Tiba-tiba Seokjin mendengar suara pintu apartemen terbuka, membuatnya menoleh dan melihat tubuh besar Namjoon yang memakai mantelnya persis hari itu juga dan hanya memasang senyum minta maaf. Seokjin hanya mendengus pelan, seharusnya ia yang minta maaf karena menerjang masuk apartemennya begitu saja.
"Lagi-lagi kalian bersulang tanpaku," kata Namjoon. "Sebelumnya, aku minta maaf karena telat. Lagi. Aku harus belanja sebentar sesuai dengan list yang ditinggalkan Yoongi-hyung pagi tadi," sebelum Seokjin sempat mengomentari, Namjoon memotongnya, "ya, aku tahu. Aku, belanja, bukan kombinasi yang cukup bagus. Tapi setidaknya hanya ini yang bisa kulakukan untuk saat ini."
"Tenang, kita belum mulai kok! Sini berikan padaku," sahut Hoseok sambil menghampiri Namjoon, membantunya mengambil belanjaan yang ditentengnya, "setidaknya kau tidak sering telat seperti Jimin—"
"Hei, aku dengar itu!"
"—Ah, Jungkookie, bantu aku menaruh ini," lanjut Hoseok, sambil memanggil Jungkook yang sedang mencuri cemilan dan menunjuk belanjaan yang telah ditaruh olehnya dan Namjoon di atas counter dapur. Lalu ia berkata pada Jungkook, "setelah ini baru kau bisa menyantap cemilan itu sepuasmu."
Seokjin menghampiri Namjoon dan langsung mengambil mantel yang telah dilepasnya untuk dikaitkan ke gantungan di sebelahnya. Dari sana, ia berkata pada Jimin dan Taehyung yang masih sibuk mencari film untuk ditonton, "Jimin-ah, Taehyung-ah, sudah memutuskan ingin menonton apa?"
"Sebentar!" jawab keduanya lalu kembali berargumen.
"Jangan pilih yang itu, kau tahu kita semua akan takut! Hati-hati menekan mousenya, dia sangat rapuh," kata Jimin mengingatkan Taehyung.
Dari posisinya berdiri, Seokjin dan Namjoon dapat mendengar keduanya sibuk dengan layar TV di depan mereka.
"Perlu diingat untuk tidak memilih film horror," kata Seokjin.
"Maaf," sahut Taehyung sambil tertawa kecil, "kalau begitu bagaimana kalau kita menonton yang ada di recommended saja? Mau mencoba Me Before You?"
Namjoon menghampiri keduanya sambil tersenyum lalu ikut menimpali, "Ooh, film romance ya. Bukankah itu cukup sedih? Kalau tidak salah aku sudah membaca novelnya tahun lalu."
"Maksudku, aku ingin membuat kita semua bersedih bersama."
"Cara pikir macam apa itu," kata Seokjin sambil menertawakan Taehyung, yang balas tertawa juga. "Untungnya tadi tanganmu tidak salah memilih ke film horor, bisa-bisa kau membuat kita semua takut bersama."
"Bukankah seharusnya kita movie night ini supaya semua bisa berbahagia bersama," kata Jimin di tengah tawanya. Tak sanggup menahan tawanya, Jimin malah terjatuh dari sofa tempat ia duduk, memperoleh tawaan dari yang lainnya.
"Ya ampun malam ini kenapa sih," kata Seokjin sambil duduk di lengan sofa dan menatap Taehyung—yang sambil tertawa—membantu Jimin kembali duduk di sofa.
"Aku baru pulang dan kita sudah tertawa terbahak-bahak saja. Ada apa dengan kalian? Kalian minum jus apel kan bukan champagne?" tanya Namjoon lalu memperhatikan satu per satu gelas yang terkumpul tak jauh di sebelah laptop, terletak di sana bersebelahan dengan kardus jus bergambar buah apel.
"Nggak kok, Hyung! Kita minum jus," jawab Jungkook berjalan kembali dari arah dapur, diikuti dengan Hoseok.
"Ah, Namjoon-ah, tadi aku ubah sedikit lokasi sayur dan dagingnya, tidak apa-apa?" tanya Hoseok.
"Iya, tidak apa-apa. Terima kasih, Hoseok-ah, Jungkook-ah," kata Namjoon sambil memberi salam dan high five pada kedua temannya. Lalu setelah ruangan cukup sepi, ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seakan-akan mencari sesuatu. Atau mungkin lebih tepatnya seseorang.
YOU ARE READING
With Golden String
Fanfiction[COMPLETED] "Maaf aku tidak punya apa pun, Hyung. Maksudku... jika aku seorang pelukis, aku akan melukiskan dunia untukmu, dan jika aku seorang penyanyi, aku akan menyanyikan lagu untukmu. Namun, aku hanya... aku. Aku hanya bisa memberikanmu puis...
Chapter 2
Start from the beginning
