20. Line🍃

833 170 23
                                    

Siyeon berjalan dengan riang memasuki kelas, gadis itu sudah tidak sabar sekali untuk bertemu Jeno. Semalam saja ia tidak bisa tidur karena memikirkan lelaki itu.

"Jeno!" Siyeon menggebrak meja.

"Ck, datengnya biasa aja nggak?!" kesal Jeno.

"Enggak, hehe."

Jeno mendecak kemudian tidur memunggungi Siyeon.

"Jeno.. yuhhu~" Siyeon menundik lengan teman sebangkunya.

"Oh Jeno Lee~ Tidur pagi-pagi itu nggak baik lho buat kesehatan. Karena.. ya, masak baru bangun lo udah tidur lagi kan nggak etis. Maka dari ituㅡ"

"Argh! Bisa diem nggak sih?!" Jeno menggebrak meja.

"Enggak, hehe," balas Siyeon cengengesan.

Jeno mendengus sebal kemudian lebih memilih untuk memainkan game di ponselnya.



"Psst! Jeno, bagi id line dong," ucap Siyeon.

Jeno bergeming, masih fokus dengan gamenya.

"Bagi id line dong," bisik Siyeon tepat di telinga Jeno.

Lelaki itu menjauhkan diri kemudian menggunakan jas almamater untuk menutupi kepalanya.

"Dih, sok banget sih!" kesal Siyeon. "Kalo gitu, lo aja deh yang add id line gue."

Jeno hanya diam, bahkan duduk memunggungi teman sebangkunya itu.

"Id line gue, parksiyeoncans add ya!!" seru Siyeon.

Jeno tak merespon apa-apa yang lantas membuat gadis itu mendecak kesal.




"JENO!! ID LINE GUEㅡ"




Cepat-cepat Jeno meremas sebuah kertas dan memasukkannya ke mulut Siyeon.

"Bacooottttt!!!!!!" Sepertinya emosi Jeno sudah sampai ke ubun-ubun.

Siyeon mencubit lengan Jeno, "Dasar nyebelin!!"

Lelaki itu hanya bisa mengelus dada sembari memperhatikan Siyeon yang berjalan keluar kelas. Syukurlah, setidaknya hidupnya bisa tenang beberapa menit ke depan.

Sedang seru-serunya Jeno bermain game, tiba-tiba Siyeon datang lagi dengan hebohnya. Demi kerang ajaib, Jeno kesal sekali. Kalau bisa, ia ingin sekali mengenyahkan gadis itu dari muka bumi ini.

"Jeno, dicariin Pak Suho di ruang guru!" ucap Siyeon dengan heboh.

"Disuruh ngapain?" tanya Jeno.

"Nggak tau."

Jeno bangkit dari tempat duduknya kemudian pergi begitu saja. Sementara Siyeon sudah bersorak gembira melihat kepergian lelaki itu.

"Mau aja gue bohongin." Siyeon cekikikan kemudian cepat-cepat mengambil ponsel Jeno yang tergeletak di atas meja.

"Anjir, untung belum dikunci," ucap Siyeon kemudian menambahkan kontaknya di ponsel Jeno.

Beruntung ia melihat kedatangan Jeno, jadi ia bisa menaruh ponsel itu di tempatnya semula dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.




Jeno menatap tajam Siyeon yang memasang tampang innocent.

"Kenapa?" tanya Siyeon.

"Lo bohongin gue?"

"E-enggaklah! Orang tadi beneran dipanggil kok."

Jeno membuang napas kasar kemudian kembali bermain game di ponselnya. Sementara Siyeon hanya bisa tertawa jahat di dalam hati.






DandelionWhere stories live. Discover now