mengerti Zio banget.

"Kalau suka sama cewek itu,langsung tembak.gak usah diem doang.entar Lo nyesal kalau cewek itu udah punya doi."

"Tembak."beo Zio ke arah Zain

"Iya,tapi bukan tembak pake pistol,yah!"

"Kirain tembak pake pistol."sahut Zio seadanya,membuat keempat temannya menggeleng bersamaan menatap Zio yang ternyata tolol dalam soal perasaan.

"Ya kali,Lo mau bunuh anak orang ,io."

"Sini deh gue ajarin Lo buat dapatin cewek yang Lo suka.belajar nih sama gue."ucap Zaki yang gemas melihat Zio dengan menepuk dadanya dengan angkuh.

"Jangan mau!entar Lo langsung di suruh ke rumah orang tua si cewek lagi.kayak dia tuh yang ngebet banget sampai ke rumah orang tua Aqia segala." Celetuk Zain,yang membuat Zaki menatap Zain dengan kesal dan melemparkan kacang yang ia makan.

"Kembaran apaan lo,gak guna banget!harusnya Lo itu dukung gue ngajarin zio."kesal Zaki yang mendengar perkataan kembarannya itu.

"Maaf bang,gue cuman bercanda kali."ujar Zain dengan menangkupkan kedua tangannya di depan Zaki.

"Si Aqia mana,Zak?"ujar Zio yang memandangi sekitar kantin mencari keberadaan Aqia,tunangan Zaki.

"Di mushollah.Lo ngapain cari dia?"Zaki memicingkan matanya menatap Zio yang tiba-tiba mencari tunangannya.

"Ya elah,sensi amat lo."

"Yah siapa yang gak sensi kalau udah sebut nama tunangan.gue."ujar Zaki menekankan kata tunangannya.

"Santai bro,gue gak demen juga kok sama dia."sahut Zio tersenyum ke Zaki dengan wajah kesalnya.

Ketiga temannya yang melihat perdebatan kecil itu,hanya menggeleng dan melanjutkan kembali meminum secangkir kopi yang ada di depan mereka.

***

To Be Continue

Sampai bertemu di part selanjutnya.

Wattpadd:@munwwirhjn
Instagram:@munawwirahjn

ZEIOWhere stories live. Discover now