30

673 20 0
                                    

"Jadi, dia itu adek kelas yang pengen ikut lomba karate. Dia pengen buktiin sama orang tuanya kalo hobi dia juga bisa mendapatkan prestasi," jelas Rifky.

Dara mendengarkan cerita Rifky dengan seksama. Ya Dara sudah pulang dari rumah Risti. Sepulangnya dari rumah Risti, Dara menagih janji Rifky untuk menceritakan semuanya.

"Dih mukanya biasa aja, gak usah gitu banget," Rifky menyentil kening Dara pelan.

"Jadi aku udah dimaafin?" sambung Rifky.

"Bolehlah bolehlah, jadi kamu gak jadi ikutan turnamennya dong?"

"Ikut kok, tapi cuma sebagai pendamping,"

"Oh gitu. Aku laper pengen makan, makan yuk? Tapi pengen seafood,"

"Yaudah ayo,"

Rifky dan Dara menggunakan jaket masing masing kemudian berangkat ke salah satu restoran seafood. Sampainya di restoran Dara memesan kepiting pedas manis dan cumi crispy. Sedangkan Rifky memesan udang saus tiram.

Selesai makan mereka mampir ke salah satu toko buku. Dara ingin membeli beberapa novel. Padahal di rumah, Dara masih mempunyai novel yang belum dibaca, tapi kini Dara sudah membeli lagi. Saat mencari novel Dara, melihat novel menarik perhatiannya.

"Yang liat deh," Dara menunjukkan sampul novel yang dipegangnya.

"Izinkan aku selingkuh," gumam Rifky membaca judul novel tersebut.

"Kamu mau selingkuh?" sambung Rifky.

"Kalo boleh," Dara tertawa.

"Belum pernah kena tampol pacar ya mbak?" sinis Rifky.

"Dosa loh nampol pacar mas."

"Dosa nggak nyulik pacar ke rawa-rawa?"

"Boleh aja asal banyak cogannya,"

"Udah ayo pulang, udah banyak banget itu buku," sambung Rifky.

Rifky dan Dara menuju ke kasir, kemudian pulang.

***

Sampai di rumah, Dara langsung menuju ke kamar untuk membaca novel yang baru dibelinya. Rifky juga mengikuti Dara dari belakang. Rifky memilih duduk di balkon, kemudian Dara mengikuti.

Rifky sibuk melihat langit yang dipenuhi bintang. Dara serius dengan novel yang dibacanya.

"Serius banget bacanya," ucap Rifky, lalu membenarkan duduknya.

"Hmm...."

"Alamat dicuekin aku mah."

"Apa sih, dih tuh muka kenapa kusut bener. Tadi gak gitu deh perasaan?"

"Kamu sibuk sama novel, aku dicuekin."

"Dih gitu aja ngambek." Dara menutup novelnya dan menaruhnya di meja kecil disampingnya.

Dara memeluk tubuh Rifky dari samping, merasa tak ada balasan dari Rifky Dara menggigit lengan Rifky.

"Dih sakit tau, ini tangan bukan sosis ya main gigit aja," Rifky mengusap bekas gigitan Dara.

"Salah sendiri kamu nyuekin aku,"

"Tadi kamu juga nyuekin aku,"

"Oh gitu jadi bales dendam nih ceritanya, oke awas aja kalo minta peluk aku, nggak bakal mau aku,"

"Ih kok gitu sih," Rifky langsung memeluk tubuh Dara.

"Makanya, tinggal peluk apa susahnya sih,"

"Oh iya bentar lagi kita ujian kenaikan kelas ya?"

"Hmm... Kita sekelas lagi nggak ya kira-kira?"

"Sekelaslah harus wajib ga pake komplen,"

Masih dengan posisi berpelukan, Rifky dan Dara bercengkrama hingga tengah malam. Dara merasa matanya sudah tak bisa lagi menahan kantuknya, langsung tertidur. Rifky yang sadar bila Dara sudah terlelap dipelukannya, membawa Dara ke kamar menidurkan Dara.

***
Tbc....

Te Mea!Where stories live. Discover now