Oh, no!

1.4K 301 32
                                    

Pancaran kecemasan sinar mentari yang  menembus jendela, jatuh merayap di wajah cantik Yeji, seenaknya mendistraksi tidur nyenyak si gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pancaran kecemasan sinar mentari yang  menembus jendela, jatuh merayap di wajah cantik Yeji, seenaknya mendistraksi tidur nyenyak si gadis.

Kelopak mata Yeji terbuka seiring kesadaran perlahan kembali. Ia menyerngit merasakan kilat silau matahari yang menusuk indra penglihatan. Ada beberapa kali dia mengedipkan netra untuk beradaptasi dengan kondisi penerangan.

Yeji bangkit duduk dan meregangkan seluruh tubuh. Matanya memicing menyadari interior familiar di sekelilingnya.  Alisnya bertaut, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. 

Cepat-cepat ia periksa keadaan tubuhnya. Oh, syukurlah dia masih memakai pakaian lengkap, persis seperti apa yang dia pakai kemarin malam.

Daripada pusing-pusing memikirkan misteri yang sekarang memenuhi kepala, Yeji memilih turun menemui orang rumah untuk mengkonfirmasi kejadian sebenarnya.

"Ayah, Ibu!" seru Yeji sesegera mungkin setelah menuruni tangga.

"Ada apa sih? Pagi-pagi sudah buat keributan,"protes Ayah Hwang sambil meletakkan cangkir teh yang baru diminum ke meja. Ternyata kedua orang tua Yeji sedang sarapan di ruang makan yang menyatu dengan dapur.

 "Sorry, Yah. Aku cuman binggung kok bangun-bangun uda di rumah," responnya dalam intonasi heran.

"Menurutmu?"

Ada nada sinis bersarang dalam pertanyaan sang ayah. Yeji menghela napas. Demi Tuhan, hal terakhir yang ia ingin dengarkan sekarang ialah wejangan berbalut kemarahan dari orang tua.

"Aku benar-benar gak tahu, Yah."

Mendengar pengakuan jujur Yeji, ayahnya berdecak jengkel sambil geleng-geleng kepala. "Kau ini benar-benar.... "

"Ayah... jawab aja deh, jangan berbelit-belit, " pinta Yeji dengan bibir memberengut. Ayah Yeji ini punya hobi membuat segala sesuatu jadi lebih complicated.

"Kau tidur seperti kerbau pingsan. Jeno terpaksa mengantarkanmu sampai kemari."

Mendegar nama Jeno disebut, rona muka Yeji sontak merah padam. Matanya membelalak kaget. Dalam keterperanjatan dia membatin,  Ya, Tuhan! jadi yang kemarin itu bukan mimpi.

Semalam dia memang bermimpi berbincang-bincang dengan Jeno dalam mobil sebelum akhirnya jatuh tertidur. Yeji tidak menyangka realita yang ada ternyata tidak beda jauh dengan bunga ilusi. Perempuan lain mungkin berbahagia bila berada di posisinya. Namun, Yeji justru merasa malu karena dia  jatuh tertidur di depan bos sendiri. Apa kata Jeno nanti? Diperkerjakan untuk membantu, malah merepotkan.

Kekhawatiran Yeji belum usai sampai sini. Satu kesadaran berdering kencang di kepala sang dara.

"Yah, Jeno nganter cuman sampai teras doang 'kan? Selanjutnya Yeji diangkut ayah  kan?" tanya Yeji sebelum menggigit bawah bibir dengan frustasi

Sang Ibu tersenyum rikuh melihat anaknya menyerang suami dengan pertanyaan bertubi-tubi. Sementara itu Ayah Hwang tidak bisa menahan untuk tidak terkikik geli. Lalu dengan enteng dia mengatakan sesuatu yang membuat dunia Yeji jungkir balik.

"Ya, tentu saja Jeno. Bisa encok Ayah kalau ngangkut kamu."

Rahang Yeji turun dan mata sipit gadis bersurai legam itu melotot nyaris keluar.

Ia pun memekik dramatis. "TIDAK!"

A/n : 2 episode lagi (excluded bonus)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n : 2 episode lagi (excluded bonus). Apa ada yang mau ditanyain ke  :

✅Yeji

✅Jeno

✅Huening Kai

✅ Beomgyu

✅ Taehyung

✅ Ryujin

✅ Mark/Chaeyoung

✅Jaemin/Lia

✅Yuna/Jisung

✅Bongshik

✅Haechan

✅Yang nulis (GR aja gak ada yang mau nanyain lo, Kay)

Barista  (Yeji&Jeno) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang