Part 23

969 87 44
                                    

Orang bilang cinta itu tak harus memiliki. Tapi bagiku, tidak. Untuk apa aku mencintaimu jika pada akhirnya aku tidak bisa memilikimu.


Happy Reading

AUTHOR POV

Suara langkah kaki yang berlari dengan tergesa-gesa berpadu dengan hentakan sepatu yang menyentuh dinginnya lantai di salah satu sebuah rumah sakit di kawasan Seoul tersebut.

"Minggir! Tolong beri jalan!"

Suara para suster dan dokter saling bersahutan agar diberikan ruang jalan ditengah padatnya rumah sakit tersebut.

"Maaf tuan Park, anda tidak boleh masuk."

Dan pintu ruang UGD pun tertutup begitu saja. Menyisakan Chanyeol yang berdiri mematung di depan sana dengan noda darah di bagian dada pada pakaiannya. Otak cerdasnya tengah berpikir, apa yang akan terjadi selanjutnya kepada gadis yang ia cintai tersebut.

Harusnya ia melindungi gadisnya.

Harusnya ia tidak gegabah. Kenapa ia bisa membiarkan gadisnya terluka seperti itu?

Bodoh.

Satu kata yang terus ia rapalkan pada dirinya sendiri.

"Tenang, Chan. Sera akan baik-baik saja." Ucapan yang Jongin dengar dari telinganya tak lantas membuat hatinya tenang. Ia hanya diam sembari menatap lantai rumah sakit dengan tatapan redup yang jarang ia perlihatnya di depan banyak orang.

"Aku sudah menyuruh Sena untuk menghubungi orangtuanya. Tapi dia hanya membaca pesanku."

Mata Chanyeol menatap tajam wajah tampan Sehun. Mendengar nama yang membuat gadisnya hingga seperti ini membuat jiwa iblisnya muncul. Namun sekuat tenang ia mengendalikan hal tersebut. Sekarang bukanlah saatnya untuk marah.

Prioritasnya saat ini adalah Sera.

Ya. Hanya Sera. Bukan orang lain.

Waktu berlalu dengan lambat. Rasanya Chanyeol tidak bisa bernafas dengan benar. Setiap detik yang berlalu terasa sangat menyakitkan saat ia mencoba untuk menghirup dan mengeluarkan udaranya.

Hingga akhirnya lampu yang berada di atas pintu tersebut berubah warna menjadi hijau dan menampakkan seorang pria yang berbalut pakaian serba hijau dengan didampingi beberapa suster di belakangnya.

"Bagaimana kondisinya dokter?"

Melihat bagaimana raut wajah panik Chanyeol, sang dokter hanya tersenyum maklum. Operasi yang sekiranya berlangsung satu jam itu pasti membuatnya sangat khawatir. Dan bahkan ia tak sempat mengganti pakaiannya yang terkena darah itu saking khwatirnya.

Apalagi melihat dua pria lainnya yang sama-sama menunjukkan wajah penuh harap, membuat dokter tersebut mengeluarkan senyum tipisnya.

"Semuanya berjalan dengan lancar, Tuan Park. Anda tidak perlu khawatir. Pasien sudah melewati masa kritisnya dan sudah bisa di jenguk saat kami sudah memindahkannya ke ruang rawat inap." jelas dokter yang sering di sebut sebagai dokter Choi tersebut.

Forbidden Love [END]Where stories live. Discover now