2. Berubah

34 5 2
                                    

"Rasa nya ditinggal oleh orang yang disayang itu benar-benar sakit. Mungkin sebagian orang tak mampu untuk membuka lembaran baru."

×××××××××

3 bulan kemudian...

"Tha, ayo dong ikut kita...lo jangan begini terus dong tha, lu tuh berubah tau ga?" ucap Maura sahabat Alletha.

"Tha, gua tau rasa nya tha kehilangan, gua juga kehilangan sobat gue Kevin, gua juga sedih tha, tapi lu harus buka lembaran baru ,lu harus ikhlasin dia." ucap Devano Sahabat Alletha.

Alletha, Kevin, Maura, dan Devano memang sejak SMA mereka bersahabatan, mereka satu universitas tetapi berbeda jurusan atau fakultas.

Devano sahabat Alletha sejak kelas 11 SMA, tinggi, tampan, putih, dan dewasa.

Maura sahabat Alletha Sejak kelas 10 SMA, cantik, dewasa, pendek, wajah nya seperti arab.

"Tha, udah 3 bulan lu kaya gini, gua sedih liat sikap lu yang terus-terusan begini." lanjut Maura.

"Tha, kalo lu begini terus, Kevin juga bakalan sedih liat lu tha." lanjut Devano.

Ia hanya terdiam, bosan mendengar ucapan mereka setiap hari.

"Tha...ber...baha...gia..lah...jang...an...na...ngis..."

Alletha mengingat ucapan terakhir dari Kevin setelah tertabrak. Dia kembali menangis.

"Tha? Ya allah tha kok malah nangis, tha jangan nangis." Maura memeluk Alletha, tetapi ia menangis menjadi-jadi sedangkan Devano hanya melihat nya pun ikut sedih.

"Tha, ayo kita buka lembaran baru tanpa Kevin." ucap Devano.

"Ga...ga bisa!!" ucap Alletha.

"Tha?! Mau sampe kapan lo kaya gini hah?!" bentak Devano.

"Dev? Jangan bentak Alletha."

"Maaf tha, tapi tha lo harus ikhlas."

"Gue coba dev buat ikhlas, tapi gua ga bisa tanpa Kevin." lanjut Alletha.

"Tha, liat sekeliling lu tha... Orang tua lo, gue, Maura, terus temen lu yang lainnya juga ikut ngerasa kehilangan lo tha, karena sikap lo yang begini terus." ucap Devano.

"Iya tha, dev bener... Kita bantu lo kok tha."

"Vin? Aku selalu berharap kalo aku bisa temuin kamu lagi, aku juga mau mimpiin kamu tanpa aku bangun pun." batin Alletha.

Alletha melihat kedua sahabat nya lalu tersenyum, walau masih tersisa tetesan air mata nya.

Alletha memang merasa kalau ia telah berubah, Alletha yang sekarang bukan dia yang dahulu. Bukan Alletha yang selalu tersenyum, bukan Alletha yang ramah dengan orang lain. Dia yang sekarang adalah Alletha yang selalu merenung, selalu menyendiri, enggan untuk berbicara dengan orang lain.

"Yaudah tha, gue mau ke perpus lo mau ikut?" tanya Maura.

"Ngga deh ra."

"Terus mau ikut gue ga?" tanya Devano.

"Kemana?"

"Kantin."

"Gue ikut." jawab Alletha.

"Yeu...giliran soal makanan aja lo gercep tha." sindir Maura.

Lalu Alletha menyengir ke arah Maura.

"Nah gitu dong, gigi nya keliatan. kan manis." ucap Maura.

"Yaudah gue ikut dev ya ra, gue laper." Alletha.

"Yaudah, gue duluan ya."

"Iya ra." jawab Alletha dan Devano.

Maura meninggalkan kedua sahabat nya.
Sedangkan Alletha dan Devano berjalan menuju ke arah kantin.

"Duh, rambut gue kok jadi acak-acak'an sih ah." ucap Alletha.

"Yakan tadi lo peluk-pelukan sama Maura, terus ga ajak-ajak gue lagi pelukannya." ucap Devano.

"Yee bambang...Emang nya Teletubbies apa berpelukan di kampus, malu lah dodol."

"Yaelah tha..."

Alletha membenarkan rambut nya yang acak-acakan sambil berjalan menuju kantin.

Dugh...

"Aww..." rintih Alletha

"Eh sorry...sorry...ga sengaja gue."

Alletha mengangkat kepala nya ke atas melihat dengan jelas siapa yang ia tabraki.

"Kev...kevin..." ucap Alletha.

"Sorry, gue bukan Kevin." ucap laki-laki itu.

"Tha?" tanya Devano.

"Btw sorry ya." lagi-lagi lelaki itu mengucapkan permintaan maaf, tetapi Alletha hanya terdiam melihat laki-laki yang ada dihadapannya.

"Iya bro, santai aja...temen gue emang suka meleng." ucap Devano.

Lelaki itu mengangguk dan melihat Alletha dengan senyuman, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tha? mirip Kevin ya."

"Dev, itu kevin dev."

"Tha, sadar tha sadar...itu bukan Kevin tha."

"Dev..." lagi-lagi Alletha menangis, dan Devano memeluk nya. Tak tega melihat sahabat nya menjadi seorang yang selalu menangis.

"Tha, ayo sadar, jangan jadi cengeng... Janji sama gue lu harus kaya dulu lagi."

Alletha menghapus air mata nya dan berhenti menangis, Devano membawa nya ke kantin dan memberi nya minuman.

×××××××

If I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang