part 15 💏 Gil Ra 💏

1.4K 182 13
                                    

2 Tahun Yang Lalu...

   Seorang wanita turun dari mobilnya, lalu berlari memasuki sebuah gedung apartemen. Wanita yang memakai syal hitam ini menekan bel dari tempat tinggal seseorang yang ia kenal, berulang kali di tekan karena tidak ada yang membuka pintu. “Gil Ra, buka pintunya!” Wanita bernama Kim Jiwon ini berteriak memanggil sang pemilik rumah.

  Tidak lama pintu terbuka, memperlihatkan sosok wanita berambut panjang yang wajahnya terlihat sangat pucat. Meski terlihat seperti orang sakit. Tidak. Ini memang menyakitkan untuknya. Gil Ra masih tersenyum pada Jiwon. “Sudah kubilang aku baik-baik saja. Kau tidak perlu datang. Bukankah melelahkan setelah menempuh perjalanan panjang dari Paris?” Ucap Gil Ra yang sangat perhatian pada Jiwon.

   “Apa yang terjadi? Video itu... Kau di lecehkan? Itu benar Woo Hyun? Aku tahu kau tidak mungkin mengkhianati pacarmu. Katakan padaku.” Jiwon memegang tangan Gil Ra.

   Gil Ra lagi-lagi tersenyum pada Jiwon, berusaha mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Gil Ra paling tidak suka menyusahkan sahabatnya. “Aku agak lelah. Bisakah kau pulang?”

   “Kau sudah menghubungi pacarmu? Minta dia kembali ke Korea, aku akan menanggung biayanya. Dia harus menemanimu.”

   Kepala Gil Ra menggeleng begitu mendengar ucapan Jiwon. “Aku tidak sanggup menghadapinya. Aku akan baik-baik saja. Orang-orang akan melupakan ini. Pulanglah.”

   Meski sudah diminta untuk pulang, Jiwon tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Tidak, Jiwon tidak bisa meninggalkan Gil Ra seperti ini. Jiwon bahkan tidak tahu bagian mana dari Gil Ra yang baik-baik saja. Gil Ra kesakitan, Jiwon tahu itu.

  “Gil Ra...” Belum selesai Jiwon bicara ponselnya sudah berdering karena telepon dari Ibunya.

  “Halo, Ibu. Kenapa?” Jiwon menjawab telepon dari Ibunya tanpa melepaskan tangan Gil Ra. Bahkan pandangan Jiwon tidak pernah lepas dari Gil Ra.

   “Ayahmu masuk Rumah Sakit. Cepatlah datang, Ayahmu di Rumah Sakit Yulje.”

   “Ya, aku akan ke sana.” Jiwon memutuskan telepon dengan Ibunya, tapi terasa sangat sulit untuk pergi. Rasanya Jiwon benar-benar tidak ingin meninggalkan Gil Ra.

  “Ada apa?” Tanya Gil Ra.

  “Ayahku masuk Rumah Sakit. Aku rasa jantungnya kembali bermasalah.”

   “Pergilah. Kau harus mengetahui keadaan Ayahmu. Aku sungguh akan baik-baik saja.” Gil Ra mencoba meyakinkan Jiwon.

  “Apa yang kau maksud baik-baik saja? Wajah pucatmu? Kau sungguh tidak baik-baik saja. Ayo, ikut aku. Kita ke Rumah Sakit, kau harus mendapat perawatan.” Jiwon menarik tangan Gil Ra, tapi ditepis oleh Gil Ra.

   “Tinggalkan aku!” Gil Ra meninggikan suaranya, kemudian masuk ke apartemennya.

  Jiwon hanya menatap pintu apartemen Gil Ra yang kembali tertutup. Ini membuat Jiwon semakin khawatir, tetapi ada sosok Ayah yang harus Jiwon lihat keadaannya. Dan pada akhirnya Jiwon harus pergi meninggalkan Gil Ra, padahal sebenarnya Jiwon tidak pernah ingin melangkahkan kakinya dari tempat ini.

••••

   Hari itu, hari dimana ia meninggalkan apartemen Gil Ra. Jiwon sungguh menyesalinya. Jiwon menyesal telah meninggalkan Gil Ra seorang diri. Jiwon tidak yakin keberadaannya bisa menyembuhkan depresi Gil Ra. Tapi, Jiwon percaya tidak akan ada orang egois yang menemui Gil Ra dan meracuni pikiran Gil Ra.

   Jiwon membuka pintu rumahnya dan langsung disambut oleh Kyuhyun yang tersenyum padanya. Pria itu terlihat sangat bahagia. Melihat hal ini Jiwon juga tersenyum pada Kyuhyun, menyembunyikan segala beban pikirannya di hadapan Kyuhyun.

   Kyuhyun memeluk erat Jiwon dan mengecup rambut Jiwon. “Akhirnya kau pulang juga. Ayo, aku sudah masak makan malam.” Ucap Kyuhyun yang kini menatap Jiwon, namun kedua tangan Kyuhyun masih melingkar di pinggang Jiwon.

   “Kau tidak perlu melakukannya. Aku bisa masak sendiri.” Jiwon benar-benar takut terbiasa pada hal seperti ini. Pelukkan, senyuman dan sikap manis Kyuhyun. Jiwon takut dirinya akan terbiasa hingga jika nanti Kyuhyun pergi rasanya seperti Kyuhyun telah mengambil semua hidupnya.

  “Biarkan aku menjadi sedikit berguna untukmu.”

  “Kau sangat berguna. Kau membuatku bahagia.” Dengan cepat Jiwon menyahuti ucapan Kyuhyun.

  “Baiklah. Ayo, nanti makanannya menjadi dingin.” Kyuhyun merangkul bahu Jiwon dan membawa Jiwon ke ruang makan.

••••

   “Ayah, maafkanlah Ibu. Biarkan Ibu kembali tinggal di sini. Kasihan Ibu sendirian di paviliun. Lagi pula, itu kesalahan Kakak, Ibu hanya berusaha melindungi karena sangat menyayangi Kakak.” Ucap Jiwon yang jika di hadapan Ayahnya Jiwon berusaha keras memperlihatkan hubungan yang baik dengan Ji Kyung, walau hanya dengan kata-kata.

   “Ayah masih sulit untuk melakukannya. Tapi siapa yang memberitahu wartawan tentang aib Ji Kyung? Kakakmu benar-benar nembuat Ayah malu.”

   Tidak ada tanggapan keluar dari mulut Jiwon, wanita ini hanya diam menatap halaman luas di rumah Ayahnya yang terlihat jelas karena dinding di rumah ini lebih banyak kaca. Jiwon belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika sudah waktunya, Jiwon pasti bicara walau tidak yakin Ayahnya bisa kuat menerima fakta itu.

   Merasakan ada tangan hangat menyentuh kepalanya membuat Jiwon menoleh pada Ayahnya. Jiwon tersenyum dan menggenggam erat tangan Ayahnya. “Kenapa? Ayah butuh sesuatu?” Tanya Jiwon pada Ayahnya yang duduk di kursi roda.

  “Bukankah Ayah yang harusnya menanyakan itu? Kenapa kau diam? Memikirkan apa?” Dan Tae Won balik bertanya pada putrinya.

  “Tidak ada apa-apa. Jangan khawatir padaku.” Jiwon tersenyum pada Ayahnya.

   Tae Won juga memberikan senyuman hangatnya. Tae Won tahu ada sesuatu yang sedang Jiwon pikirkan, tapi Tae Won tidak akan memaksa Jiwon untuk bicara. Lebih baik menunggu sampai Jiwon siap untuk bicara.

   “Apa kau tidak berpikir untuk menikah dengan Kyuhyun?” Ujar Tae Won.

   Menikah dengan Kyuhyun. Jiwon tidak pernah memikirkan itu karena bisa memperburuk keadaan nantinya. Lagi pula tujuan Jiwon hanya menjaga Kyuhyun dan menjadikan Kyuhyun pria terhormat, berharap nantinya Kyuhyun bisa menjadi lebih baik dan tidak lagi kembali menjadi seorang Call Boy.

   Memiliki Kyuhyun seutuhnya terlalu takut untuk Jiwon lakukan. Jiwon tidak siap dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. Itu terlalu menakutkan bagi Jiwon. Biarlah semua berjalan seperti seharusnya, tanpa berkhayal terlalu tinggi.

   “Kyuhyun ingin melanjutkan kuliahnya yang dulu terhenti karena Ayahnya meninggal. Aku membantunya karena kondisi keuangannya tidak baik. Ayah tidak keberatan, kan?” Jiwon menjadikan kuliah Kyuhyun sebagai alasan agar tidak terus membahas pernikahan.

   “Kenapa Ayah harus keberatan? Ayah justru merasa telah mendidikmu dengan benar. Kau terlihat lebih baik setelah kematian Gil Ra. Karena Kyuhyun, kan?”

  Jiwon hanya tersenyum saja. Senyuman sudah cukup untuk menjadi jawaban atas pertanyaan Tae Won. Ya, Tae Won yakin itu memang karena Kyuhyun. Jiwon menjadi lebih baik berkat kehadiran Kyuhyun. Entah sejak kapan mereka dekat, Tae Won hanya berharap Kyuhyun bisa mengembalikan keceriaan Jiwon.

••••

   Sung Cheol sedang sibuk melayani pelanggan saat ini. Satu pelanggan baru telah datang. Cho Kyuhyun. Itulah yang datang. Sung Cheol yakin Kyuhyun datang bukan hanya untuk sekadar minum, sebab tatapan Kyuhyun langsung tertuju pada Sung Cheol begitu tiba di sini.

  Begitu Kyuhyun sudah duduk, Sung Cheol langsung menyajikan minuman untuk Kyuhyun. “Aku yang traktir. Kau pasti datang untuk bertemu denganku, kan?” Ucap Sung Cheol.

  Kyuhyun tidak tahu apakah dirinya sangat jelas terlihat seperti ingin bertemu dengan Sung Cheol, atau sebenarnya Jiwon bercerita tentang kecemburuannya pada Sung Cheol, sampai Sung Cheol tahu kedatangannya bukan untuk sekadar minum.

   “Aku Baek Sung Cheol. Kau ingin tahu apa?” Ucap Sung Cheol lagi, langsung pada intinya karena tidak punya banyak waktu.

   “Kau benar hanya teman Jiwon? Aku melihat saat kau bersama Jiwon beberapa hari yang lalu. Aku rasa itu lebih dari teman.” Dan Kyuhyun juga langsung pada inti permasalahan.

   Tepat seperti dugaan Sung Cheol bahwa Kyuhyun datang untuk memperjelas status diantara dirinya dan Jiwon. Sung Cheol tidak tahu kalau sikapnya pada Jiwon tidak seperti seorang teman. “Sungguh hanya teman. Aku sudah lama mengenal Jiwon, jadi kami terlihat akrab. Kami kenal karena dulu Ayahku bekerja sebagai supir pribadi Ayah Jiwon. Jangan salah paham lagi, kau sudah menang karena berhasil merebut hati Jiwon.”

   “Apa maksudmu kau juga menyukai Jiwon?” Kyuhyun bertanya untuk memperjelas maksud ucapan Sung Cheol.

   “Cantik, baik, pintar, tegas dan disiplin. Menurutmu siapa yang tidak menyukai seorang Kim Jiwon? Dia adalah sosok yang sempurna, kalau saja terlahir sebagai anak tunggal.” Sung Cheol tersenyum tipis pada Kyuhyun, lalu kembali sibuk melayani pelanggan.

  Kyuhyun hanya menatap Sung Cheol yang sibuk bekerja. Kyuhyun tidak mengerti apa maksud kalimat terakhir Sung Cheol. Pria itu bicara seolah-olah Ji Kyung adalah penyebab Jiwon menjadi sosok yang tidak sempurna. Kyuhyun penasaran apa ada masalah diantara Jiwon dan Ji Kyung?

••••

   Kyuhyun kembali ke rumah Jiwon setelah bertemu dengan Sung Cheol. Kyuhyun menatap sekeliling rumah yang terlihat sepi. Mobil Jiwon sudah ada di depan, jadi pasti Jiwon sudah di rumah dan Kyuhyun berpikir mungkin Jiwon sudah tidur.

   Kaki Kyuhyun melangkah menuju ke kamar Jiwon. Kyuhyun membuka pintu dengan perlahan karena takut akan membangunkan Jiwon kalau saja wanita itu memang sudah tidur. Tapi ternyata Jiwon tidak ada di kamarnya.

   “Di mana Jiwon?” Kyuhyun bergumam.

   “Kau dari mana?” Lalu terdengar suara Jiwon dari arah belakang Kyuhyun.

  “Kau membuatku kaget.” Kyuhyun memegangi dadanya karena dibuat kaget oleh Jiwon.

  “Kau dari mana?” Jiwon kembali mengeluarkan kalimat yang sama karena tidak dijawab oleh Kyuhyun.

   “Apa mata-matamu tidak melapor padamu?”

   “Aku melonggarkan pengawasanmu karena aku percaya padamu. Jadi, jujur padaku. Kau dari mana?” Dengan cepat Jiwon menyahuti ucapan Kyuhyun.

   Begitu rupanya. Kyuhyun benar-benar harus terus menekankan pada dirinya sendiri untuk tidak mengkhianati kepercayaan Jiwon. Kepercayaan itu sungguh mahal. “Aku bertemu Sung Cheol di tempat kerjanya. Aku hanya ingin memastikan kalau kalian hanya berteman. Jangan terlalu dekat dengannya, aku cemburu.”

   Kyuhyun jujur. Jiwon tersenyum mendengarnya. Melonggarkan pengawasan Kyuhyun, itu hanya alasan untuk mengetes kejujuran Kyuhyun. Menjadi pertimbangan bagi Jiwon untuk benar-benar melonggarkan pengawasan Kyuhyun.

   “Baiklah, aku percaya. Demi kenyamananmu aku akan menjaga jarak dengan Sung Cheol. Sekarang istirahatlah. Jangan terlalu kejam pada dirimu. Masih ada 5 hari lagi.” Jiwon tersenyum pada Kyuhyun, kemudian pergi meninggalkan Kyuhyun.

  Kyuhyun terlihat bingung, namun berusaha keras menebak maksud ucapan Jiwon dan Kyuhyun terpikirkan sesuatu. “Apa dia tahu yang aku kerjakan?”

••••

  Rumah Sakit Yulje

   Woo Hyun berdiri di atap gedung tinggi ini seorang diri. Angin yang begitu dingin menerpa tubuh Woo Hyun, tetapi tidak pernah Woo Yang pedulikan. Pandangan Woo Hyun mengarah ke bawah, tempat seseorang terjatuh dan akhirnya meninggal dunia.

   Jiwa pengecutnya telah ikut mendorong wanita malang itu bersamaan dengan berbagai komentar jahat yang terus membebaninya dan membuatnya kesakitan. Woo Hyun tahu semua itu, tetapi tidak berani berbuat apa-apa.

TBC...
Tinggalkan jejak!!!

My Sugar Boy ✔Where stories live. Discover now