Sebelum Namjoon sempat berkomentar, Yoongi menimpali perkataan Taehyung, "Ya, begitu saja. Mumpung makan malam kita belum tiba semua."
Jimin tiba-tiba berkata dengan nada kecil dan heran, "Apakah sebenarnya tidak apa-apa kita minum champagne dulu sebelum makan?"
"Baiklah, Min PD-nim!" kata Seokjin tiba-tiba, dilanjutkan dengan sahutan kecil dari Yoongi yang masih berkata 'itu masih terlalu cepat', tetapi tidak dihiraukan oleh Seokjin dan malah melanjutkan, "sepatah, dua patah kata, atau lebih, dipersilahkan!"
Yoongi tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian ia menatap masing-masing bunga yang ada di buket bunganya. Melihat bunga-bunga tersebut entah kenapa membuatnya lebih bersemangat dari sebelumnya. Namun, semakin lama ia semakin bingung mengenai apa yang harus dikatakannya pada Namjoon.
Terima kasih, Namjoon, ya itu sudah pasti. Apakah hanya itu saja? Yoongi tidak cukup jago menemukan kata-kata yang tepat hari ini karena kejadian ini terjadi begitu cepat dan masih sulit untuk dicernanya walaupun memang menyenangkan. Tetapi, karena sahabat lamanya itu telah memberikan cukup banyak hari ini, ia ingin menunjukkan apresiasinya terhadap Namjoon. Masih fokus pada bunga-bunganya, tanpa disadarinya Namjoon menatap Yoongi sambil tersenyum. Lalu ia merasakan sebuah tangan menepuk pelan bahunya.
"Tidak apa-apa, Hyung," kata Namjoon sambil tertawa, terlihat mengerti akan yang dialami Yoongi, "tidak usah bertele-tele, ucapkan saja sesuai yang ada di pikiranmu."
"Ah, sebenarnya ini," Yoongi mengangkat buketnya lalu memutarnya perlahan, memperlihatkan sisi-sisi yang belum terlihat dari berbagai mata yang memandangnya, "ini—sesungguhnya ini sangat mengejutkan, aku akui itu. Kau tahu aku pernah bilang padamu kalau kau tidak perlu melakukan kejutan-kejutan apapun itu tetapi sampai sekarang kau masih keras kepala dan tetap melakukannya. Serius, aku belum dapat mencerna apa yang terjadi hari ini dengan baik."
Perkataan Yoongi membuat Namjoon dan yang lainnya tertawa. Sambil menggelengkan kepalanya kemudian ia melanjutkan, "Lalu bunga ini juga indah. Indah sekali, aku sudah lama tidak menerima buket bunga dari siapapun sejak kelulusan SMA dari orang tuaku. Namun, entah kenapa kali ini aku bisa merasakan buket ini berbeda. Entahlah, apakah karena terlalu berlebihan untuk diberikan saat perayaan yang seharusnya tidak perlu direncanakan ini atau karena buket ini pemberian darimu... Ya, mungkin saja karena ini darimu."
Mendengarnya, jantung Namjoon berdegup kencang. Mungkin saja dia... Namjoon menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menepis pikiran tersebut jauh-jauh. Niat Namjoon untuk menyingkirkan pikiran tersebut pun berjalan dengan baik setelah Yoongi melanjutkan kata-katanya.
"Kita sudah lama menjadi sahabat dan aku tidak pernah menyadarinya sampai saat ini—sampai aku memperoleh buket ini darimu... Bahwa betapa berharganya dirimu bagiku."
Perlahan-lahan senyum Namjoon memudar. Pikiran dan hatinya mulai kacau balau dan sepertinya badan Namjoon bahkan mulai tidak mendengarkan seruan pikiran maupun hatinya. Ia menahan gejolak dalam dirinya seakan-akan mengingatkan dirinya untuk tidak bertindak bodoh di depan Yoongi, di depan teman-temannya.
Yang tak disadarinya, Seokjin memperhatikan setiap gerak-gerik Namjoon, mulai waspada dengan tubuh Namjoon yang mulai kaku dan sedikit gemetar. Ia berdoa dalam hati agar Namjoon tidak gegabah dan melakukan tindakan yang akan disesalinya seumur hidup. Namun, perkataan Yoongi selanjutnya tidak membantu doanya sama sekalinya.
"Terima kasih, Namjoon-ah. Seperti katamu tadi, kuharap kau juga dilimpahi keberuntungan dan... pencerahan? Ya, kurasa itu."
Setelah mengatakannya, Yoongi tidak memperoleh respon yang ditunggu-tunggunya. Ketika ia menatap Namjoon sekali lagi, ia melihat sahabatnya itu tengah dalam pikiran. Ia terdiam cukup lama, membuat Yoongi merasa canggung dan merasa tidak nyaman duduk di kursinya. Tiba-tiba, tindakan Namjoon selanjutnya mengejutkan Yoongi.
YOU ARE READING
With Golden String
Fanfiction[COMPLETED] "Maaf aku tidak punya apa pun, Hyung. Maksudku... jika aku seorang pelukis, aku akan melukiskan dunia untukmu, dan jika aku seorang penyanyi, aku akan menyanyikan lagu untukmu. Namun, aku hanya... aku. Aku hanya bisa memberikanmu puis...
Chapter 2
Start from the beginning
