34

482 14 0
                                    

"Tumben sekali kamu gak ngerjain tugas Dara?" tanya Bu vina, guru matematika.

"Maaf bu saya lupa," jawab Dara sambil menunduk.

"Ya sudah, hukuman buat kamu karena tidak mengerjakan tugas, kamu harus bersihin perpustakaan," perintah Bu Vina.

"Baik bu, saya permisi dulu,"

Dara melangkah keluar menuju ke perpustakaan. Dara merutuki kebodohannya, mengapa ia bisa lupa jika ada tugas. Padahal sebelum Rifky pulang semalam sudah diingatkan. Tapi mau gimana lagi, namanya juga lupa.

Keadaan perpustakaan sangat sepi, hanya ada guru penjaga. Dara meminta ijin dulu pada guru penjaga perpustakaan. Setelah itu Dara mulai membersihkan serta menata buku-buku.

Hingga bel istirahat pertama Dara baru selesai bersih-bersih. Dara memilih duduk dipojokan dekat dengan AC, mendinginkan tubuhnya. Dara duduk dilantai, karena ia bisa menselonjorkan kakinya yang terasa sangat pegal.

Tiba-tiba Rifky datang dengan membawa minuman dingin. Rifky ikut duduk disamping Dara, Rifky merasa kasihan dengan kekasihnya ini.

"Capek banget yang?" tanya Rifky sambil menyodorkan tisu.

"Huhhh...capek banget mana ni perpustakaan luas banget, tapi untungnya tadi pagi udah dibersihin, jadi aku gak terlalu berat," jawab Dara.

"Kok bisa sampe lupa sih? Kan semalam udah aku ingetin juga?"

"Entah, setelah kamu pulang aku langsung ke kamar ayah bunda sambil ngobrol-ngobrol, eh malah terlanjur tidur yaudah deh gak ngerjain,"

"Tadi ada tugas lagi, ngelanjutin bab selanjutnya,"

"Duh Bu Vina tuh tiap pertemuan pasti dikasih tugas, ibaratkan Bu Vina sama tugas itu kaya amplop sama perangko,"

"Ya mau gimana lagi, Bu Vina kan emang gitu orangnya,"

"Nanti pulang sekolah aku ke rumah, kita ngerjain bareng. Biar kamu gak lupa lagi dan gak kena hukum lagi,"

"Yaudah deh iya,"

***

Setelah selesai menjalani hukuman Dara kembali ke kelas dengan Rifky. Dara menelungkupkan kepalanga di kedua tanganya yang diatas meja. Rasa kantuk menghampiri Dara.

Sedangkan Rifky ke ruang guru, karena tadi dipanggil Bu Sukma. Mungkin hari ini Bu Sukma tidak bisa mengajar, harap Dara agar ia bisa tidur.

"Gais ini ada tugas dari Bu Sukma, beliau hari ini ijin karena anaknya yang masih kecil masuk rumah sakit," ucap Rifky lantang di depan kelas.

Kemudian Rifky kembali ke tempat duduknya. Melihat Dara yang sepertinya tertidur Rifky mengelus pipi Dara. Dara merasa terganggu dengan kegiatan Rifky lantas membuka matanya.

"Bu Sukma gak ada?" tanya Dara lirih.

"Gak ada, tapi ada tugas," jawab Rifky.

"Huaaaaah...dikumpulin sekarang?"

"Enggak kok, kamu kalo mau lanjut tidur lagi gak papa kok,"

"Tapi itu catatanku gimana?"

"Nyalin punyaku kan bisa, udah tidur lagi aja kalo ada guru yang masuk aku bangunin,"

Hingga istirahat kedua, Dara masih tidur. Rifky ingin membangunkannya untuk makan siang di kantin. Ia tak tega untuk membangunkan Dara, tapi mengingat Dara tadi pagi hanya memakan dua lembar roti, Rifky membangunkan Dara.

"Yang bangun, yuk ke kantin makan," Rifky membelai pipi Dara.

Dara merasa terganggu tidurnya, melihat ke arah Rifky.

"Makan yu, tadi kan cuma makan dikit," ajak Rifky.

Dara melemaskan otot-ototnya. Kemudian beranjak dari duduknya, menuju ke kantin dengan menggandeng lengan Rifky. Ia masih merasa sangat mengantuk.

Suasana kantin sangat ramai, Dara dan Rifky memilih tempat duduk paling ujung. Dara duduk, menyandarkan tubuhnya ke tembok. Sedangkan Rifky memesan makanan untuknya dan untuk Dara.

Di tempat duduknya, Dara dikejutkan dengan kedatangan teman-temannya.

"Woyyy...!" pekik Farhan sambil menggebrak meja, meski pelan Dara yang belum sepenuhnya nyawanya terkumpul terkejut.

"Eh ayan kambing, goblok sih siapa yang gebrak meja sembarangan?" latah Dara.

Teman-temannya tertawa melihat tingkah Dara, apalagi Farhan yang tertawanya paling keras. Dara tahu pasti ini perbuatan Farhan, siapa lagi. Dara menjitak kepala Farhan, bodo amat dengan Farhan itu kakak kelas.

"Wah ni bocah, berani sama senior. Dasar junior kucknut," ucap Farhan.

"Senior macam lo, ga perlu dihormatin. Harusnya lo tuh di sholatin," Dara membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

"Nih makanan kamu. Kenapa mukanya cemberut gitu?" Rifky meletakan nasi goreng didepan Dara.

"Tuh, bang Farhan nyebelin minta disunat lagi," ucap Dara asal.

"Enak aja, gue cukup sunat sekali aja. Ntar abis gimana?" Farhan reflek memenggang itunya.

"Ya bodo, mana gue pikirin," ucap Dara.

Dara memakan makanannya sendiri, teman-temannya masih menunggu makanan mereka datang. Belum habis nasi goreng, Dara merasakan sakit diperutnya. Dara ingat jika ia pasti datang bulan. Mana tidak membawa pembal*t. Rifky melihat Dara yang kesakitan, panik seketika.

"Kamu kenapa?" tanya Rifky panik.

"Sakit perutku, kayanya tamuku datang deh, mana gak bawa," ucap Dara menahan rasa sakit diperutnya.

"Kayanya gue bawa deh Dar, bentar gue ambil dulu," ucap Arin, kemudian berlari ke kelas mengambil pembal*t.

"Aku anter ke UKS yuk, nanti aja anterin ke kamar mandi dulu," Dara beranjak dari duduknya.

Mella melihat sebercak darah di rok Dara, langsung berdiri untuk menutupi.

"Lo ngapain disitu Mel?" tanya Rifky heran.

Mella hanya diam, kemudian berbisik pada Dara.

"Dar lo bocor," bisik Mella. Dara langsung merapatkan tubuhnya ke tembok.

***
-Tbc-

Te Mea!Where stories live. Discover now