11 - Where Would You Go?

7 1 0
                                    

Malam hari di kediaman Addergoole...

"Sy, udah lama banget ya kita nggak jalan bareng anak-anak," ucap Donny saat anak-anaknya sudah tertidur lelap di kamarnya.

"Iya. Kamu ada rencana nggak?"

Sisy menggeleng sambil mengumbar senyum termanisnya.

Donny semringah melihat reaksi Sisy.

"Emang kamu ada rencana ke mana?"

"Kalo proyek gedung Thamrin selesai, aku mau ajuin cuti sih. Anak-anak juga bentar lagi kenaikan kelas. Jadi mereka pasti libur panjang. Tapi kalo cuma sepuluh hari kita ke mana ya?"

"Ke luar negeri juga bisa sih," ujar Sisy sambil berpikir cepat.

Donny seakan mendapatkan ide. "Iya, juga ya..."

Sisy mengangguk semringah. "Anak-anak pasti hepi deh kalo kita pergi ke Universal Studios atau Disneyland..."

"Iya, sayang. Barbie tuh pengin banget bisa lihat badut Mickey Mouse. Kita ke Singapura aja kali ya..."

Sisy mengangguk setuju dan menatap Donny sambil mengukir senyum manisnya. "Aku bener-bener kagum banget deh sama kamu, Don. Kamu tuh sayang banget ya sama anak-anak..."

"Iya, sayang. Kamu juga, kan?"

Sisy mengangguk.

"Aku yakin mereka baik-baik aja kalo aku serahin ke kamu... Ya, kamu tahu kan kalo aku tuh hampir sulit membagi waktuku untuk mereka. Aku ingin kebutuhan mereka tercukupi. Makanya aku kerja keras selama ini hanya untuk mereka, Sy..."

"Iya, sayang... Aku tahu kamu ayah yang baik... Kamu juga sabar banget... Mereka beruntung punya ayah seperti kamu..."

"Iya, sayang... Aku juga beruntung dapetin kamu..."

Kemesraan mereka malam ini sungguh membuat Donny merasa bahagia. Begitu juga Sisy. Wajahnya yang merona berseri-seri ketika membalas sorot mata Donny yang begitu meneduhkan. Selayang pandang membuat imajinasinya mengudara ke tempat yang indah sekali.

Sementara itu, di sisi lain Demy tiba di depan rumah Donny dan turun dari mobilnya dengan cepat. Sudah hampir jam sebelas malam, ia tak mau terlambat pulang ke rumah karena malam ini ia harus tidur lebih cepat untuk bisa kembali berjaga di rumah sakit pagi-pagi.

"Makasih, Pak!" tukas Demy saat satpam rumah Donny membukakan pagar untuknya. Tapi baru saja ia masuk ke halaman depan rumah Donny, langkahnya tiba-tiba terhenti karena melihat Donny dan Sisy tengah duduk berdampingan.

Saat wajah Donny dan Sisy saling berdekatan, tiba-tiba saja...

Krakkk!

Eh! Donny dan Sisy tersentak, lalu menoleh ke arah sumber suara.

Seseorang sudah tak sengaja menginjak ranting kering yang jatuh berserakan di bebatuan kecil halaman rumah Donny. Kalau bukan Demy, siapa lagi?

"Hehehe," Demy cengengesan, tak enak hati.

Donny dan Sisy pun sontak saling menjauhkan wajah mereka dan sedikit menjaga jarak tempat tuduk masing-masing. Mereka mendadak salah tingkah karena melihat Demy.

Demy sisi wajahnya yang mulus dan sama sekali tak gatal itu. "Sori, Don. Gue cuma mau nganter apple cake buat Mami kok. Ta-tadi dia tiba-tiba telepon gue gitu. Sori ya, kalo ganggu..."

Donny tergelak sedikit tertawa. "Nggak kok, Dem. Nggak ganggu. Tolong ditaruh aja di meja makan ya," serunya cepat seraya melihat Sisy pun membuang wajahnya yang sedikit memerah ke arah lain.

Restu {END}Where stories live. Discover now