Goodnight

1.4K 307 16
                                    

🎶 Disarankan membaca ini sambil mendengar some (soyou feat jugigo)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🎶 Disarankan membaca ini sambil mendengar some (soyou feat jugigo). Ada di playlist Barista di Spotify 😊

☕☕☕

Keadaan Remi tampak lebih berantakan dari biasanya. Piring-piring dan gelas-gelas kotor berceceran di meja yang tampak berdebu. Confetti berhamburan di lantai. Tempat sampah penuh menumpuk dengan kemasan plastik.

Ini semua karena seharian ini Remi disewa untuk keperluan perayaan ulang tahun kenalan Jeno. Bayaran yang Jeno terima cukup besar memang. Akan tetapi melihat "bonus" sampah menggunung, sepertinya Jeno harus meninjau ulang bila ada yang memberikan tawaran serupa lagi.

Butuh kira-kira hampir dua jam untuk  mengembalikan Remi seperti keadaan semula. Itu pun Yeji dan Kai masih sibuk mengepel lantai. Sementara Jeno dan lain masih berkutat di dapur untuk menata ulang dan mempersiapkan bahan-bahan untuk besok.

Yeji menyeka bulir keringat di pelipis dengan punggung tangan kanan. Tangan kirinya masih memegang tongkat pel. Sedari tadi kerjanya belum selesai juga. Padahal hela napasnya sudah terputus-putus. 

"Urgghh," keluh Yeji tiba-tiba. Mukanya sudah meringis kesakitan. Lengannya kini berpindah memijat-mijat area pinggang yang diserang nyeri mendadak. Begini efek samping punya badan cukup tinggi. Yeji terpaksa sering membongkokkan tubuh saat membersihkan ubin. Melakukan semua hal itu dalam durasi lama, Yeji fix terkena encok. Ironis memang, mengingat usianya masih mudah. Duh!

Dengan langkah tertatih-tatih ia berjalan ke area tengah, mengerang tertahan saat berhasil menempatkan bokong di sofa.  Yeji berniat duduk untuk sementara sampai linu yang melilit sekujur tulang lenyap.

Sayangnya kenyataan seringkali menyimpang dari realita. Pendingin ruangan di Remi yang di-set up  maksimal menyebabkan kelopak mata Yeji terasa berat. 

Perlahan, rasa kantuk mulai mendominasi, merobohkan raga Yeji yang  sedang kurang fit. Netranya terpejam bersamaan dengan kesadaran yang menyublim. Tidak lama kemudian dengkuran halus mengudara dari bibir sang dara.

***

"Yah, Kak Yeji malah enak-enakan ketiduran di sofa," gerutu Kai seraya berkacak pinggang.

Celetukan nyaring Kai mengusik atensi Jeno yang awalnya tertuju pada cash machine.

"Ada apa, Kai? Kok ribut sendiri," ujar Jeno menghampiri. Langkah panjang dari tungkai jenjang membuat Jeno sampai ke tempat Kai berdiri dengan cepat.

Kai menunjuk ke arah sofa cokelat dimana Yeji terlelap dalm posisi duduk. 

"Apa bangunin aja ya, Bos?" tanya Kai ragu.

Jeno spontan menggeleng. "Jangan! Kasian dia kelihatannya capek banget. Biar saya  telepon papanya supaya dijemput."

Mendapatkan intruksi dari Jeno, Kai cuma manggut-manggut pasrah. Dia menjatuhkan diri di cushion  sebelah Yeji. Tatapannya tertuju pada sang bos yang kini jemari panjangnya sedang bergulir di atas layar ponsel.

"Kenapa, Bos?" tanya Kai dengan alis mengerut heran saat si atasan menghela napas pasrah. Belum lagi air muka Jeno tidak tampak setenang tadi.

"Ayahnya Yeji tidak bisa menjemput, tapi saya kan gak bisa bawa mobil. Biasanya pulang pakai motor, tapi saya tidak mau membangunkan Yeji. Duh, bagusnya bagaimana, ya? Saya bingung!" papar Jeno dalam satu helaan napas sambil mengacak rambutnya kasar. 

Dalam kondisi begini,  Jeno menyesal tidak belajar menyetir mobil lebih serius. Lelaki berahang tegas itu trauma mendapatkan instruktur penyetir kelewat galak dan hobi berteriak. Alhasil Jeno yang terlalu "soft-boi" cuman bisa tahan masuk sehari. Batang hidungnya tidak pernah kelihatan lagi di sekolah mengemudi padahal sang ayah sudah bayar iuran penuh. DUH, rugi bandar!

Sementara itu, bukannya memberi solusi, Kai malah tertawa geli mendapati Jeno tampang seperti orang linglung hanya karena Yeji.

"Ssssst, jangan keras-keras, Kai. Nanti Yeji bangun!" Jeno berujar  sambil menempelkan telunjuk di birai. 

Kai bangkir bediri, mendekati Jeno dan berbisik, "Kebetulan aku lagi bawa mobil, Bos. Motor Bos tinggal sini aja dulu. Aku bisa mengantarkan kalian berdua. Rumahnya masih satu komplek kan?"

"Iya," balas Jeno diikuti anggukan kecil.

"Great! kalau gitu sekarang  Bos gendong Kak Yeji, biar aku yang urus soal mobil."

"HAH! APA?"

TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Barista  (Yeji&Jeno) ✔️Where stories live. Discover now