7 - Chicken Pok-Pok

6 1 0
                                    

"Onti, nanti kalo punya anak mau foto sama ayah nggak? Soalnya ayah simpen foto abang waktu lagi dalem perut ibu. Waktu itu ayah minta nenek buat fotoin bareng ibu waktu abang masih dalem perut."

"Masih jauh abang... Nggak usah dipikirin ya. Tapi biasanya kalo ada ibu yang lagi mengandung, biasanya dia bangga aja tuh foto sama ayahnya," jelas Clara sambil tersenyum. "Sekarang abang makan dulu ya. Onti abis cobain masak ayam gor..." Clara pun teringat sesuatu dan mulai mencium bau aneh.

Toni menatap Clara heran dan tak sabar. "Masak ayam goreng ya, On?"

Clara tak menjawab pertanyaan Toni dan langsung berlari ke dapur. Matanya membelalak melihat kepulan asap di mana-mana.

Mbak Yu pun tergopoh-gopoh dari kamarnya saat mencium bau terbakar. "Aduh, Non! Masakannya gosong ini!"

"Iya, Mbak Yu! Angkatin ya!" pinta Clara.

Tanpa disuruh, Mbak Yu pun sudah mematikan kompornya dan mengipas-ngipas ruangan dapurnya yang penuh asap. Tak lama kemudian, nasib ayam goreng yang sudah menghitam tadi sudah dibuang ke tong sampah.

"Waaaaaahhhh.... Onti abis masak ya?" tanya Barbie begitu menghampiri.

"Abang sih ngajak Onti ngobrol. Onti jadi lupa deh!" Clara menyayangkan ayam potong sepuluh yang baru dibelinya dan langsung dimasak beberapa menit yang lalu.

Toni hanya cengengesan, sedikit merasa bersalah.

"Ayam pok-poknya kenapa dibuang sama Mba Yu, Onti?" Barbie masih penasaran karena pertanyaannya belum dijawab.

"Kan udah nggak bisa dimakan, Bie..." jelas Clara sambil tertawa kecil.

Mbak Yu kembali buru-buru melipir ke kamar tanpa berkomentar apa-apa lagi sebelum telinganya pecah. Karena tangisan Barbie memang bisa meledak kapan saja. Ia hanya menghindari hal itu.

Di balik mainan Barbie yang dipegangnya, gadis cilik itu mengerjap tambah penasaran. Terus terang perutnya sudah kerucukan dari tadi. Di rumah, ia memang paling banyak makan di antara ayahnya dan Toni. Tapi tubuhnya (walau berat) nggak gemuk-gemuk. Toni saja sampai heran. "Trus, kita makan apa, Onti?" tanya Barbie cepat.

"Hmm... Kita beli aja ya?"

"Kita kan nggak pegang uang, Onti..." celetuk Toni.

"Nanti Onti yang beliin."

"ASYIK!!"

"Nanti kita pesen pake ojol ya, ojek yang bisa beliin makanan itu, Barbie, abang... Jangan nanya lagi ya," seru Clara sambil mencari pesanan makanan ayam di salah satu aplikasi online. "Udah. Tinggal ditunggu aja. Oke?"

Keduanya pun hanya mengangguk pasrah dan tidak sabar menunggu ayamnya datang. Tapi melihat Clara sibuk, mulut Toni sudah penuh cemong karena sisa-sisa ayam yang menempel di wajan belum dibuang sepenuhnya.

"Toni, kamu ngapain?" tanya Clara tersadar.

Raut muka Toni berubah asam seketika. "NGGAK ENAK, ONTI!" tukasnya sambil menyembur-nyembur potongan daging ayam yang dimakannya.

"Yah, kamu lagian dimakan sih?" tanya Clara terheran.

"Soalnya ada yang nggak gosong, Onti... Aku kan udah laper..." Toni merasa bersalah karena mencoba masakan ayam goreng yang dibuat Clara. Sejak tadi, Clara memang sudah membuat bumbu ayam goreng sendiri, bukan dengan bumbu yang sudah jadi. Awalnya Toni penasaran ingin makan masakan Clara yang dibuat langsung oleh calon ibunya itu. Tapi... "Masih enakan masakan ayah lho, Onti... Nggak asem.."

"Oh ya?" Clara mengernyit penasaran.

Toni dan Barbie serentak mengangguk. "Soalnya ayah belajar sama ibu dulu."

Restu {END}حيث تعيش القصص. اكتشف الآن