14 - Stranger

4 0 0
                                    

Donny baru saja turun melihat anak-anak yang sedang makan roti panggang sambil mengangkat satu kaki di kursi.

Donny hampir tersedak begitu Mami menyenggol lengannya. Seakan diilhami indera keenam, ia paham dengan sorot mata heran Maminya. "Barbie, Toni, kalian lihat nggak kaki Ayah ada di mana?"

Barbie dan Toni saling melihat dan sama-sama melongok ke kolong meja makan. "Di bawah, meja, Yah..." jawab mereka serentak.

"Nggak melayang, kan?" tanya Donny hingga kedua anaknya mengangguk setuju.

"Iya," sahut Barbie.

"Kalo gitu, BOLEH NGGAK KAKI KITA NAIK KE ATAS KURSI?" seru Donny tegas dan dengan nada suara yang keras.

Di balik meja makan, Sisy pun sampai terlihat syok sejenak melihat Donny sebegitu marahnya pada anak-anak.

"Tapi sama Onti Sisy nggak apa-apa kok, Yah..."

Melihat pelototan Donny dan menerima senggolan kaki dari Toni, Barbie pun kontan membungkam mulutnya rapat-rapat.

"Sayang, kayaknya Onti nggak pernah angkat-angkat kaki ke kursi deh..."

Sahutan Sisy sontak membuat Barbie dan Toni saling pandang bingung.

"Sudah-sudah. Ayah harus pergi dulu ya. Ada rapat sama teman kerja Ayah. Barbie sama abang jadi anak baik ya di rumah sama Onti Sisy. Paling jam sebelas juga Ayah sudah pulang." Donny meneguk segelas air mineralnya dan beranjak dari kursi makannya.

"Nanti malam Ayah ke kamar Barbie dulu, kan?" Barbie cepat-cepat ikut turun dari kursi dan menghambur ke Donny yang terpaksa menggendongnya.

"Iya, sayang... Sekarang sama Onti Sisy dulu ya..."

Barbie mengangguk setuju.

Donny melangkah dan menurunkan Barbie di teras, lalu ia mengecup pipi Sisy sebelum ia masuk ke mobilnya. "Bye, sayang..."

"Bye, Ayah...!" seru Barbie dan Toni serentak.


***


"Barbie sayang? Udah tidur?" bisik Sisy di telinga Barbie, tapi gadis cilik itu tidak menjawabnya. Ia hanya memastikan anak-anak memang sudah tidur.

Tak lama Sisy keluar dari kamar anak-anak, ia sudah memesan taksi online yang sekarang sudah menunggunya di luar rumah. Setelah ia melangkah ke halaman, hpnya berbunyi. "Halo, Don. Aku baru aja mau naik taksi nih," sahut Sisy saat Donny meneleponnya.

"Oh, hati-hati ya sayang... Aku baru keluar dari kantor nih..."

"Di kantor? Udah selesai meeting-nya?"

"Udah. Tapi aku tadi harus mampir ke ruanganku dulu. Soalnya ada satu lembar desain gedung yang lagi aku kerjain ketinggalan."

"Ok, sayang..."

"Good night, babe..."

"Good night, sayang..."

Sisy kembali menaruh hpnya di tas. "Jalan Cemara Satu, Pak..."

"Iya, Mbak. Sudah ada di peta..."

"Oh, iya. Benar juga. Oke, let's go!"

Setelah taksi itu meninggalkan pekarangan rumah Donny, lampu ruang tamu menyala.

"Barbie! Kok lampunya dinyalain?"

"Gelap! Emangnya kamu mau ketemu hantu?"

"Di sini nggak ada hantu! Adanya kamu sama aku!" pekik Barbie setengah berani dan setengah takut. Matanya berlari ke segala arah. "Iya, kan?"

Restu {END}Where stories live. Discover now