Taehyung mengerti bahwa segalanya tidak akan abadi begitu juga manusia. Kenangan itu hanya mampu ia ingat di benaknya juga hatinya, satu hembusan angin mampu membawa sedikit beban yang kini mungkin akan terasa lebih berat karena akan ada banyak kenangan yang mungkin akan menghantuinya kembali.

"Jimin-ah aku kembali, rasanya terlalu takut untuk melakukannya sendiri".

Mungkin orang akan mengatakan Taehyung gila tapi ini kenyataanya bahwa hanya dengan duduk disamping di tengah beribuh makam ia mampu mencurahkan isi hatinya yang terlampau kosong, dengan hanya menatap nisan disampingnya ia mampu mengingat berjuta kenangan yang tak mampu ia hapuskan dari memori hidupnya.

"Jimin-ah apa kabar?__

_aku merindukanmu". Lirinya ia menyentuh nisan itu penuh kasisayang memberikan usapan terkhir sebelum ia bergegas pergi menjemput anaknya pulang sekolah hari ini. Meeting, operasi, di hari pertama ia beroperasi disini mampu membuatnya cukup lelah.

Membawa tungkainya melangkah lebar-lebar melewati makam-makam yang berada disana, harum wangi vanilla menyapa indranya, lembutnya harum kayu manis melewati indra penciuamnya yang begitu tajam.

Taehyung menghentikan langkahnya jaz yang berada ditanganya ia remat, membalikan badanya secarah perlahan dimana namja tadi melewatinya begitu saja menuju sebuah makam baru yang tidak jahu dari makam istrinya.

"Hay nunna aku merindukanmu".

Taehyung terus memperhatikan namja yang mungkin lebih pendek darinya dengan surai hitam kelamnya juga kemeja putih yang ia kenakan. Setelah namja itu selesai berdoa ia segerah berbalik.

Dengan slow mantion Taehyung merasa ada mimpi disini.

"Jimin? "

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Jimin? ". Gumamnya.

"nde? ".

Taehyung menghampiri namja itu lalu membolak balikan tubuhnya, sungguh demi Tuhan dia sangat mirip jimin semuanya tidak terkecuali mata, bibir, pipi, rambut, kulit, bahkan tindiknya pun sama. Taehyung sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"k-kau jimin? ". Tanyanya lagi ia menatap mata namja itu penuh harap bahwa yang ada dihadapanya adalah Park Jimin ah tidak Kim Jimin istrinya yang ia rindukan selama 10 tahun ini menahan rindu untuk memeluknya.

Taehyung menarik namja itu menubruk tubuhnya ia mendekap namja itu penuh rindu sangat rindu bahkan air matanya mengalir deras, memeluknya erat seakan tidak ada lagi hari esok.

"T-tuan le-lepaskan". Namja itu mencoba melepaskan rengkuhan taehyung yang begitu erat.

"ani, aku tidak akan melepaskanmu jim. Sudah cukup 10 tahun ini aku memendam rinduku sendiri jim hiks kau tahu melihat anak kita menangis disetiap malam sambil memeluk fotomu itu membuatku rapuh jim". Sedangkan namja yang di peluk taehyung terpaku terdiam dia tidak tahu apa-apa soal taehyung.

"Ma-maksutmu? "

Taehyung melepas pelukannya dan memandang wajah jimin yang menatapnya datar juga iba, saat itu juga taehyung tersadar bahwa yang telah pergi tidaklah akan kembali lagi.

"K-kau bukan jimin".

Namja yang di panggil jimin itu kembali mengerutkan dahinya tidak faham apa yang di maksut taehyung tadi.

"maaf tuan, nama ku memang jimin tapi saya rasa saya bukan yang anda cari". Ujarnya mencoba sesopan mungkin.

"iya kau benar kau bukan jiminku, karena jimin ku tidak akan pernah memandang ku seperti itu".

"a-apa!?". Pekiknya

"Tuan Im anda sudah di tunggu Tuan Jung". Namja lain baru saja datang di antara pembicaraan mereka yang membuat jimin mengalihkan tatapanya.

"maaf tuan saya permisi". Setelahnya Jimin meninggalkan Taehyung kembali sendiri dengan segalah rasa hampa kenangan masalalu kembali terngiak dikepalanya.

Jikalaupun aku pergi hatiku juga mataku tidak akan pernah bisa berbohong. Dan hatiku akan tetap berdebar saat bersama mu begitu juga tatapanku Tae

Kata-kata itu terngiak ditelinganya tapi apa yang barusan dia dengar juga ia lihat tidaklah sama.

Dia bukan Park Jimin ataupun Kim Jimin istrinya

Lamunanya buyar saat ia merasakan getaran pada saku celanya dimana Cp seokjin tertera dilayarnya.

"yeoboseo"

Hiks tae tolong aku

"hallo hyung kau dimana? "

Di-dia ada disini hiks

"siapa?,astaga hyung jangan panik aku kesana"

Tae hiks tolong

"kau dirumah sakit kan?"

Hiks nde

"tunggu disana dan jangan matikan telfnya".

Dengan tergesa taehyung berlari menuju mobilnya dimana ia masi sempat melihat siluet tubuh jimin yang masi berdiri dengan namja lain.

Tanpa memikirkan pandangan aneh jimin, taehyung langsung masuk ke dalam mobil menuju ke r.s








;
"Jinseok de-dengarkan aku duluh".

Seokjin menggeleng dia berusaha melangkah mundur dari lorong sepi itu karena mereka berdua ada di lantai paling atas ruang kerja Taehyung. Seokjin benci korea karena namja didepanya yang dengan teganya membuangnya karena takut orangtuanya tidak akan menerimanya hah! Alasan macam apa itu?

"pergi hiks". Seokjin berusaha agar tidak kembali akan traumanya pada namja didepanya ini.

Dalam hati ia berdoa agar taehyung cepat kembali dia benar-benar bergantung pada namja tiga tahun lebih muda darinya hanya taehyung harapannya satu-satunya.

Derap langkah kaki tergesa dapat seokjin dengar pasti itu taehyung pikirnya.

"Seokjin hyung! ".



























;
TBC

[REST]  I Need U, Jimin! • vmDonde viven las historias. Descúbrelo ahora