Good Night pt 2

1.4K 321 29
                                    

You did a good job todayNow rest comfortablyAs you think of meI’ll think of you tooAnd find you in your dreamsJaljayo, good night(Twice - jaljayo, goodnight)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You did a good job today
Now rest comfortably
As you think of me
I’ll think of you too
And find you in your dreams
Jaljayo, good night
(Twice - jaljayo, goodnight)

A/n :disarankan mendengar lagu ini saat membaca.

☕☕☕

Kai buru-buru membekap mulut Jeno yang masih syok setelah mendengar ide gila darinya.

Tunggu, ide Kai masih terbilang normal sebenarnya. Hanya Jeno sudah paranoid duluan. Belum apa-apa dia sudah merasa canggung harus melakukan skinship. Dia juga takut akan membangunkan Yeji, kemudian membuat gadis itu berpikir tidak-tidak hingga berakhir di tuntut atas usaha pelecehan seksual.

Oke, seseorang tolong stop Jeno dan sejuta pikiran negatifnya. Bila berurusan dengan kaum hawa, Pemuda Lee itu selalu cemas, takut berakhir ditolak sebelum menyatakan. Pantas saja sudah menginjak usia kepala dua, belum pernah sekalipun dia berpacaran.

Selama ini hanya sebatas berteman dekat saja. Cewek-cewek di sekitarnya berujung jadian dengan cowok lain, membuat Jeno semakin minder. Sang adam berpikir karena dia begitu membosankan hingga mereka semua lari dari jangkauannya. Ah, Jeno tidak tahu saja para gadis itu  sebenarnya putus asa dan bosan menunggu dia yang tidak jua menyatakan perasaan sesungguhnya. Jeno yang malang, semoga saja kisahmu dengan Yeji tidak berakhir naas.

"Uhmsddkkk...."

Jeno bergumam tidak jelas sebagai isyarat minta dibebaskan. Kai menepikan tangannya sambil pasang tampang cengengesan. Dengan enteng dia berkata,"Maaf, Bos, takut Kak Yeji terusik."

Jeno mengarahkan tatapan ke wajah Yeji. Mata cowok itu memicing gusar, melihat si gadis mulai menggeliat. Namun, sepersekon kemudian dia bisa bernapas lega ketika Yeji kembali bergeming.

Sudut-sudut bibir Jeno melengkungkan secarik senyum. Tidak pernah ada yang memberitahukan dirinya kalau kebahagiaan bisa hadir secara sederhana, sesimpel menyaksikan wajah damai sang pujaan hati kala terlelap.

Jeno tidak berkeberatan menghabiskan waktu berjam-jam memandangi sang dara, tetapi tidak dengan Kai. Cowok itu berdecak tidak sabaran sambil melipat tangan di dada. Gemuruh yang lolos dari mulut Kai membuat Jeno kembali "menjejakkan kaki di bumi" dan menyadari presensinya.

"Jadi bagaimana, Bos? Apa aku aja yang gendong, Kak Yeji?" tanya Kai usil dengan satu alis terangkat.

"Gak perlu! Biar Saya saja," sungut Jeno diiringi dengusan. Mana mungkin dia bisa menjaga kepala tetap dingin bila ada cowok lain melakukan kontak kulit dengan sang pujaan.

Jeno mendekati sofa, dengan dada nyaris jebol oleh debaran jantungnya sendiri. Ia menarik napas panjang untuk menenangkan diri sebelum menundukkan badan. Sekala yang menipis mengakibatkan telinga Jeno bisa menangkap deru napas Yeji. Ditelisiknya lagi rupa si putri tidur dengan perasaan bersalah.

Barista  (Yeji&Jeno) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang