#38.tangisan

2.1K 77 0
                                    

Aulia menatap langit yang mulai terbenam ,dalam benak aulia sedih mendengar penuturan dokter talita mengenai kandungannya membuatnya sedih,tetapi lagi-lagi aulia mengingat allah bahwa sesuatu itu sudah kehendak allah.

Aku menatap langit yang tampak indah,dalam hatiku rasanya aku sudah mulai merasa lebih baik seketika mas arga selalu membuatku tenang,dia selalu ada untuku entahlah sampai kapanpun aku tetap akan selalu didekatnya.

"Ada apa denganmu? hm?,kau melamun sedari tadi apa kau tidak lelah berdiri disini menatap langit?"tanya arga lembut memeluk aulia dari belakang,dengan lembut arga mengheratkan pelukannya.

Aku masih merasakan pelukan yang dia berikan,rasanya nyaman dan tenang dengan lembut aku berbalik badan menatapnya yang seketika cemberut karna aku melepaskan pelukanya.

"Maafkan aku mas,maafkan aulia karna tidak bisa melahirkan secara normal"ucapku mengengam tanganya"aku sungguh minta maaf kepadamu,..."lirihku mencium kedua tangan mas arga.

Arga terkejut dengan  perlakuan aulia,untuk apa dia meminta maaf,bagiku tidak masalah asalkan dia selamat itu sudah cukup.

"Apa maksudmu? Aulia aku  tidak mempersalahkan aulia melahirkan normal atau tidak,yang terpenting aulia bisa melahirkan anak kita dengan selamat.itu sudah cukup bagiku,"ucap arga lembut menggengam erat kedua tanganku"mas sungguh tidak masalah,mas mohon jangan pikirkan perkataan dokter talita, kau ingat talita bilang kepadamu jangan terlalu stres itu sangat berpengaruh bagi kandungan,jadi mas minta sama aulia untuk tidak memikirkan hal itu,mengerti?"ucapnya.

aku menganguk,dengan herat aku membawa mas arga kedalam pelukanku"aku mencintaimu karna allah mas,karna allah aku menjadi kuat dan tegar dalam melewati ujiannya,aku bersyukur mas allah masih mempersatukan kita,kelak nanti aku menjadi ibu,aku akan mendidiknya seperti ibu mendidiku mas,"lirihku memeluk herat tubuh arga.

Arga tersenyum hangat mendengar penuturan aulia,dengan lembut arga membalas pelukan aulia herat,hembusan angin pun menerpa kami dalam kesejukan.

Author's POV

Aku menatapnya dari kejauhan,merasakan ada sesuatu yang membuat hatiku menjadi kacau,tidak tenang,dan khawatir juga takut kehilanganya.

Aku masih menatapnya dari kejauhan yang tak bisa kucapai,aku sangat ingin mendekatinya tetapi sangat sulit meraihnya,tubuhku seketika beku tak bisa kugerakin, hatiku terasa sakit merasakan apa yang kulihat,hatiku tersenyuh lemas melihat dimana aku sangat merasakan sakit.

Aku terlemas duduk tak berdaya melihatnya yang terhempas jauh dari serempetan mobil,aku membangunkan tubuhku seberusaha mungkiin aku membangunkan tubuhku tetapi lagi-lagi terjatuh lemas, aku menangis sendu melihatnya yang  tak bisa kuraih.aku berdoa menatap langit meminta kepada sang rabb membantuku untuk berdiri dan mendekatiinya.

Aku berlari kencang menujunya yang tertidur lemas terurai darah yang bercucuran,aku meraih kepalanya untuk duduk dipangkuanku,dengan kuat aku tak meneteskan air mata dihadapanya dengan usahaku menahan sesak didadaku.

"Mas bangun!!! Kumohon bangunlah..."tangisku sesak memegang wajahnya yang dibasahi darah segar"mas bangunlah kumohon...,tatap mataku kumohon kepadamu tatap mataku,  bangunlah jangan seperti ini!!!"teriaku menagis sendu menyentuh wajanya.

"Mas!kumohon...jangan tinggalkan aku,aku tak bisa hidup sendiri.kumohon buka matamu untuk saat ini jangan membuatku takut..."lirihku mengdekap tubuhnya.

"Sayang..."lirih arga menatap aulia sendu dengan perlahan tanganya menyentuh wajahku lembut,"jangan menangis hapus air matamu.jangan menangis kumohon..."ucapnya lirih menatapku sendu sembari tersenyum lembut.

"Aku akan menangis jika kau menutup matamu,kumohon jangan menutup matamu jangan lakukan itu kepadaku..."tangisku menyentuh wajahnya lembut,"kumohon jangan tinggalkan aku...aku tidak bisa ..."lirihku memeluknya.

NIKMATNYA PACARAN SETELAH MENIKAH(COMPLATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang