13 - Chance

3 0 0
                                    

"Maaf ya, Don..." ucap Sisy memecah keheningan saat Donny hendak mengantarnya pulang.

Malam ini Donny telah pulang ke rumah dan melihat anak-anaknya tidur dengan lelap di kamarnya. Tapi Sisy masih tak berani mengatakan apa-apa. Ia hanya menjawab pertanyaan Donny tentang makan malam mereka tadi. Sepiring nasi goreng, nugget, telur omelet tidak membuat perutnya kenyang. Karena ia makan dengan perasaan tidak enak. Apa pun yang masuk ke perutnya jadi seperti makan duri kecil.

Sambil menatap Donny di balik kemudinya, Sisy berusaha mengatur napasnya yang masih terasa sedikit sesak karena kejadian tadi siang. Sepulangnya Barbie dan Toni dari sekolah, ia memang sudah berencana untuk memberi mainan dan sekaligus hadiah karena mereka juga mendapat nilai baik untuk tugas-tugas mereka di sekolah.

Tapi karena kejadian di mal kemarin siang, Sisy tahu kalau perasaan Donny masih tidak enak meskipun dia sudah mengatakan akan langsung menyelesaikan pekerjaannya dulu sebelum tidur. Hanya saja... tanpa Donny menghubungi ponselnya lagi, walau sekadar satu pesan singkat untuk menanyakan aktifitasnya atau memberitahu tentang kegiatan anak-anak hari ini, Sisy merasa ada yang sedikit mengganjal dalam hatinya. "Kamu masih marah ya karena kejadian di mal?"

Di balik sorot matanya yang tenang, Donny hanya memberikan seulas tersenyum. "Nggak apa-apa, Sy. Anak-anak juga nggak apa-apa kok. Walaupun Barbie ditemukan di toilet dan Toni lagi ngelihatin orang makan di restoran. Mungkin dia lapar juga... Soalnya makannya banyak..." ucap Donny sedikit melucu setelah mendengar penjelasan dari petugas keamanan yang diterangkan kembali oleh Sisy. Ia hanya tak ingin membuat suasana genting di antara mereka menjadi semakin membara. Rasa kesalnya sudah ia coba untuk dikubur sedalam-dalamnya. Ia tak bermaksud untuk menyindir gadis yang ia cintai ini. Tapi ia hanya berusaha bicara dengan apa adanya dan membuat suasana dingin yang terjadi di antara mereka kembali hangat. Bohong, kalau ia tidak merasa takut saat anak-anak hilang di mal. Karena Barbie dan Toni sudah seperti cerminan dari belahan jiwanya, Erly. Ia sangat mencintai anak-anaknya dan ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. Bukan hanya sekadar cinta. Orangtuanya, terutama Mami, juga sudah selalu membuatnya sadar kalau masa-masa Barbie dan Toni saat ini sangat menentukan bagaimana mereka bersikap kelak setelah beranjak dewasa. Karena itu, ia sangat berhati-hati dalam memilih pasangan.

Sisy merasa sedikit lega dengan ucapan Donny. "I-iya, Don. Aku juga sebenernya berniat untuk ngajak mereka makan siang abis cari mainan. Tapi berhubung Barbie..."

"Udah, Sy. Nggak perlu dibahas lagi ya..." Donny menenangkan sambil sekilas memberikan seulas senyum.

Sisy perlahan mengangguk penuh rasa syukur dan kelegaan yang luar biasa. Melihat sikap Donny dan sekaligus mendengar ucapan yang menghentikan seluruh genap kekhawatiran akan kehilangannya, ia sungguh merasa beruntung bisa bertemu Donny. Setelah kejadian tak menyenangkan yang juga paling ditakuti seluruh orangtua di muka bumi ini, laki-laki itu masih saja memaafkannya. Jiwanya benar-benar baik dan pemaaf.

Sisy bersyukur anak-anak Donny tidak diculik dan harus berhadapan dengan hal-hal mengerikan lainnya. Tapi ia memang harus lebih ekstra hati-hati sekarang. Barbie dan Toni sudah semakin besar. Bahkan ketika mereka kehilangannya di mal dan berjalan sendiri-sendiri, mereka tidak menangis meraung-raung saat menemukannya lagi. Jiwa petualangan mereka benar-benar menurun dari Donny. Ia yakin sekali dengan hal itu. Karena saat mereka dibawa ke bagian pusat informasi, Barbie dan Toni terlihat baik-baik saja dan masih ceria sekali saat menemuinya.

Semasa kuliahnya dulu, Donny memang suka sekali naik gunung, rafting, dan lain-lainnya. Sisy bahkan selalu takut kalau Donny menawarkan untuk berwisata bersamanya. Sepeninggal istrinya, mereka memang sempat bertemu lagi dan ia sudah mencoba untuk menyembuhkan luka lamanya yang belum betul-betul memudar dari tragedi yang dialami Erly waktu itu.

Restu {END}Where stories live. Discover now