Prolog🍃

3K 345 39
                                    

Bocah berumur 5 tahun itu tengah memperhatikan sepasang suami istri yang sedang meributkan dirinya.

Awalnya anak itu tinggal di panti asuhan, namun sebulan belakangan ini ia telah kembali pada orang tua kandungnya. Ia bisa kembali karena ibu panti menemukan jejak kedua orang tuanya dan langsung menyerahkannya pada sang bunda dan ayah.

Tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan, anak itu hanya duduk bersandar di tembok sembari memeluk kedua lututnya.

"Aku udah muak sama semuanya! Pokoknya Jeno ikut sama kamu!" teriak seorang wanita yang baru berumur kurang lebih 21 tahun itu.

"Enak aja. Kamu bundanya, jelas dia harus ikut kamu!" balas lelaki yang lebih tua satu tahun dari si wanita.

"Tapi kamu ayahnya, kamu yang harus biayain hidupnya!"

"Oke. Kita ambil jalan tengah. Kamu yang ngajak dia dan aku bakal transfer biaya hidupnya setiap bulan, gimana?" saran lelaki berpostur tinggi itu.

Si wanita menghela napas berat, "Oke, aku terima. Tapi jangan harap anak itu bakal dapet kasih sayang seorang ibu."

"Terserah. Aku nggak peduli," ucap lelaki itu lalu pergi sembari membanting pintu rumah.

"Ayah mau pergi kemana?" tanya Jeno kecil dengan polosnya.

"Dasar anak pembawa sial! Diem kamu disini!" Wanita itu membentak Jeno lalu pergi begitu saja dan tak lupa mengunci pintu agar putranya tak dapat keluar rumah.

"Bunda mau kemana? Jangan tinggalin Jeno. Bunda.. Jeno takut sendirian." Jeno kecil menangis sesenggukan sembari menggedor pintu, berharap sang bunda membuka pintu dan kembali untuknya.

Lee Jeno terus menangis sambil bersandar di pintu. Sungguh malang nasibnya, ia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Mereka terus menyebutnya anak sial karena kelahirannya yang tak pernah diharapkan.

"Bunda.. Jeno salah apa? Jeno minta maaf."

🍃🍃🍃

DandelionDove le storie prendono vita. Scoprilo ora