55

222 26 0
                                    

Assalamualaikum temen temen!
Vomennya jangan lupa!
Happy Reading!

°°°•••°°°

Ena dengan berat hati menceritakan semua fakta yang diucapkan oleh Lina sebelum beliau meninggal dunia, Ena tidak sadar bahwa air matanya sudah turun dengan deras membasahi pipinya.

Angga sesekali mengelap air mata itu, tentunya dengan ekspresi datar.

"Jadi gitu, sekarang aku tinggal dirumah orang tua kandungku. Maaf aku baru cerita" Ena menatap Angga

"Hm" balas Angga seraya menghapus sisa air mata Ena.

'Kalo tau jawabannya cuma hm, nggak bakalan mau gue cerita panjang lebar kayak tadi. Dasar es kutub, untung sayang' gerutu batin Ena

"Cuma hm aja?" tanya Ena dengan cemberut

Angga hanya menaikkan sebelah alisnya, membuat Ena berdecak kesal.

"Ck, nggak peka!" kesal Ena memalingkan wajahnya

Angga hanya menggedikkan bahunya acuh, ia lebih tertarik kepada ponselnya yang terus bergetar menandakan pesan masuk.

"Pacaran aja tuh sama ponsel, ngaku sayang tapi nyuekin mulu. Dasar cowok!" sindir Ena melirik Angga sinis

"Baperan, dasar cewek" balas Angga dengan nada datarnya.

"Ish, udah ah aku pulang aja. Kamu ngeselin banget, aku nggak suka" kesal Ena

'Menstruasi' satu kata itu yang diucapkan batin Angga, dugaannya tidak akan salah.

"Nggak mau nganter? Ngaku pacar tapi nggak mau nganter pacarnya gimana sih?" sindir Ena memberi kode

"Ayo" ajak Angga berjalan lebih dulu

"Nggak usah, aku bisa sendiri kok. Aku bukan cewek manja yang haus akan belaian pacar" tolak Ena dengan bersedekap dada, Angga hanya menggedikan bahunya acuh.

"Ternyata lo kesini Ga,"
Asep. Ya sangat jelas suara itu milik Asep.

"Eh Na, lo juga disini. Kirain gue lo pulang dari rumah karna nggak nyaman, ternyata udah dapet yang lebih nyaman" sapa Caca tersenyum pada Ena.

Caca dan Asep yang kini berada dihadapan Ena dang Angga, pasangan itu tak semonoton Ena dan Angga. Caca dan Asep selalu terlihat harmonis meskipun mereka jarang sekali menghabiskan waktu berdua, mereka juga tidak pernah mempunyai masalah besar yang menyebabkan runtuhnya kepercayaan. Caca dan Asep juga selalu kompak, contohnya sekarang, keduanya menggunakan pakaian yang menurut Ena lucu.

Caca menggunakan kemeja hitam polos berbahan tipis dipadukan dengan rok berwarna putih sedikit diatas lutut. Kemeja yang dipakai sedikit dimasukkan kedalam rok, menambah kesan elegan. Jangan lupakan flatshoes hitam yang digunakan Caca.

Sedangkan Asep, ia memakai kameja putih polos dengan celana bahan panjang berwarna hitam. Bagian lengan kameja sengaja Asep lipat sebatas siku, dan bagian depan ujung kameja sengaja Asep masukkan.

"Emh iya. Ca, Sep, gue duluan ya." pamit Ena merangkul lengan Angga

"Yaelah, nggak bae berduaan. Mending berempat aja ayo, biar kayak orang orang. Double date gitu loh" saran Asep

"Emm gimana ya? Gue sih ayo ayo aja, tapi temen lo ini gimana?" Ena melirik Angga dengan ekor matanya

"Si Angga lo pikirin, tenang aja dia nggak akan nolak kok, kan ada gue." PD Asep

"Ih kebiasaan, malu maluin aja" Caca memukul pelan bahu Asep

"Sayang ih sakit, belum nikah aja udah KDRT" Asep menatap Caca memelas

A&S [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن