"Selamat, Yoongi-hyung!" kata Namjoon, menunjukkan senyum terlebar yang pernah dilihat Yoongi, memberi kesempatan sekali lagi pada Yoongi untuk melihat lesung pipi yang muncul di wajah Namjoon. "Aku tahu aku tidak pernah melakukan ini—memberi buket bunga, maksudku, ini hal yang baru. Ini pertama kalinya dan aku harap aku tidak kacau pada percobaan pertamaku ini."
Yoongi menganggukkan kepalanya sambil tertawa, tetapi kemudian ia melihat ada sesuatu yang berbeda pada Namjoon ketika ia melihat matanya. Ya, memang orang yang ditatapnya adalah Namjoon, sahabatnya. Namun, tatapannya yang... intens akhirnya malah membuat Yoongi mengalihkan matanya menuju buket bunga yang dipegang Namjoon.
"Tapi aku lakukan ini untuk menunjukkan dukunganku padamu, Yoongi-hyung. Dari dulu, sampai sekarang, sampai kapanpun. Kita memang sudah bersahabat sejak lama dan kau tahu aku bukanlah tipe orang yang mudah melakukan hal ini—"
"Kau bahkan tidak tahu cara menanggapi siswi yang pernah mencoba untuk menembakmu," sela Yoongi sambil tertawa, membuat Namjoon gugup dan menundukkan kepalanya karena malu.
"Yang ingin kucoba katakan adalah," kata Namjoon akhirnya, tidak menghiraukan perkataan Yoongi sebelumnya, "kau adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki, dan dengan mimpimu yang sudah hampir dekat denganmu, kuharap kau dilimpahi keberuntungan dan pencerahan selama bekerja nanti. Apapun yang terjadi, kuharap kau masih akan mau menceritakan semua masalahmu seperti saat kita SMA dulu, karena aku tahu kau akan melakukan hal yang sama untukku."
Setelah Namjoon menyelesaikan kata-katanya dan melepas genggamannya dari buket yang telah diberikannya pada Yoongi, kini Yoongi mendengar suara tepuk tangan dan tawa dari teman-temannya, mengingatkannya bahwa masih ada mereka di restoran ini.
"Wow~!" Suara yang dikenalnya membuat Yoongi menoleh dan melihat Jimin, Taehyung dan Jungkook mengangkat handphone mereka, entah mereka merekam atau mengambil gambar, sedangkan Hoseok bertepuk tangan sambil menghampiri Namjoon.
"Wah benar-benar, Namjoon-ah! Aku tidak menyangka, lho!" kata Hoseok menaruh perhatiannya pada buket bunga yang digenggam Yoongi, "wah, ini daebak! Bunganya indah-indah juga. Ada mawar , lalu ini apa?"
"Kalau tidak salah ini bunga peony?" gumam Yoongi sambil menaruh jari-jarinya menelusuri kelopak bunga tersebut. Kemudian perhatiannya ke bunga di sebelahnya yang berukuran cukup besar dan bulat, "dan ini kalau tidak salah hydrangea?"
Asik membicarakan mengenai bunga-bunga yang ada di buketnya, Yoongi tidak menyadari bahwa Seokjin mendekati Namjoon lalu menepuk bahunya pelan, membuat Namjoon menoleh. Melihat wajah Seokjin yang tersenyum penuh arti membuat Namjoon tersenyum malu.
"Perlahan-lahan, ya, Namjoon-ah?" tanya Seokjin.
"Setidaknya aku ingin memberikan yang terbaik," jawab Namjoon. "Itupun sudah cukup..."
Seokjin menganggukkan kepalanya sambil mengelus pundak Namjoon. Kemudian ia berdeham, mengangkat gelasnya dan memukul pelan mulut gelas dengan sendok, membuat yang lain memusatkan kembali perhatian mereka pada Seokjin. Di saat seperti ini, ia terlihat seperti orang yang sudah biasa melakukan pidato di depan orang banyak. Bagaimana tidak, karena ia sendiri adalah ketua klub drama di universitasnya.
"Baiklah daripada terkesan seperti arisan, kita lanjutkan. Ah, tetapi sebelum melanjutkan, Yoongi-ssi," perkataan Seokjin membuat Yoongi menoleh dan Namjoon tidak pernah seterkejut itu (diam-diam Seokjin berharap ada yang merekam ekspresi wajahnya). Seokjin melanjutkan, "apakah ada yang ingin kau sampaikan pada Namjoon-ssi? Karena ia telat datang, mungkin bisa sekalian bersulang dengannya?"
Namjoon tersenyum gugup menatap Seokjin, "Hyung, kupikir itu tidak per—"
"Ah, iya, Namjoonie-hyung telat jadi tidak sempat bersulang tadi untuk membuka," sahut Taehyung sambil menunjuk ke arah Namjoon. Kemudian ia berkata, "setelah bersulang dengan Yoongi-hyung baru kita bersulang bersama. Bagaimana?"
YOU ARE READING
With Golden String
Fanfiction[COMPLETED] "Maaf aku tidak punya apa pun, Hyung. Maksudku... jika aku seorang pelukis, aku akan melukiskan dunia untukmu, dan jika aku seorang penyanyi, aku akan menyanyikan lagu untukmu. Namun, aku hanya... aku. Aku hanya bisa memberikanmu puis...
Chapter 2
Start from the beginning
