CHAPTER LIMO😂

20 3 0
                                    

Warning!

Latar tempat tidak untuk disarankan.

Be smart readers☺

Malamnya, Oxta tak dapat tidur. Jam menunjukkan pukul 12.05 WIB. Namun matanya sama sekali tak dapat diajak berkompromi. Padahal besok ia harus datang pagi-pagi untuk sempat ke rumah Bang Bagas terlebih dahulu.

Namun sepertinya ia tak bisa singgah sebentar ke rumah Bang Bagas sebelum berangkat ke sekolah.

Oxta menengadahkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya yang polos berwarna putih. Ia jadi teringat akan kejadian siang tadi. Gelisah, hatinya gelisah ketika mengingat bagaimana gadis itu menangis dengan terluka dihadapannya. Disatu sisi ia juga kesal akibat kesalahan yang dilakukan gadis itu. Tapi melihatnya menatap kecewa padanya membawa rasa kasihan tersendiri. Ditambah ucapan gadis itu yang memutuskan untuk berhenti mengagumi membuat hatinya tak terima. Seakan tak ingin melepas salah satu pengagum dirinya.

Ah! Oxta tak tahu apa yang tengah ia rasakan. Semuanya bercampur menjadi satu. Kesal, iba, kasihan, merasa bersalah semuanya menjadi satu bulatan yang tak dapat dipisahkan kembali. Bagai sebuah adonan dengan semua warna tercampur yang sangat mustahil untuk ia pisahkan warna yang satu dengan lainnya.

Oxta belum pernah merasa segalau ini. Sebab ia juga tak tahu penyebab galau dirinya itu apa atau siapa. Ia memikirkan gadis itu. Namun Oxta tak tahu siapa dan bagaimana latar belakang gadis yang sudah ia caci maki. Saat itu Oxta hanya menyalurkan rasa kesal dan amarahnya hingga tak saar jika ia telah menyakiti gadis itu.

Oxta bangun dari tidurnya. Ia mengacak rambutnya kesal. Kesal dengan semua ini. Ia melirik nakasnya, dan tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang berada diatasnya.

Jari-jari lentiknya lalu menekan tombol nomor seseorang.

"Halo."

"..."

"Clubing,"

"..."

"Oke, gua kesana sekarang."

"..."

"Maksud lo?"

"..."

"Ngapain dia disana?"

"..."

"Oke."

Oxta bergegas mengambil jaket berwarna hitamnya. Tak lupa ia menenteng kunci mobilnya.

Satu jam kemudian Oxta telah sampai di tempat yang tak seharusnya ia jajaki. Namun karena sebuah kebiasaan buruk jadilah ia sering mengunjungi tempat ini.

Oxta masuk dengan melewati pemeriksaan keamanan. Ada dua penjaga yang berada di kanan dan kiri pintu masuk. Jadi tidak sembarang orang dapat memasuki tempat ini.

Musik yang memekakkan telinga, tempat yang sangat remang-remang dengan semua orang yang berjoget dilantai dansa menjadi sebuah pemandangan yang lazim untuk tempat semacam ini. Belum lagi asap rokok dengan minuman dalam botol yang bercecer dimana-mana menambah kelengkapan si Pembuat Dosa. Tak peduli itu dilihat orang lain maupun tidak, yang ada di otak mereka hanyalah bersenang-senang.

Oxta melewati semua orang lalu dirinya berjalan menuju meja bar. Disana telah duduk sosok laki-laki berjaket navy. David Fahrezan,  Sahabatnya yang tadi belum sempat bertemu. Cowok berambut kriting itu lalu mengangkat tangannya memberi kode bahwa dia ada disana.

Disampingnya, ada sosok perempuan berwajah agak bule. Mungkin ia blasteran. Bodo amat. Oxta tidak mempedulikan itu. Oxta segera menghampiri mereka berdua.

STUPID GIRL✔Where stories live. Discover now