5

71 9 2
                                    

-MY HOMO-

Rombongan tiba di Bali pukul satu malam dini hari, satu persatu turun dari bis, membawa barang barang yang mereka bawa.

Bis 6 datang sampai lebih awal dari bis 3. Bani dan Nadie sudah  masuk kemar hotel masing masing. Tadi Nadie sempat kerepotan, saat membawa barang barangnya, alhasil Bani turun tangan membantu, saat ingin kembali ke villa, ia melihat bis 3 masuk tempat parkir, ia berniat membantu  sepupu kecilnya. Setelah semua turun, menunggu terlalu lama. Tapi, Khanza tak kunjung keluar.

Ia berinisiatif masuk, kondisi di dalam sudah sepi, kemana Khanza? Apa dia duduk dibangku belakang? Dari belakang pundaknya ditepuk.

“M-maaf  kak, permisi.” Ujarnya kikuk. Bani menggeser tubuhnya agar adik kelasnya bisa lewat.

“Ah, iya lo liat Khanza gak? Dia ikut bis ini kog.” Adik kelas itu mendongak, mengambil sesuatu dari atas.

“Khanza ya? Maaf  nggak kenal kak.” Bani menepuk jidatnya sendiri, Khanza tak sepopuler Exal.

“Maksudnya Exal.”

“Oh, kak Exal ya? Dia di bangku nomor 3  dari belakang, sama cewek gak tau siapa, mereka masih tidur gak ada yang berani bangunin.” Bani berdecak. Setakut itu mereka sama Exal?

“Oh, yaudah maksih ya.” Ujar Bani seraya tersenyum. Adik kelas itu kemudian mengangguk lalu pergi. Bani melihat kedua manusia anak human itu sedang tidur dalam posisi yang membuat Bani tertawa.

“Kek laki lagi marahan ama Bini.” Gumamnya cekikikan.

“Harus diabadikan nih, siap tau nanti bisa dicetak,terus masukin album.” Bani memotret keduanya.

Beberapa kali ia membangunkan, dan tidak ada reaksi sama sekali. Ide jahil pun muncul. Ia menempatkan tangan kanan Exal di rambut Khanza, lalu Khanza memgang air mineral yang sudah terbuka diatas kepala Exal. Bani menemukannya dibawah bangku entah siapa. Lalu dengan lantang dia berkata.

“WOEY, BANGUN, BIS NYA TERBANG!!” Sesuai ekspetasi, Exal yang kaget langsung menjambak rambut Khanza secara bruntal, membuat sang empu menjerit kaget, kesal, kesakitan. Sedangkan Khanza dengan sangat tidak sadar sudah mengguyur kepala Exal dengan air. Jangan tanyakan bagaimana Bani sekarang. Ia sedang tertawa terbahak bahak, hampir menangis.

Sedangkan kedua human tersebut masih loading, mencerna apa yang sedang terjadi. Mereka bertukar pandang. Mengamati keadaan mereka, menarik tangan masing masing yang sudah berbuat hal diluar kendali.mengamati apa yang telah dilakukan sang tangan?

“BWAHAHAAHAHA YHAAAA bego sih, mana ada bis terbang?” Bani berkata sambil tertawa. Wahai Bani hidupmu tampak menyenangkan sekali.

Khanza mengerjap polos. Kemudian berteriak. “Heh, Lo apa apaansih malah jambak rambut gue, sakit tahu, kalau rontok gimana?  Mau tanggung jawab lo?hah?” Exal yang tidak terima membalas.

“Enak aja, orang gue kaget juga. Lah  lo ngapain nyiram gue pake air? Lo gak liat? Ni kepala gue basah karna siapa? Karna lo lah! Gila aja lo jadi orang.” Bani berhenti tertawa, lebih tertarik dengan perdebatan kedua orang didepannya.

“Ngawur banget, gue kaga tau kalau gue bawa ginian, orang gue aja gak inget terakhir kali gue tidur megang botol,mana gak ditutup lagi.”

“Sama. Gue juga gak inget kalau gue megang rambut lo.”

“Logikanya, air dipegang berjam jam, baru tumpahnya sekarang.” Bani kembali tertawa. Dua orang yang terkena sial itu menoleh pada Bani.

“Pasti kerjaan lo kan? Ngaku lo?!”

“Wah parah kak, tega banget sama adek.” Tukas Khanza mendramatisir setiap katanya. Kembali menetralkan tawanya, ia berdehem lalu beranjak keluar. Udah jam setengah 2 kalian masih mau pacaran disini? Apa mau ikut gue keluar, bentar lagi guru guru dateng.”

-MY HOMO-

“ANAK ANAK, SEGERA BERSIAP, KITA BERANGKAT PUKUL 9. SESUAI JADWAL HARI INI KITA AKAN MENGUNJUNGI BEBERAPA PANTAI DI BALI, SEKIAN. TERIMAKASIH.” Suara pak Namrid melengking memenuhi Hotel.

“Buset, itu guru kenapa sih, hobi banget ngomong ngegad.” Satu kamar di isi 4 orang. Khanza mendapat kamar di 13B yang ada di lanatai dua. Dalam pemilihan kamar ini bebas, siapapun boleh asalkan tidak laki laki dan perempuan. Sedangkan kamar ini terisi, Renita Ledy, Nadie, dan Khanza sendiri.

“Kebiasaan kali Nad, kek gak kenal pak Namrid aja.”

“Udah deh, buruan turun yok, nanti kalau pak Namrid tau kita belum turun bisa diceramihi.” Usul Renita yang dianggukki oleh ketiganya.

Sesampainya dibawah semua orang terlihat sedang sarapan, tapi tidak dengan Khanza yang memang jarang sarapan, dia kurang napsu saja.

“Za, sarapan yuk, “ ajak Nadie

“Nggak ah, jarang sarapan gue, mending minum susu aja.”

“Tapi, kita disuruh sarapan, soalnya hari ini pasti butuh tenaga banyak Za, atau mau gue ambilin?” tawar Renita. Uluh uluh pengertian banget sih neng hehe. Khanza menggeleng.

“Nggak usah, mending kalian ke sana aja deh, habis itu langsung ke bis masing masing.” Kita semua beda bis.

“Yakin gapapa?” Khanza mengangguk. Mereka beranjak pergi tapi, Nadie kembali menoleh.

“Lo, emangnya bawa susu?”

“Ada” Alibi Khanza, padahal ia tak membawa makanan instan kecuali pop mie, soalnya ribet. Ia duduk disalah satu anak tangga sambil memainkan HP. Sekotak susu Vanila disodorkan padanya, ia mendongak. Menatap sang pemberi susu, lalu menerimanya.

“Tau aja Kak. Hehe.” Cengirnya.

“Dari dulu emang gitu, kenapa lebih milih gak mau ribet dari pada, diri sendiri?”

“Gapapa, males aja.”

“Untung mama kemarin ngingetin, coba kalau nggak, lperut lo nggak keisi maybe.” Khanza mengangguk, mencoblok susu kotak lalu mulai menyedotnya.

“Nggak sarapan?”

“Udah.”

“Za”

“Hm.”

“Khanzza.”

“Hmm.”

Woey Khanza, diajak ngomong juga, lo mau gantiin Nisa Sabyan nyanyi ha?”

“Iihh selo napa elah, lagi fokus juga.”

“Kebiasaan.”Bani menyerobot Handphone itu.

“Yah yah yah, kog dismbil, gue kan mau main kak, itu gue nge Rank lho, detik detik Legend.”

“Bodo amat.” Khanza cemberut, lalu diam duduk menekuk wajahnya sambil menyedot susunya lagi.

“Lo sama Exal ada hubungan apa?” tanya Bani sambil bermain game dalam Handphone Khanza. Khanza kaget, pertanyaan macam apa ini?


Haloooo.  Exal comeback nih hehe. Suka ga sama ceritanya?
Voment ya kakak kakak, kalian baik deh😂
Makasih buat yang sempetin baca:)
See You Next Part.
Sekalian mengenang almarhum Didi kempot
Tertanda 5 Mei 2020. Semoga Khusnul kotimah.
Bantu aminin guys:)

MH [HIATUS] Where stories live. Discover now