See You when i see you

1.5K 336 40
                                    

Hyunjin disemayamkan di area Gwangju--tempat di mana orang tuanya berasal

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Hyunjin disemayamkan di area Gwangju--tempat di mana orang tuanya berasal. Jarak antara Seoul dan Gwangju cukup jauh. Kira-kira butuh waktu satu sampai dua jam lebih untuk menuju ke sana. Itu belum termasuk perjalanan ke bus menuju ke kompleks pemakaman. Jadi, tidak heran Yeji butuh izin seharian untuk mengunjungi Hyunjin.

Sebenarnya ada alternatif lain yang bisa ditempuh untuk meringkas waktu: naik pesawat. Cuman apa harga tiket kendaraan transportasi udara itu tidak tergapai oleh kantung Yeji. Mau minta ke orang tua, bisa-bisa terjadi civil war jilid dua. Jadilah Yeji stuck dengan pilihan jalur darat.

It's okay. Yeji menyukai berjalan-jalan melalui kereta dan juga bus. Biasanya dia akan memilih duduk di tepi jendela. Alasannya, apalagi kalau bukan  dia bisa menikmati pemandangan indah dan hembusan angin selama perjalanan.

☕☕☕


Perlahan, kaki jenjang Yeji menapaki tanah berumput yang berembun. Semilir angin musim gugur menggigit kulit, membuat gadis itu mengeratkan jaket tebal biru yang dipakai.

Tangan kanan Yeji mengenggam  sebuket  carnation  putih  yang dia baru beli dari tokoh sekitar. Semasa hidup, Hyunjin menyukai kembang putih ini. Menurut Yeji makna dibalik bunga ini juga pernah mewakilkan isi perasaannya. Carnation putih melambangkan cinta dan persahabatan.

Dengan perasaan tenang, Yeji mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sudut bibirnya terangkat ketika ia menemukan nisan Hyunjin. Matanya mulai berkaca-kaca, senada dengan air mukanya yang mulai terlihat sendu. Meskipun  secara kontras, ada  senyum lebar yang terpatri manis di wajah.

Yeji segera berlutut begitu sampai di kuburan Hyunjin. Dengan penuh perasaan ia menyeka debu di batu nisan sebelum meletakkan karangan bunga di atas sana.

"Hallo, apa kabar? Baik-baik saja kan? Bagaimana rasanya tinggal di surga?"

Tentu saja obrolan Yeji tidak berbuah jawaban. Namun, sang dara berpura-pura menganggap desiran banyu sebagai tanggapan dari Hyunjin yang sudah berbeda dimensi.

"Hyunjinnie,  Sebentar lagi aku akan menginjak usia kepala dua. Sebentar lagi aku akan lulus kuliah dan kemudian bekerja. Kedengarannya keren 'kan?"

Yeji menengadahkan kepala ke langit. Langit masih tampak cerah dengan mentari bersinar hangat. Di atas sana tampak berbeda sekali dengan suasana batin Yeji yang mendung berawan. Si mata kucing mengkerkah bawah bibir kuat-kuat, menahan laju desak bulir air mata yang terancam jatuh.

Tidak, Yeji tidak boleh menangis sesuai janji yang terucap tahun lalu. Periode ini dia tidak akan mengunjungi Hyunjin dengan tampang sebab dan mata bengkak. Sang hawa menarik napas dalam-dalam seraya meremas kemeja yang dipakai. Dalam hati ia menghitung satu sampai sepuluh berulang kali sampai gelombang emosinya kembali mereda.

"Ngomong-ngomong soal kerja, Hyunjinnie, sekarang aku sedang menjadi barista part-time. Kau pasti tidak percaya bukan?"

Yeji terkekeh geli. Mungkin bila ada orang lain yang memperhatikannya, Yeji akan di sangka gila. Mana ada orang normal tertawa dan berbicara sendiri di samping nisan. 

Well, Yeji tidak peduli. Terbukti dengan keadaan lebih relaks, dia kembali berucap, "Awalnya aku juga tidak percaya. Masak gadis yang benci kopi justru jadi barista di coffe shop. Eh, tapi lama-lama aku jadi terbiasa. Terkadang ada hari yang tidak menyenangkan. Namun, kebanyakan terasa fun. Ada beberapa pengunjung yang meninggalkan sesuatu yang berbeda, membuatku belajar soal hidup. Ya ampun, aku kebanyakan ngomong ya? Mungkin kalau kau di sini, kau tak akan segan meledekku bawel."

Yeji menipiskan bibir sekilas. Air mukanya tidak senelangsa tadi. Bercerita banyak  hal di depan nisan Hyunjin rupanya sanggup mengalirkan kelegaan di dadanya.

"Oh iya, Bos di sana juga baik. Tadinya Aku sebal padanya karena Ayah kerap membanding-bandingkan. Padahal kalau dipikir-pikir itu bukan salahnya. Dia orang yang baik dan pemurah. Selain itu wajahnya juga tampan seperti Hallyu Star. Hmm... aku jadi penasaran bagaimana reaksimu kalau kau melihat dirinya. Apa kau akan menggodaku dan menjodoh-jodohkan kami?Atau kau akan bilang kalau kau jauh lebih tampan darinya sambil memberengut?"

Yeji tidak tahan untuk tertawa lagi. "Oke, aku cuman bercanda. Kau tidak pernah sok ganteng jadi tidak mungkin kau akan mengucapkan kalimat terakhir. Iya 'kan? 

Yeji menatap jam hitam yang melekat di pergelangan. Saatnya dia untuk pamit bila tidak mau kesorean. Dia terdiam untuk beberapa sekon sebelum melanjutkan, "Hyunjinnie, baik-baik di sana ya. Aku juga akan melanjutkan hidup penuh semangat. Tenang saja, aku akan mengunjungimu rutin setiap tahun. Doakan saja tahun depan aku tidak pergi sendirian menengokmu. Oke? See you when i see you!" 

Yeji mendesau lega kemudian bibirnya bergerak melukis senyum lebar. Senyum yang membentuk sepasang eye smile yang Hyunjin suka. Kali ini Yeji akan berhasil melaksanakan misinya. Pulang  dengan hati lapang, melanjutkan hidup tanpa kembali meratapi kepergian Hyunjin atau mempertanyakan takdir. 

Apa pun yang terjadi, Hyunjin akan selalu punya tempat khusus di hati Yeji. Namun, Yeji tidak memungkiri mulai ada sosok lain yang memenuhi isi kepala Yeji dengan senyum dan kebaikannya. Perlahan seseorang  mulai berkemah dalam kalbu dan berlarian di imaji seorang Yeji. Awalnya Yeji tidak percaya, tetapi semakin membantah, semakin dalam ia terperosok pada sosok pecinta kopi dan kucing  yang sepasang bola matanya membentuk sabit bila sedang tersenyum

☕☕☕

THANKS for Reading. Karena belakangan ini fokus lebih ke Yeji. Insya Allah besok bakal fokus dari sudut pandang Jeno. Bakal ada anak nct dream dan itzy juga yang jadi guest. Ayo tebak siapa? 😁😁

Barista  (Yeji&Jeno) ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora