Refulgence 10

4.8K 271 3
                                    

Setelah selesai kemoterapi tadi, Aletea langsung pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.30. Sekarang ia tengah berdiri di samping jalan untuk menunggu angkot atau taksi yang lewat.

Namun sudah jam 20.00 angkot belum ada yang lewat. Mau pesan ojek online atau minta jemput pun tidak bisa karena hpnya masih ada di Gavin.

Aletea mencoba untuk menunggu lagi sekitar sepuluh menit namun nihil. Tidak ada satupun angkot atau taksi yang lewat apalagi jalanan sudah sepi. Ia memutuskan untuk sambil jalan. Siapa tau nanti disana ada angkot atau taksi. pikirnya.

Tiba-tiba rintik hujan mulai jatuh ke bumi, membuat Aletea mempercepat langkah kakinya. Berharap akan segera tiba di rumahnya.

Hujan mulai membesar membuat Aletea mau tidak mau berlari. Aletea tidak membawa jaket, ia pu hanya memakai kaos polos dan celana jeans panjang yang dibalut cardigan hitam selutut.

Aletea merasa sudah tidak kuat untuk melangkah, ia memutuskan untuk beristirahat dulu di cafe depan, tidak jauh dari tempat Aletea berdiri.

Ia duduk di kursi cafe yang berada di luar. Tidak mungkin Aletea duduk di dalam karena bajunya lumayan basah.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan.

"Hot Chocolat satu." pesan Tea.

"Ada lagi?"

"Gak ada."

"Baik tunggu sebentar ya."

Aletea mengangguk lalu pelayan itu pergi dari hadapannya. Ia melihat sekitar, hanya ada beberapa orang saja di cafe itu.

Sudah hampir setengah jam Aletea berada di cafe itu, namun hujan belum juga reda padahal ini sudah larut malam.

Apa terobos aja ya? Biarin lah terobos aja daripada harus nginep disini. batin Aletea.

Setelah membayar pesanan tadi, Aletea langsung saja menerobos hujan. Jalanan begitu sepi membuatnya merinding, kakinya sudah sangat pegal.

Tiba-tiba ada lampu motor yang menyorot di belakangnya membuat Aletea takut kalau itu begal atau penculik.

Aletea mempercepat jalannya karena motor itu terasa semakin dekat, namun percuma karena sekarang motor itu berada tepat di depannya. Aletea refleks menghentikan langkahnya.

***

Pertama kali yang didatangi Leo dan Gavin untuk mencari Aletea adalah toko buku. Mereka mencari ke semua toko buku yang memungkinkan Aletea datangi.

"Tuh anak kemana sih?" tanya Leo entah pada siapa.

Setengah jam lebih telah dilalui kedua cowok itu untuk mencari Aletea disekitar toko buku yang sering Aletea kunjungi. Ini toko buku ketiga yang mereka datangi.

"Mencar!" ucap Gavin sangat singkat membuat Leo kesal. Untung saja Leo sudah mengerti bahasanya Gavin.

"Ya udah kita mencar, kalau misalnya salah satu dari kita udah ketemu Ale, langsung hubungi!"

Kedua cowok itupun langsung berpisah, mencari Aletea sendiri-sendiri agar cepat ketemu.

Gavin mengendarai motornya dengan cepat di jalanan sepi ini. Hujan mulai turun tetapi tidak membuat Gavin menghentikan pencariannya.

Entah mengapa Gavin merasa sangat khawatir dengan gadis itu. Apakah ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Aletea?

Sudah pukul sembilan namun Aletea belum ketemu juga, Gavin semakin gusar. Gavin melalui jalanan yang sepi, mata tajamnya melihat seorang gadis yang tengah jalan ditengahnya hujan.

RefulgenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang