5 - Little Pompom

6 1 0
                                    

Satu minggu kemudian, di Situ Lembang...

Demy yang tengah duduk dekat ayunan hanya bisa tertawa melihat Barbie bermain pompom sambil berlari mengelilingi ayunan karena ingin mengejar Toni. Hari ini Barbie dan Toni berencana untuk pergi ke taman tanpa Donny. Kemarin ia sudah menghabiskan waktu liburnya dengan tidur di rumah. Seharusnya akhir pekan ini ia bisa istirahat, tapi....

Sekitar jam 10 ini Demi harus beranjak ke rumah Donny karena khawatir mendengar cerita Mami Donny. Katanya, Barbie atau Toni mendadak ingin pergi ke taman sepulang les melukis dan piano mereka selesai. Namun, Donny sedang harus menyelesaikan desain proyek bangunan di sebuah gedung yang ada di Jakarta Selatan. Jadi dia sudah lembur beberapa hari ini dan sejak tadi pagi dia sudah pergi ke kantor untuk rapat bersama klien-kliennya. Sementara supir dan asisten rumah tangganya yang sudah hampir separuh baya tidak mungkin menemani anak-anaknya. Keduanya terkadang lepas perhatian terhadap Barbie dan Toni yang terlalu aktif untuk mereka.

Mau tak mau, Demy harus memenuhi keinginan Mami Donny dengan menemani Barbie dan Toni ke taman. Dengan sukarela, di hari Minggu yang cerah ini ia ikut bermain dengan Barbie dan Toni. Sebelum pupil matanya melihat seorang gadis dengan rambut kecoklatan yang menghampirinya. Gadis itu memakai rok mini warna hijau dan tanktop hitam yang benar-benar mengundang para laki-laki yang ada di taman untuk melihat ke arahnya.

"Hi... Sorry ya, udah ganggu kamu. Tadinya aku nggak bisa pergi ke sini karena ada meeting di kantor baru aku. Kebetulan aja kantor aku baru diresmikan kemarin."

"Maaf. Kamu siapa ya?" Demy menatap wajah gadis itu dengan bingung dan penasaran.

"Oh... Donny belom cerita ya soal aku?"

Sontak Demy menggeleng-geleng bak burung hantu yang tengah menatap gadis itu tanpa ekspresi.

"Aku Clara, pacar Donny. Calon ibu anak-anak..."

Dhuar!

Demy baru saja merasakan ada petir di siang bolong. Ia benar-benar terkejut. Tapi sebisa mungkin ia menampakkan wajahnya yang hanya terlihat biasa saja di depan Clara. "Ooh... Kalo gitu aku bisa pulang ya?

"Iya. Donny udah cerita tentang kamu. Nggak banyak sih. Tapi sampai kirim foto kamu segala. Makanya aku tahu kalo kamu ke sini lagi nemenin anak-anak. Nanti aku WhatsApp Donny deh... Kalo aku udah sampe," jelas Clara panjang lebar dan kemudian cekikikan kecil melihat Barbie berlari mengejar Toni dengan menggoyang-goyangkan pompom kecil di tangannya. "Mereka lucu banget ya!" serunya tak habis rasa gelinya.

Sementara Clara mengagumi anak-anak Donny, Demy hanya bisa merasakan ada komunikasi yang tidak searah dalam kejadian hari ini. Karena ternyata sahabatnya itu sudah meminta Clara untuk menemani anak-anak ke taman. Kisah tentang pacar Donny itu memang belum masuk ke telinga atau mata Demy. Akhir-akhir ini ia menyibukkan diri di rumah sakit. Jadi ia belum tahu kabar terbaru dari Donny. Kalau saja Mami Donny tidak menghubunginya tadi pagi, mungkin ia nggak tahu informasi tentang Donny dan anak-anaknya sama sekali. Mungkin lebih baik begitu. Entahlah. Pikirannya sedang konslet seperti kabel listrik di jalan-jalan yang terlihat kusut. Semestinya kalau Donny punya pacar, ia bercerita kepadanya. Tumben sekali berita itu tidak sampai padanya. Ah, masa bodoh! Lebih baik ia jalan-jalan ke mal. Ada buku tentang kesehatan yang harus dibelinya hari ini, pikirnya.

"Barbie...! Toni...!" seru Demy dengna suara kencangnya.

Mendengar suara Demy, Barbie dan Toni pun menoleh.

"Onti pergi dulu ya. Barbie sama Toni main sama Onti Clara dulu ya..."

"Emang Onti mau ke mana?" tanya Barbie penasaran.

Restu {END}Where stories live. Discover now