Bagian dua puluh lima

Magsimula sa umpisa
                                    

"Ya abisan muka kamu lucu sih Jun, siapa gak ketawa coba?"

"Ya ya ya terserah lo aja deh" ucap Arjuna. "Ehh Nay, gue ke toilet dulu ya. Lo duluan aja ke kantin" lanjutnya dan Kanaya pun mengangguk mengerti.

Kanaya melanjutkan jalan nya menuju kantin, sebenarnya ia risih dengan beberapa pasang mata yang menatapnya sinis sambil sesekali berbisik dengan teman nya. Kanaya bingung sebenarnya ada apa? Mengapa mereka semua menatap Kanaya sinis? Memangnya ada apa dengan wajah Kanaya? Ada upil di hidung Kanaya? Atau ada sesuatu lainya? Kanaya jadi tidak nyaman.

Ia pun menunduk berusaha menghindar dari tatapan tajam murid-murid yang berlalu-lalang di koridor.

Bruk!

Kanaya hampir saja terjatuh kalau ia tidak sigap menjaga keseimbangannya, Kanaya mengangkat kepalanya menatap si pemilik bahu yang tak sengaja ia tabrak.

"Haii Dongo!"

Kanaya kaget melihat cewek di depan nya yang sedang melipat kedua tangannya angkuh sambil menatap nya remeh.

"Masih berani deket-deket Arjuna ya? Gak takut emangnya kalo semua aib lo gue sebar?" Tanya Sisca sambil tersenyum miring.

"M-maksud k-kamu apa?" Tanya Kanaya dengan sedikit gemetar. Pasalnya Sisca terus menatapnya tajam.

Sisca tertawa hambar sambil bertepuk tangan, di ikuti oleh kedua teman nya yang berada tepat di belakang Kanaya.

Sedetik kemudian ekspresi wajah Sisca langsung berubah menjadi serius, ia pun berjalan mendekat ke arah Kanaya membuat Kanaya mau tak mau berjalan mundur untuk menghindari Sisca.

Bruk!

Tubuh Kanaya menabrak tembok sehingga ia tidak bisa menghindari Sisca lagi, Sisca yang melihat itu pun tersenyum miring dan terus berjalan ke arah Kanaya sampai jarak mereka benar-benar dekat.

Sisca mencengkram kuat dagu Kanaya membuat Kanaya meringis kesakitan akibat kuku Sisca yang menggores sedikit wajahnya. "Lo salah udah ngusik gue" ucap Sisca sambil menghempaskan kasar wajah Kanaya.

"Awssh" rintih Kanaya sambil memegang dagunya yang merah akibat ulah Sisca

"Sesuai perjanjian kita, kalau lo masih deket-deket Arjuna gue bakalan sebar aib lo ke semua orang yang ada di sekolah ini!" Ucap nya tajam.

Bahu Kanaya bergetar kecil, mulutnya ingin sekali menyangkal ucapan Sisca tapi sayangnya ia tidak bisa.

Sisca kemudian menjauh dari Kanaya membuat Kanaya sedikit menghela nafasnya.

"PERHATIAN GUYS!! GUE PUNYA BERITA PENTING!! AYO SINI KUMPUL!!" pekik Sisca kencang membuat seluruh murid yang tadinya ingin ke kantin menjadi berbalik arah dan berkumpul membentuk lingkaran dengan Kanaya dan Sisca di tengah-tengah.

Bisik-bisik seluruh murid pun terdengar membuat Sisca semakin menyunggingkan senyuman nya.

"Guys kalian tau gak dia siapa?" Tanya Sisca sambil menujuk ke arah Kanaya.

Semua orang yang ada di situ pun mengangguk sambil mengucapkan nama 'Kanaya' alih-alih menjawab pertanyaan Sisca

"Kalian tau gak, kalau kakak nya dia itu pelacur! Pekerjaan nya itu muasin om-om, menjijikkan banget kan? Kalian yakin mau temenan sama dia?" Tanya Sisca pada seluruh murid yang berkumpul menyaksikan mereka berdua.

'parah gak nyangka banget, padahal dia keliatan polos'

'Seriusan? Ih gak mau lah deket-deket sama dia'

UnfairTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon