17. Kepulangan nya

12 3 2
                                    

Dihari minggu ini di pagi yang cerah, Alletha menemani Alvero di rumah sakit. Alvero belum diizinkan pulang, karena kondisi nya masih diperhatikan.
Alletha mendorong kursi roda yang di duduki oleh Alvero, Alletha mengajak nya jalan-jalan di halaman rumah sakit.

"Aku duduk di kursi roda kaya gini seperti ga berdaya." ucap Alvero.

"Hm maaf al, harus nya aku yang ada diposisi kamu."

"Alletha, maaf...aku ga bermaksud."

"Ngga al, emang aku kok yang salah dari awal."

"Aku bersyukur tha, bukan kamu yang diposisi ini. Aku ga mau kamu menderita."

"Tapi..."

"Alletha...udah ya." Alletha menghentikan roda kursi tersebut, dan berdiri di hadapan Alvero, ia membungkuk kan badannya sedikit.

"Kalo kamu udah keluar rumah sakit, kamu harus ajak aku ketempat yang menakjubkan."

"Kok aku yang ajak kamu?" tanya nya.

"Iya kamu."

"Kan aku yang habis keluar rumah sakit, aturan kamu yang kasih kejutan untuk ku."

"Soal kejutan sudah aku atur al, jadi setelah kamu tahu kejutan dari aku, kamu harus ajak aku ketempat yang keren itu sebagai balasan nya."

"Kamu tuh ya." Alvero pun tertawa kecil.

"Kok ketawa?"

"Gapapa, pengen aja."

"Makannya kamu cepet sembuh, biar keluar dari rumah sakit."

"Biar aku ajak kamu jalan-jalan?"

"Iya, itu juga." Alletha memamerkan sederet gigi nya.

Sejujur nya Alletha merindui keberadaan nya, ia sedih ketika Alvero masih koma. Tapi saat ini ia sudah bisa berbincang bahkan berjalan-jalan walau hanya di sekitaran rumah sakit. Tak masalah bagi Alletha, yang terpenting ia bersama Alvero.

"Selama aku koma, kamu ngapain aja al?" tanya nya.

"Hari-hari ku terasa ada yang kurang."

"Aku mengunjungi rumah pohon mu, aku mengunjungi Kevin, lalu aku mengunjungi mu, aku juga ga lupa kuliah." Lanjutnya.

"Kamu minta apa sama tuhan disaat aku koma?"

"Aku minta buat kembaliin kamu."

"Alletha, selama aku memejamkan mata aku, aku cuma bisa mendengar suara kamu."

"Kamu denger suara ku?"

"Iya tapi aku ga inget."

"Kamu mimpi apa sih? Sampe berhari-hari ga mau bangun?"

"Gelap tha."

"Maksud mu?"

"Aku cuma bisa lihat kegelapan, untung aku yang lihat. Coba kalo kamu tha pasti kamu takut."

"Kok kamu ga takut?"

"Aku? Ya karena aku pemberani." Lalu lelaki itu tertawa kecil.

Tak lama pun mereka kembali ke ruang kamar Alvero. Hanya Alletha yang menjaga nya, karena orang tua Alvero hari ini tak bisa menemani nya.
Alletha membetulkan posisi Alvero diatas ranjang rumah sakit.
Alvero hanya tersenyum-senyum melihat wanita yang ada dihadapan nya itu.

"Tha?"

"Hm?" respond nya.

"Makasih ya."

If I See YouWhere stories live. Discover now