#15.kecewa

5.1K 139 3
                                    

"Mas"lirih aulia terbangun

"Sayang,alhamdulliah "syukur arga tersenyum sembari mencium kening aulia

"Kenapa?kenapa mas gak pernah jujur soal ibu?
Kenapa mas gak cerita sama aulia tentang penyakit ibu,kenapa mas..kenapa?"lirih aulia meneteskan kedua air matanya yang kini kembali menatap arga

"Sayang,kamu belum makan!mas ambilkan nasi ya kita makan dulu!!!"potong arga berdiri meninggal aulia yang kini aulia menahan tangan arga

"Aku gak mau makan!aulia mau mas jujur kenapa mas berbohong,setega itukah mas terhadap aulia kaaalau aulia tau yang sebenarnya aulia ga--"ucap aulia meninggikan nada suaranya yang kini di potong arga

"Semua sudah takdir allah,segala sesutu sudah allah tetapkan!mas gak mau bahas masalah yang sudah berlalu,sekarang mas mau auli ikhlas atas kepergian ibu,bukan menajadi seperti ini!!"ucap arga dingin engan menatap aulia

"AULIA BERHAK TAU TENTANG SEMUANYA MAS!!!"gentak aulia kepada arga

"AULIA!!!kalau kamu tau sebenarnya latas apa yang kamu lakukan untuk ibu?masalah kita aja sudah menjadi  beban bagi ibu dan diri kita,apalagi kamu tau tentang  penyakit ibu yang kini ibu sendiri gak mau kasih beban terhadap kamu,mengertilah mas mohon !ikhlaskanlah karna ini yang ibu mau"ucap arga berusaha menurunkan dana suara agar tidak kembali membentak aulia,arga sadar kalau aulia keadaan tidak membaik mau tidak mau arga harus menurunkan dana suara dan berusaha sabar atas semua masalah yang kini menimpahnya

"mas gak mau bahas soal ini,biarkan yang berlalu biarlah berlalu.sekarang ibu hanya butuh doa dari seorang anaknya bukan ini?bukan pentengkaran antara kita!mas mau aulia mengerti ?mas mau aulia  mengikhlaskan bukan menjadi sepertini"ujar arga

"Mas gak  merasakan apa yang aulia rasakan!!!mas gak paham tentang persaan aulia,kalau mas paham perasaan  aulia  mas gak akan menyembunyikan kebohongan ,karna semuanya itu sangat sangatlah menyakitkan bagi aulia"ucap aulia menekan perkataan berusaha tidak menguarkan air mata

"Mas  gak mengerti  jalan pikiran kamu?apa yang kamu pikirkan hanyal hanyalah penyesalan,apa kamu berfikir begitu keras ibu menaha rasa sakit,begitu keras ibu menyembunyikan semua agar kamu gak tau soal penyakit ibu!agar ibu yang merasakan dan allah lah yang menguatkan,mas harus apa?ketika ibu memohon kepada mas untuk tidak memberi taukan tentang penyakit ibu,begitu memohonya sampai ibu menangis dihadapan mas!!!apa mas bisa menolak semuanya?apa mas akan mengikari janji kepada ibu,mas gak ngerti  jalan pikiran kamu"ucap arga dingin menatap lekat aulia

"Itu sama aja mas egois!!!itu sama aja mas egois "ucap aulia menekan perkataanya kepada arga

"Egois?kamu bilang egois,yang disini egois adalah kamu!!!ibu itu membutuhkan doa,ibu itu membutuhkan keikhlasan kamu,ibu hanya mengikirkan kebahagian kamu,ibu hanya memikirkan kamu!!!kamu bilang mas egois karna tidak menceritakan tentang hal ini?kamu gak ngerti ,karna kamu hanya ingin dimengerti"ucap dingin arga meninggal aulia dalam keadaan diam

Aulia pun hanya menatap kejauhan arga yang kini menghentakkan kaki meninggalkan ruangan,aulia
Pun hanya bisa terdiam.bertanya kepada dirinya
Kenapa?kenapa dia begitu marah atas semuanya
Bukan ini yang ibu inginkan tapi keiklhasan tetapi nafsu telah mengalahkan aulia,kini aulia hanya terdiam menyalahkan diri sendiri tak seharusnya dia berkata yang menyakitkan kepada arga tak seharunya dia membuat arga kecewa

Entah begitu penyesalan aulia alami sehingga sulit sekali untuk mengikhlaskan,begitu sayang aulia kepada ibu sehingga dia pun hanya  menyalahkan dirinya sendiri.

"Ya allah ,ya rabb aku mohon kuatkanlah aku..
Ya rabb aku tak berdaya kini hatiku hancur,tubuhku lemas tak berdaya,ku mohon kuatkanlah aku .agar aku tak jatuh dalam penyesalan ikhlaskanlah hatiku untuk menerima kenyaataan .maafkanlah segala dosaku yang telah menzolimi diri sendiri ,kuatkan lah aku ya rabb aku..lemah ..sangalah lemah.."ucap aulia menangis dala diam yang kini menangis dalam keadaan tertekaan

NIKMATNYA PACARAN SETELAH MENIKAH(COMPLATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang