"Lakukan dengan benar. Berikan semua yang paling terbaik di rumah sakit ini untuk kesembuhannya." jelas Chanyeol dengan nada sedikit memaksa.

Dokter Choi mengangguk dan beranjak meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian para suster terlihat membawa Sera yang tak sadarkan diri itu ke ruang perawatan berlabel VVIP tersebut.

Setelah di pindahkan, Chanyeol menggenggam tangan halus gadisnya. Mendekatkannya di pipinya dan sesekali mengecup sayang telapak tangan Sera.

"Cepat bangun sayang." elusan ringan yang ia berikan pada Sera di rambutnya tak kunjung membuat Sera tersadar. Mungkin memang ini akan memakan waktu yang tak sedikit untuk menunggu gadisnya bangun.

Pintu ruang rawat terbuka, menampilkan sepasang suami istri yang melangkah dengan terburu-buru ke arah ranjang Sera.

Berarti Sena mendengarkan apa yang Sehun tujukan padanya. Setidaknya jika ia tidak datang ke rumah sakit, ia mau untuk mengabari kedua orangtuanya.

"Astaga, ya tuhan."

Nyonya Byun menatap kasihan pada putrinya terbaring lemah di ranjang pesakitan tersebut. Sedangkan Tuan Byun, menatap Chanyeol dengan pandangan yang sulit di mengerti.

Sehun dan Jongin yang merasa bahwa seharusnya mereka tidak ikut campur dengan masalah ini pun segera beranjak luar dari ruangan tersebut. Saat hendak membuka kenop pintu, pintu tersebut telah di buka terlebih dahulu dari luar.

Keduanya sedikit kaget dan resah di saat yang bersamaan. Di depannya, berdirilah pasangan paruh baya dengan seorang gadis yang menyangdang status sebagai istri dari sahabatnya tersebut.

Menggeser sedikit tubuh mereka, membiarkan Tuan dan Nyonya Park beserta Sena untuk masuk ke dalam. Kedua berpandangan sejenak dan langsung keluar dari ruangan Sera. Memilih untuk menunggu di depan ruangan tersebut daripada pulang dan tidur nyenyak di mansion mereka.

"Chanyeol."

Tak sedikitpun Chanyeol mengalihkan perhatian serta melepaskan genggaman tangannya pada Sera. Ia mengabaikan kehadiran semua orang yang berada di ruangan tersebut. Matanya memang tidak mengeluarkan air mata, namun sejatinya hatinya menangis sekeras-kerasnya.

Tuan Park yang melihat kelakuan anaknya dengan segera menarik kerah pakaian Chanyeol dan menampar pipi kanan Chanyeol dengan keras. Bahkan pekikan tertahan keluar dari ketiga wanita yang berada di sana. Mereka semua terkejut dengan apa yang mereka lihat, tak terkecuali Tuan Byun.

"Dasar lelaki bodoh. Ayah malu melihat kelakuan bodohnmu!" teriakan Tuan Park terdengar sampai luar. Bahkan tanpa melihatpun Jongin dan Sehun tahu apa yang terjadi.

"Ayah tidak perlu mengajarkanmu untuk menjadi lelaki berengsek. Kamu benar-benar membuat malu nama keluarga Park!"
PLAK!

Sekali lagi. Tamparan keras dilayangkan pada Chanyeol. Namun Chanyeol hanya bergeming, tak berniat untuk membela ataupun menahan tangan sang Ayah yang mungkin saja tak segan-segan untuk memukulnya.

"Sayang sudah. Dia anak kita. Dia juga manusia yang bisa melakukan kesalahan." tangan Nyonya Park menahan lengan suaminya yang hendak memukul anaknya lagi.

"Aku tidak pernah punya anak seperti dia. Anakku adalah anak yang baik dan penuh dengan rasa tanggung jawab."

Semua yang berada di sana tidak dapat melakukan apapun. Hingga suara Tuan Byun membuat semua atensi terarah padanya.

Forbidden Love [END]Where stories live. Discover now