48. I Love You🍃

456 94 47
                                    

Siyeon duduk sendirian di tempat suduk yang biasa ia duduki dengan Jeno. Sungai Han menjadi saksi bagaimana sakitnya hati gadis itu saat ini.

Tatapannya terlihat kosong, menatap lurus sungai tyang ada di hadapannya saat ini. Tangannya memegang erat boneka kuda poni berukuran sedang yang diberikan Jeno saat ulang tahunnya yang ketujuh belas.

Sudah sekitar satu jam Siyeon duduk disana dan ia tak ingin beranjak sedikitpun, padahal bisa saja ia pergi ke rumah Jeno karena ia rindu sekali dengan lelaki itu.

Siyeon menghela napas berat kemudian memperhatikan kuda poni yang ada di pangkuannya.

"Menurut lo Jeno kesini nggak?" tanya Siyeon yang tak mendapat respon appa-apa.

Gadis itu tertawa hambar, "Oh iya, lo kan nggak bisa ngomong."

Siyeon mengeluarkan ponselnya dan lebih memilih bermain game untuk membunuh wakru.

Gadis itu terkejut ketika pipinya tiba-tiba terasa dingin karena ada seseorang yang menempelkan sekaleng soda.

Siyeon tersenyum senang, "JENO??"

Jeno membuka kaleng soda tersebut kemudian duduk di sebelah gadisnya, "Udah daritadi?"

Siyeon mengambil soda yang diberikan Jeno, "Lumayan."

"Sorry ya, gue baru pulang kerja."

"Ngapain minta maaf? Kita kan nggak ada janjian mau ketemu disini?"

Jeno terkekeh, "Iya juga ya."

"Mau?" Siyeon menawarkan sodanya pada Jeno.

"Enggak, buat lo aja."

Siyeon segera menghabiskan sodanya kemudian membuang kaleng itu ke tempat sampah.

"Kemarin lo nggak kehujanan kan?" tanya Jeno.

"Menurut lo?"

"Kehujanan."

Siyeon mengangguk.

"Maaf ya," ucap Jeno.

Lagi-lagi Siyeon hanya mengangguk, padahal ia tak tau Jeno meminta maaf untuk apa.

"Ini kuda kenapa dibawa kemana-mana sih?" tanya Jeno.

"Gue kira lo nggak kesini, makanya gue ngajak dia buat nemenin gue."

Jeno hanya geleng-geleng kepala kemudian menatap sungai yang ada di hadapannya.

"Jeno, sekarang gue udah boleh peluk?" tanya Siyeon.

"Belum."

"Kenapa? Lo bau asem lagi?"

Jeno menggeleng, "Gue nggak pantes dipeluk cewek sesempurna lo."

Tanpa menunggu persetujuan Jeno, Siyeon memeluk lelaki itu seerat mungkin. "Alasan macam apa itu?"

Jeno tersenyum tipis, perlahan tangannya membalas pelukan gadisnya.

"Gue kangen banget sama lo," ucap Siyein.

"Hm."

Siyeon mendongak, "Hm itu artinya apa?"

"Iya, gue juga kangen sama lo."

Siyeon menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada Jeno.

"Pasti lo pake parfum yang banyak ya sebelum kesini?" tanya Siyeon.

"Loh, kok tau?"

"Wangi banget sih."

Jeno terkekeh kemudian mengeratkan pelukannya pada Siyeon.

DandelionWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu