CHAPTER SEWELAS😈

10 0 0
                                    

Selamat Membaca Gaes!☺

"Bang, gue mau berhenti aja,"

Uhuk!

Kalimat barusan berhasil membuat Bagas tersedak oleh salivanya sendiri. Ia terlalu terkejut mendengar pernyataan tadi.

Ia menatap seseorang yang berada di depannya ini. Dengan mengerutkan dahinya, ia bertanya, "lo yakin sama keputusan lo?"

Bagas mengerti arah tujuan pembicaraan ini.

"Gue yakin, Bang. Gue udah pikirin mateng-mateng." Ucapnya mantap tanpa keraguan sedikitpun.

Bagas mengangguk mengerti. Ia menutup laptopnya kemudian menepuk bahu orang di hadapannya ini. Meskipun ia sedikit kecewa dengan keputusan itu, tapi tak dapat ia pungkiri, ia pun ingin fokus terhadap kuliahnya.

"Tapi kita nggak bisa berhenti tiba-tiba. Lo ngerti, kan, maksud gue?" Tanya Bagas.

Terdengar helaan nafas, "Gue paham, Bang. Gue akan nuntasin semua kontrak yang udah kita terima. Thank's, ya, Bang."

Bagas mengangguk sedih. Tapi.. yaudahlah.

☺☺☺

"Safina!"

Safina menghentikan langkahnya untuk menuju perpustakaan dengan setumpuk buku paket Biologi yang lumayan berat. Ia membalikkan badannya saat namanya terpanggil dengan cempreng.

"Ya?"

Cewe dengan rambut pendek sebahu itu berjongkok di depannya. Nafasnya memburu seolah tengah dikejar oleh hantu.

"Sumpah, Saf, lo budek apa gimana? Gue bilang tungguin gue. Bentar lagi gue kelar nyalinnya, eh lo malah nyelonong  aja. Hadeuh! Yaudah nih," Cewek yang bernametag Viona itu menyerahkan buku paketnya.

Safina hanya mengangguk, kemudian dagunya menunjuk tumpukan buku yang berada di tangannya. Bermaksud 'Taroh aja'.

Viona mengerti, ia pun segera menaruh ditumpukan buku itu. Tanpa sepatah kata lagi, Viona segera bergegas pergi dari sana tanpa ada niatan membantu Safina membawa buku-buku yang berjumlah 15 itu.

Ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sampai depan pintu perpustakaan, ia melepaskan alas kakinya. Kemudian menaruhnya dirak sebelah kirinya. Di meja penjaga perpustakaan, Safina menaruh sebentar buku-buku itu, kemudian ia menandatangani jurnal peminjaman buku paket.

Setelahnya, ia kearah rak tumpukan buku paket. Ia lantas segera menata kembali buku yang kelasnya pinjam.

"Permisi, Bu," Safina pamit pada penjaga perpustakaan itu. Ia pun kembali melangkah ke arah kelasnya.

Sampai di kelas, Safina membulatkan matanya menatap seseorang yang tengah duduk dibangkunya.

Ia tak salah lihat kan?

Safina mengucek pelan matanya, berharap sosok itu hanyalah ilusinya. Namun ternyata tidak. Sosok itu masih duduk disana sambil sesekali tertawa. Safina mengerjapkan beberapa kali matanya. Masih tak percaya akan kehadiran sosok itu.

STUPID GIRL✔Where stories live. Discover now