****

"Kenapa kamu menghindariku?" Rio menarik tangan Kalila ketika hendak masuk ke dalam kelas.

"Kamu sudah sembuh?" Tanya Kalila melihat Rio yang mulai membaik bahkan sudah bisa masuk sekolah.

"Jangan mengalihkan pertanyaan Kalila."

"Aku tidak perlu menjawab itu." Kemudian bel masuk berbunyi. Kalila berseru senang. Ia langsung menghempaskan tangan Rio kencang. Ia tidak suka berdekatan lagi dengan Rio. Baginya hubungannya dengan pria itu sudah selesai. Walau memang belum benar-benar selesai. Orangtuanya masih berniat melanjutkan perjodohan ini.

Kalila menghela napas, ia duduk di kursinya. Lalu kepalanya menoleh ke arah meja Pangeran. Tidak ada Pangeran disana. Pria itu harus di skor karenanya. Kalila tersenyum sedih, andai saja Pangeran tidak membelanya pria itu tidak perlu berkelahi dengan Rio.

"Lila.." panggil Yuli.

"Eh-- iya."

"Melamun terus kamu. Buguru udah dateng."

"Maaf hehehe."

"Kepikiran Pangeran ya?" Tanya Yuli.

Kalila menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Yuli. Ia merindukan pria itu padahal baru dua hari mereka tidak bertemu. Ia tidak bisa membayangkan jika harus lebih lama lagi berpisah dengan Pangeran. Apakah ia bisa melalui itu?

"Sabar aja lagian cuma seminggu. Setelah itu Pangeran akan masuk lagi." 

****

Putri tertawa senang melihat saudara kembarnya baru keluar dari penjara.

"Siapa suruh jadi orang nakal banget. Gimana enakkan tidur di penjara."

"Ini tuh azab dari Allah gara-gara kamu ngasih hadiah aku pembalut." Putri menatap sengit kembarannya. Siang ini ia langsung ke penjara bersama ayahnya. Padahal tadi pagi ia habis ke tempat rehabilitasi mantan istri omnya. Andai saja ayahnya tidak memaksa ia tidak akan ikut. Lebih baik di rumah Afiqah bermain bersama tantenya itu. Daripada mengurusi kembarannya yang menyebalkan itu.

Putri dan Pangeran berada di ruangan Arsena menunggu omnya itu. Ada sesuatu yang ingin di bicarakan sebelum membebaskan Pangeran. Sedangkan Arsena di luar menyelesaikan sesuatu.

"Jangan-jangan kamu doain kembaran kamu yang ganteng ini biar masuk penjara!"

"Aku nggak doain masuk penjara cuma doain semoga kembaran aku dapat azab."

"Sama aja.."

Pangeran maju untuk menangkap putri. Namun Putri lebih dahulu berlari kemudian mereka lari-lari keliling ruangan.

"Nggak kena.." ejek Putri terus menghindar dari Pangeran.

Mereka melakukan itu tidak sadar jika ada di kantor polisi. Putri terus berlari hingga ia merasakan menabrak seseorang. Tanpa ia duga tubuhnya limbung, namun sebuah tangan kokoh menahan pinggangnya. Tubuh mereka menempel satu sama lain. Jantung Putri berdebar merasakan itu. Matanya tak sengaja menatap pria yang menolongnya.

"Maaf." ujar Putri sambil melepaskan pelukannya.

"Putri lebih baik kamu tunggu di luar sama ayah kamu. Om mau kasih wejangan dua anak nakal ini dulu." Interupsi Arsena di balik tubuh Dilan.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now