9. Antara kaca dan diri nya

19 5 0
                                    

Alletha hanya melihat papan nisan didepan nya, melihat nya dengan sendu.
Ia membacakan beberapa surat untuk mengirimkan do'a. Menaru setangkai bunga di atas tanah yang sedikit menggunung.

"Vin? Aku disini..."

"Aku kangen kamu vin...sangat." lanjut nya.

"Beberapa hari ini aku ga mimpiin kamu, aku padahal berharap setiap hari bisa bertemu kamu walaupun cuma lewat mimpi vin."

"Kamu udah tenang ya disana?"

"Vin, aku belum bisa buka hati aku ke orang lain, kenapa kamu izinin aku buat buka hati?"

"Aku sendiri pun belum bisa kasih izin buat buka hati."

"Vin, kamu minta apa sama tuhan? Kamu minta kirimin orang yang hanya mirip dengan mu ya?"

"Aku kan minta sama tuhan tuh cuma kamu, bukan orang lain." lanjut nya.

.....

Hening tak ada suara jawaban, melainkan hanya suara burung yang menjawab nya.

"Aku pun tahu kamu ga bisa jawab pertanyaan aku, gapapa kok. Kevin? Aku pamit ya... Jangan lupa mampir ke mimpi aku." ucap terakhir nya.

Alletha pun meninggalkan makam Kevin dan segera bergegas pergi menuju kampusnya.

"Alletha..." Maura.

"Kok tumben baru dateng tha?" tanya Devano.

"Abis nemuin Kevin." jawab nya.

"Gue kira lo ga ada kelas hari ini." ucap Maura.

"Lho elo ga ada kelas emang ra?"

"Gue tadi ada kelas jam 8 tapi udah selesai."

"Terus lo mau kemana sekarang?" tanya Alletha.

"Ya pasti pulang lah." ucap Devano.

"Lho, elo udah selesai kelas juga?"

"Gue satu matkul lagi tha, sebentar lagi juga masuk kok." ucap Devano.

"Yah, ntar gue sendirian dong."

"Ya lo kan emang suka sendirian, tumben amat."

"Hmm...yaudah yaudah deh, gue ke kelas dulu." Alletha dan Devano pun masuk ke dalam kelasnya, sedangkan Maura kembali untuk pulang.

Alletha hari ini mempelajari 3 mata kuliah nya, 2 mata kuliah sudah lewat, dan saat ini ia masih menunggu 1 mata kuliah lagi, dosen mata kuliah yang paling membosankan. Dia menunggu detik-detik mata kuliah itu selesai, dan akhir nya mata kuliah hari ini pun selesai.
Dengan lega nya ia berjalan seorang diri menuruni anak tangga, kembali seperti biasa nya wanita cantik itu terlihat tak semangat, tak ada gairah nya.

Alletha duduk di kursi koridor, ia membuka tas nya, mencari ponsel nya berada. Ia meraba-raba tas nya itu dan mendapatkan ponsel nya.

Ia tak memakai jam tangan, seperti biasa nya ia melihat jam di ponsel nya itu sudah pukul 15.00 sore.
Ia memejamkan mata nya sebentar, menundukkan sedikit kepala nya itu.
Seperti ada yang menempel kan sesuatu di pipi mungil nya, yang terasa dingin.

Alletha membuka mata nya, dan melihat apa yang ada di pipi nya itu, ternyata ada seseorang yang menempelkan sebuah minuman botol dingin di pipi nya, ia menatap dari arah botol itu lalu menuju ke arah lelaki dihadapan nya. Kalian bisa tau kan siapa lelaki itu (?)
Ya, lelaki itu adalah Alvero Andhyrama, lelaki yang akhir-akhir ini selalu muncul dihadapan nya.

If I See You (Completed✅) Where stories live. Discover now