4. Pengganggu (?)

29 4 1
                                    

"Mah? Alletha berangkat dulu ya mah."

"Iya sayang, kalo udah selesai kelas langsung pulang ya, kalo mau pergi kemana-mana izin ke mamah."

"Siap mah."

Alletha mempunyai seorang ibu yang bernama Maya, ia hanya mempunyai ibu dan seorang kakak laki-laki yang sudah menikah, ayah nya meninggalkan Alletha dan keluarga terlebih dahulu, ia kehilangan papah nya sejak ia duduk di bangku SMA.

Alletha sudah merasakan dua kali kehilangan orang yang ia cinta, ia berharap agar tuhan tak mengambil orang yang disayangi nya lagi, tak sanggup rasanya kehilangan orang yang ia sayanginya.

Alletha saat ini sudah berada dikampus, ia mencari kedua sahabat nya yang entah berada dimana.

Alletha membuka ponsel nya dan mencari sebuah kontak dan berniat untuk mengirim pesan.

Alletha : "Woe dimana?"

Maura : "Sini, taman depan kampus."

Alletha dengan segera menuju taman depan kampus nya itu, berniat untuk menghampiri kedua sahabatnya.

Ia berjalan dengan cepat, sudah berada di taman depan kampus nya, ia belum menemukan kedua sahabat nya. Mata nya tertuju ke arah Alvero lelaki yang baru ia kenal. Ia sedang mengobrol dengan teman-teman nya, lalu ia sesekali tertawa. Langkah Alletha berhenti, ia melihat dan memperhatikan nya, tak pernah Alletha sadar atas tingkah nya, ia selalu tersenyum jika melihat Alvero dari jarak yang cukup jauh dari nya.

"Kevin..." gumam Alletha.

"Tha?" Devano mengagetkan lamunan nya.

"Tha, lo ngapain diri diem disini? Liat siapa?" tanya Maura.

"Kevin..." tak sadarkan diri Alletha menyebutkan kekasih nya yang telah tiada.

"Tha? Kevin kan udah tenang disana, yuk sadar jangan kebiasaan kaya gini." ucap Maura.

"Tha itu bukan Kevin." Devano.

"Yaallah gue kenapa sih?" akhir nya Alletha sadar.

"Udah ya, itu bukan Kevin."

"Iya iya."

Alletha dan kedua sahabat nya duduk di taman depan kampus, ia yang sibuk membuat gambar sedangkan kedua temannya sibuk membaca buku.

Alletha sedang berfikir keras untuk gambar nya itu, ia berhenti sebentar, ia melihat sekelilingnya. Lagi-lagi tertangkap dengan jelas, matanya tertuju ke arah Alvero yang sedang memegang sebuah kertas dan pensil nya.

"Alvero..." gumam nya, lalu lagi-lagi Alletha tersenyum. Tak sadar salah satu sahabat nya peka terhadap tingkahnya.

"Tha? Ada apa?" tanya Devano.

"Gapapa kok."

"Jangan diliatin terus, nanti naksir lagi."

"Ngga dih."

"Alletha, kan udah kita bilang gapapa kali kalo lo suka sama orang lain, itu nama nya lo berarti berhasil buka lembaran baru." Maura.

"Tapi kalo belum siap gapapa tha, pelan-pelan dulu." Devano.

"Iya thanks ya." Lagi-lagi ia melihat Alvero yang sedang menggambar sesuatu, ia melihat nya dengan jelas karena tak begitu jauh jarak nya. Alletha merasa tenang ketika melihat Alvero, walau hanya dari jarak jauh pun.

If I See YouWhere stories live. Discover now