bagian ke dua puluh enam

39.1K 2.1K 101
                                    


Yuhu aku udah buat Grup WhatsApp nya loh.. linknya di Work aku.

Ada yang udah gabunh? Gimana seru gak?



===


"Nathan"

Kanaya mencoba membuka mulutnya berusaha membuat suasana di dalam mobil menjadi tidak canggung, karna selama perjalanan Nathan hanya diam dan fokus pada setirnya. Kanaya jadi kikuk harus berbuat apa, di tambah raut wajah Nathan seperti tidak bersahabat.

Nathan hanya berdehem menjawab panggilan Kanaya tanpa sedikitpun menoleh ke gadis yang duduk di sampingnya.

"Kamu tadi kok bisa ada di sekolah aku?" Tanya Kanaya dengan nada penuh hati-hati, takut jika Nathan akan marah padanya.

"Terserah gue lah, lagian gue mau ketemu Arjuna bukan mau ketemu lo. Jangan kepedean makanya" jawab Nathan.

Kanaya mengalihkan pandangannya pada jalanan ibu kota yang ramai dengan lalu-lalang kendaraan, ia tau Nathan tidak akan menjadi 'malaikat' sesungguhnya untuk Kanaya. Kanaya yang bodoh, mengapa harus berharap pada Nathan? Jelas-jelas cowok itu membencinya.

Ujung mata Nathan melirik ke arah Kanaya yang tengah melamun sambil menatap kaca mobil, sudut bibirnya sedikit terangkat hingga menampilkan senyum yang sangat tipis bahkan seseorang pun tidak bisa menyadari kalau Nathan sedang tersenyum. Soal tadi di sekolah Kanaya, ia tidak sengaja melihat kejadian itu dan ketika melihat itu ia sedikit marah. Bukan marah karna Kanaya di bully tapi marah karna 'mainan' nya di sentuh orang lain. Kanaya adalah mainan nya, hanya dirinya yang boleh memperlakukan Kanaya seperti itu. Hanya Nathan yang boleh membuat Kanaya menderita.

Nathan memutar setirnya dan memasuki pekarangan sekolahnya, ia ingin mengembalikan mobil Libra dulu sebelum pulang ke rumah.

"Eh, Nathan kok ke sini?" Tanya Kanaya.

"Ck! Banyak bacot"

Kanaya pun bungkam dan memilih untuk diam takut jika Nathan memarahinya lagi.

Nathan membuka pintu mobilnya––mobil Libra–– dan keluar begitu juga dengan Kanaya, dari pada sendirian lebih baik ikut dengan Nathan, entah lah kemana Kanaya tidak tau.

Sepanjang koridor sekolah, Nathan dan Kanaya menjadi pusat perhatian karna sekarang masih jam istirahat dan alasan mengapa mereka jadi pusat perhatian adalah baju seragam Kanaya yang berbeda menandakan dari sekolah lain, dan juga Kanaya yang berjalan bersama Nathan. Pasalnya Nathan paling enggan berdekatan dengan perempuan terkecuali mantan nya dulu. Sejak putus dengan mantan nya, Nathan menjadi pribadi yang lebih diam dan jarang bersosialisasi dengan murid-murid lain terkecuali Libra dan beberapa teman satu eskulnya.

Nathan berhenti tepat di depan kelasnya, ia menatap sekeliling mencari di mana keberadaan Libra.

"Hoi!"

Nathan terkesiap kala seseorang menepuk pundaknya dari belakang, dan orang itu adalah Libra yang berdiri di belakangnya sambil meminum Thai tea boba yang ia beli di kantin.

"Nyari gue ya?" Tanya Libra.

Nathan mendengus mendengar pertanyaan Libra. "Enggak, gue lagi nyari Bu Nani" jawab Nathan asal.

Libra terkekeh geli mana ada Nathan nyari bu Nani. Nathan nyari bu Nani itu sama aja Nathan nyari mati. Sudut mata Libra melirik ke arah Kanaya yang berdiri tepat di samping Nathan.

"Hai Kanaya" sapanya.

Kanaya tersenyum kikuk, ia tau jika orang yang menyapanya adalah orang yang tadi pagi ikut sarapan bersama di kediaman Nathan.

UnfairOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz