To: Samudra
Kalila kenapa kok kayaknya ngehindar dari gua, pesan gua ngk ada yg di bls..

From: Samudra
Entah
Nanti gua tanya coba

To: Samudra
Ok

Lalu muncul sebuah panggilan, Pangeran kira itu Kalila ternyata si Dilan. Pangeran mendesah kesal mengangkat panggilan itu. Mau apalagi bocah satu ini. Pasti mau cari ribut.

"Ada apa?"

"..."

"Sialan lu! Jangan pernah coba-coba deketin adek gua!"

"Cari mati lu ya!!"

"..."

"Okey gua terima tantangan lu. Kasih tahu tempatnya berdua aja tapi. Jangan ajak temen-temen lu. Kalau lu langgar gua akan kirim Putri ke luar negeri biar lu ngk bisa ketemu."

Pangeran langsung mematikan panggilannya. Sialan Dilan itu nggak ada kapoknya sekarang minta balapan lagi. Kalau dia nggak terima tantangan ini, si bocah gila akan macem-macem sama Putri. Pangeran jelas kaget, Dilan aja berani cium Pangeran apalagi Putri.

"Hari ini kayaknya gua sial terus." Keluh Pangeran. Ia kembali mengecek pesannya dengan Kalila. Masih sama belum ada balasan apapun disana. Ternyata begini rasanya kalau pesannya cuma di Read doang. Sakit tapi nggak berdarah, padahal si Kalila masih sempat buat status tapi pesannya diabaikan.

Kemudian Pangeran menekan tombol pesan suara yang berada di aplikasi WhatsApp. Ia menyanyikan sebait lagu untuk Kalila, semoga saja Kalila membalas pesannya. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada Kalila. Setelah itu ia pergi untuk tanding lagi bersama Dilan.

"Jika 'ku air wudhu mu
Menjadi seri mu
Dalam lima waktu
Jika kau kuat percaya
Akulah jodoh mu Jaga mu selalu
Menarilah sayang di hari bahagia
Di bawah bulan bintang
Kasih kita berdua Jangan bimbang sayang

Kita harungi bersama berdua selamanya Sampai ke hari tua Mencintaimu."

*****

Balapan dengan Dilan kali ini lebih menyenangkan dari kemarin. Karena mereka balapan dengan sportif. Sepertinya Dilan mengajak balapan hanya untuk pendekatan agar bisa berteman baik dengannya lalu bisa mendekati Putri. Pangeran bisa merasakan sinyal-sinyal itu.

Setelah dari balapan Pangeran pulang. Namun ia dikejutkan dengan neneknya yang hilang. Kasur yang menjadi saksi tempat neneknya berbaring itu kosong. Pangeran berjalan mengitari rumah namun nihil tidak ada siapapun. Pembantu yang mengurus rumah juga sudah pulang dari jam lima sore tadi sedangkan ini sudah hampir pukul sembilan.

Pangeran jadi teringat Arsena. Ia langsung mengendarai motornya ke rumah Arsena dengan ngebut. Ia memarkirkan motornya sembarangan lalu mengetuk pintu rumah. Untung saja Afiqah langsung membukanya.

"Apa nenek kesini?" Tanya Pangeran dengan nada khawatir.

Afiqah menggeleng menjawab pertanyaan itu. Keningnya berkerut lagian untuk apa mertuanya kesini malam-malam.

"Gawat!!!"

"Berarti Nenek hilang beneran." Pangeran langsung panik setengah mati. Tamatlah riwayatnya sudah. Pasti ayahnya akan menghukumnya lagi jika tahu ini.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang