6. Someone like you

84 54 6
                                    

Ringisan kecil terlontar dari bibir mungil Yunji. Wajah pucatnya semakin menjadi. Berkali-kali menahan pening yang mendera. Kepalanya rasanya ingin pecah saja. Darah pada hidungnya sudah berhenti berkat pertolongan Jungkook tadi.

Namun dia masih saja terduduk di dalam ruang kesehatan sendirian, sementara Jungkook ke kelas untuk mengizinkannya pada Taehyung sekaligus mengambil barang-barangnya.

Pintu ruangan terbuka dan Jungkook berjalan masuk sedikit tergesa sembari menenteng tas miliknya dan milik Yunji.

" Kau masih kuat berjalan atau perlu ku gendong? "

Yunji menggeleng ringan. Meski lemas setengah mati, dia tetap tak ingin merepotkan Jungkook. Tidak di saat ia sedang dalam masa 'menghindari' pria itu.

" Aku masih bisa berjalan. Kembalilah ke kelas. "

Jungkook membantunya turun dari ranjang rumah sakit. Sedikit memapah tubuh lemah itu. Ia tak mengindahkan ucapan Yunji. Jungkook memapah tubuh Yunji. Berjalan di sepanjang koridor sekolah.

" Harusnya kau bilang kalau sedang sakit. Tak perlu memaksakan diri ke sekolah, " Ujar Jungkook sedikit kesal.

" Dan mengabaikan presentasiku? " Yunji meringis pelan kala Jungkook sedikit meremas pinggulnya. Merasa gemas dengan jawaban Yunji. entah gemas atau apa, Jungkook jadi rasanya ingin menenggelamkan gadis ini ke kutub utara saja sekalian.

Yunji yang kesal hendak melayangkan protes namun tertahan saat Jungkook semakin merangkulnya erat.

Jungkook berdecak. Bagaimana mungkin gadis itu masih memikirkan presentasinya sedangkan dengan mudah mengabaikan kesehatannya?

Keduanya berjalan bersama. Jungkook sama sekali tak melepaskan rangkulannya pada bahu gadis ini. Terlihat ringkih seakan jika dilepas akan luruh begitu saja. Selemah itu Yunji, layaknya hatinya yang lemah. Bahkan nampaknya, dibanding rasa sakit yang mendera kepalanya semakin menjadi, ia justru lebih memikirkan kondisi jantungnya yang mulai berulah lagi. Detakannya benar-benar seperti ingin membongkar dadanya.

Sadarkan Yunji untuk tidak pingsan saat ini juga. Demi apapun, rasanya ia akan mati kehabisan napas saat Jungkook semakin menariknya masuk ke dalam pelukannya. Memapahnya dengan penuh hati-hati.

" Kau serius masih kuat? Kau bisa memintaku menggendongmu kalau sudah tak sanggup. " Jungkook kembali bertanya saat meniti wajah Yunji, bertambah panik saat mendapati wajah pucat Yunji. Gadis ini benar-benar keras kepala.

Dia tak bisa menyembunyikan raut khawatirnya sama sekali. Yunji jika sedang sakit itu benar-benar lemah. Dia sering sekali mendapati gadis lemah ini seperti mayat hidup jika jatuh sakit sejak mereka masih di bangku sekolah dasar.

" Aku tak ingin menjadi pusat perhatian di sini, " tolak Yunji halus.

Jungkook berdecak namun tak lekas membuatnya beraksi untuk menggendong Yunji. Andai saja gadis ini memberinya izin, tentu saja ia akan langsung menggendongnya tanpa berpikir dua kali kalau perlu. Yunji ini keras kepala. Untuk apa memikirkan orang lain? Toh, niatnya 'kan membantu, bukan ingin mengumbar kemesraan. Eh?!

Sementara itu, Yunji terlihat semakin melemah. Kendati bibirnya yang baru saja berucap bahwa ia masih kuat, sejujurnya tungkainya sama sekali tak kuat. Gemetar menahan bobot tubuhnya. Ia mungkin saja bisa langsung ambruk sekarang jika Jungkook tak menahan pinggangnya dengan erat.

Napasnya mulai tak beraturan, begitu pun dengan pelipis yang semakin dibanjiri keringat. Kelopak mata Yunji bahkan sudah mulai tertutup perlahan.

Jungkook panik melihat reaksi itu, seketika mempercepat langkahnya dan Yunji yang terlihat semakin tak berdaya. Ia menghentikan sebuah taksi dengan cepat sebelum mengangkat Yunji yang hampir hilang kesadaran itu dalam gendongannya kemudian masuk ke dalam taksi.

PULVERATRICIOUS [REVISI]Where stories live. Discover now