;
Taehyung sudah menemukan sekolah baru untuk jihyun dan seokjun. Harsan haigh sekolah dasar yang cukup terkenal di seoul dan tanpa berpikir panjang taehyung langsung mendaftarkan kedua bocah ini. Dengan seragam baru mereka yang sempat di beli di mall tadi juga perlengkapan sekolah sekaligus.

"hyung antar mereka ke kelasnya soal daftar sekolah biar aku yang urus". Ucap Taehyung. Seokjin menggiring kedua bocah itu menuju kelas mereka yang terletak di lantai dua bersama dengan guru pembimbing. Seokjin bertanya-tanya soal fasilitas disekolah, dllnya yang dengan senang hati di jawab oleh guru yang jihyun dan seokjun panggil dengan Yooa-ssaem.

"nah ini kelas kalian, sebentar".

Yooa-ssaem masuk ke dalam kelas membuat semua murid mengalihkan pandangan mereka ke arah guru cantik nyerempet imut itu. Guru yang sedang mengajar kebetulan adalah wali murid kelas eksklarasi ini. Ah ya Jihyun dan Seokjun sebenarnya kelas 4 namun mereka mengikuti kelas kilat yang menjadikan mereka kelas 6 sekarang dimana disekolah ini ada dua bagian yang dipisah.

Murid esklarasi dan murid jalur biasa. Sedangkan Jihyun dan Seokjun mereka masuk kelas esklarasi yang artinya berisikan anak-anak dengan tingkat IQ di atas rata-rata.

Yeoja yang tidak terlihat tua atau sangat muda itu mendekat ke arah jihyun dan seokjun.

"ah perkenalkan saya wali kelas 6 ini. Nama saya Choi Ji-su". Sapanya. Seokjin menerima uluran tangan ji-su .

"kim seokjin".
"ah ini yang akan masuk dalam kelas saya? Wah mereka sangat tampan ".
"ah iya, saya titip anak saya".
"Tentu tuan Kim dengan senang hati". Mereka masi tetap didepan pintu ruang masuk kelas.

Taehyung yang mencari kelas jihyun terus mondar mandir kesetiap kelas bahkan dia sempat salah masuk kelas renang.

"V1-Aa? "  gumamnya. Dan pandanganya mengarah ke arah dimana seokjin tengah bicara dengan seseorang. Langkahnya terhenti saat siapa yang bicara dengan seokjin ia membelalakan matanya terkejut. Perlahan langkahnya ia percepat menuju ke arah mereka seakan ia berlari kecil.

"Johyun nunna". Taehyung mencekal lengan ji-su yang akan masuk ke dalam kelas bahkan Seokjin terperanjat saat Taehyung tiba-tiba menerobosnya dan menahan lengan ji-su yang menjadi pusat perhatian dua orang dewasa disana. Sadar akan apa yang ia lakukan segerah taehyung melepas cekalan pada lengan ji-su.

"Ah maaf ,ternyata orang yang berbeda". Ucap Taehyung.
"Tae kau apa-apan si? Dia wali kelas jihyun". Kata seokjin. Taehyung melirik ji-su yang tersenyum maklum ke arahnya.

"ah maafkan saya ssaem".
"tidak apa-apa tuan, kalau begitu kami masuk duluh, ayo anak-anak". Ji-su menggiring mereka masuk kedalam kelas.

"kau kenapa si tae? ". Heran seokjin yang menyeret Taehyung pergi dari depan kelas tadi.
"tidak ada hyung". Gumamnya.

Seokjun dan jihyun menatap datar teman-teman barunya. Membuat dinding pembatas untuk mereka sendiri. Dua wajah mereka sudah menampilkan kegarangan seorang anak berumur 10 th ini.

"Anyeonghaseyo seokjun imnida".
"anyeonghaseyo jihyun imnida".

Ji-su tersenyum manis saat melihat kedua bocah tampan didepanya ini. Menyuruh mereka duduk di bangku mana saja. Seokjun duduk di samping jihyun yang dekat dengan jendela.

Sret

"YAK! ". Teriak lengking anak laki-laki didepan jihyun saat ikat rambutnya di tarik membuat surai madu itu terurai dengan cantiknya menutupi matanya. Kulit putih pucat itu menatap garang ke arah jihyun yang menatapnya santai seakan tanpa dosa.

"kau jelek kalau mengikat rambut"

"Yoonki, jihyun ada apa? ". Tanya ji-su. Yoonki dengan wajah memerahnya mengadu pada ji-su karena sudah du ganggu bocah tengil didepanya ini. Ji-su tersenyum maklum ia akui kalau yoonki itu cantik dengan rambut terurai dibandingkan di kuncir.

"sudah kalian duduk di bangkunya masing-masing, ssaem tidak mau ada keributan lagi". Kata ji-su seraya meninggalkan kedua bocah itu. Yoonki kembali pada kursinya dengan wajah memerah bahkan sampai telinga.

"psst.. Psst". Jihyun dan seokjun menoleh ke arah belakang mereka dimana ada bocah yang tengah tidur dengan dua kursi.

"Kau anak baru? Hebat! Kau orang pertama yang bisa membuat si pucat itu marah". Anak laki-laki itu menggeleng sambil bertepuk tangan kecil. Mengingat yoonki yang selalu sendiri kecuali untuk dua orang yang selalu mengekor dibelakangnya namun dengan sembunyi-sembunyi.

Seringai tampan terukir di wajah jihyun membuat beberapa murid disana tertegun saat memperhatikan jihyun.

Dan mulai saat itu kehidupan damai yoonki tidaklah sedamai duluh.











;
Bukan Taehyung yang menyetir melainkan seokjin karena melihat wajah suram taehyung membuat ia berinisiatif menggantikan posisi menyetir. Terbesit untuk menanyakan soal tadi tapi seokjin masi mempertahankan sampai suasana hati Taehyung membaik. Tujuan mereka adalah r.s Kim Family milik taehyung.

Sebagai rekan kerja juga seorang dokter seokjin selalu ada disisi taehyung menemani namja yang mungkin terlihat kuat di luar tapi rapuh didalamnya.

"Tae,"

Taehyung masi bergeming dengan dunianya mengindai panggilan seokjin yang sedari tadi berdengung ditelinganya

"soal tadi~". Gumamnya takut menyinggung.

Taehyung menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi lalu memijat pangkal hidungnya serasa bergumam sesuatu yang tidak dipahami seokjin.

~johyun~

Itulah yang di gumamkan taehyung. Seokjin masi tidak mengerti sama sekali.

"Kalau tidak mau cerita juga tidak apa tae". Seokjin kembali fokus ke jalan raya. Lagi pula itu privasi taehyung, seokjin tidak berhak ikut campur.

"dia.. Mantan tunangan ku yang menghilang. Namanya Bae Johyun kakak tingkatku di dunia kedokteran..". Ucap Taehyung menerawang ke luar jendela seakan disana lebih menarik dibanding pembahasan ini.

"apa kau mencintainya? ".

Taehyung tertawa kecil mengingat masalalunya yang begitu rumit. "hyung, menurutmu bagaimana rasanya di jodohkan saat hatimu hanya untuk sahabatmu?".

Maka seokjin terlampau paham akan sesuatu perasaan yang di miliki Taehyung.






Penyesalan!





















.

.

TBC

[01.04.20]

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now