Sherly sedang duduk di taman bersama dengan Arsen. Gadis itu tampak lebih sehat dari sebelumnya setelah menjalani beberapa kali kemo.
Meskipun kondisinya masih belum sepenuhnya stabil, Sherly tetap memaksa untuk bersekolah. Awalnya kedua orang tuanya tidak mengizinkannya, tetapi Sherly terus merengek. Alhasil, Sonya dan Gibson mengalah.
"Sen, makasih yah kamu udah mau nemenin aku," ucap Sherly sambil menyenderkan kepalanya di pundak Arsen.
"Iya sama-sama, pokoknya kamu harus cepet sembuh. Jangan mikirin yang aneh-aneh." Arsen mengelus puncak kepala Sherly.
Meskipun sudah hampir satu tahun mereka berpacaran, Arsen tetap menyayangi Sherly sebatas sahabat saja. Tidak lebih. Dalam hatinya masih tersimpan satu nama, yaitu Senja Tiara.
Cinta pertama Arsen.
Sampai hari ini rasa sayang Arsen padanya tak berkurang sedikit pun. Meskipun Senja sudah berpacaran dengan Alex, tetapi Arsen masih suka memperhatikan Senja dari kejauhan.
Sejujurnya Arsen sedih, karena Senja sudah melupakannya dan bersama dengan orang lain. Arsen tak mau jika Senja melupakannya. Terdengar egois bukan? Namun, itulah kenyataannya. Arsen tak bisa mengelak.
"Sampe hari ini aku masih gak nyangka kalo kamu yang bakal jadi pacar aku," ucap Sherly mengangkat kepalanya dari pundak Arsen.
"Aku juga," jawab Arsen sambil menatap ke arah Sherly.
"Sen, aku mau nanya deh sama kamu. Tapi jawab yang jujur ya."
Arsen menaikkan sebelah alisnya. "Nanya apa?"
Sherly meremas kedua tangannya, ia terlihat gugup.
"Hmm.. kamu masih sayang sama Senja gak?" tanya Sherly dengan sangat hati-hati. Ia takut jika Arsen marah padanya.
"Hei, liat aku. Kamu sekarang pacar aku, jadi aku sayangnya sama kamu doang. Jangan pernah mikir yang macem-macem ya. Aku selalu sayang kamu." Arsen menangkup wajah Sherly.
"M-aaf aku ngeraguin kamu, aku cuman pengen tau doang. Makasih udah mau sayang sama aku." Sherly memeluk tubuh Arsen.
Sedari tadi seseorang di balik tembok berwarna putih tengah memperhatikan mereka. Orang itu adalah Senja, tadi ia tak sengaja melewati taman sehabis dari toilet.
Senja tersenyum simpul melihat kedekatan mereka berdua, meskipun hatinya berdenyut nyeri. Tapi Senja turut bahagia, jika keduanya juga bahagia.
"Perasaan seseorang cepet banget ya berubahnya haha," ucap Senja pada dirinya sendiri sambil tertawa hambar. Lalu ia berjalan menuju kelasnya.
"Lama amat lo!' tukas Kania saat melihat Senja memasuki kelas.
"Berak dulu ya lo?" tanya Rafka asal.
"Hahaha," tawa Carisa mendengar pertanyaan Rafka yang sangat spontan.
"Enak aja! Orang toiletnya rame," jawab Senja yang duduk di sebelah Alex.
"Galak amat, Neng," celetuk Rafka.
"Oh iya, bentar lagi kan Senja ulang tahun, jadi lo harus traktir kita!" ucap Kania heboh. Ia baru ingat 2 hari lagi sahabatnya itu akan berulang tahun yang ke 17 tahun.
"Tanggal delapan besok dong berarti?" tanya Rafka dengan antusias. Ia berharap akan mendapatkan traktiran.
"Iyaaa," jawab Carisa
"Cieee udah mau legal cieee," goda Kania dan Carisa bersamaan.
"Kalian juga nanti nyusull," jawab Senja sambil terkekeh. Ia saja hampir lupa jika 2 hari lagi dirinya berulang tahun.
YOU ARE READING
Let You Go
Teen FictionSEQUEL UNFORGETTABLE Senja yang mencoba berusaha untuk mengikhlaskan segalanya, mencoba untuk terbiasa tanpa hadirnya sosok Arsen dalam hidupnya. Kini ada perasaan seseorang yang harus ia jaga. Orang yang menyandang status sebagai kekasihnya belum l...
