6

39 7 1
                                    

Setelah berhasil kabur dari kantin meninggalkan lintang dan yang lainnya, aurora berlari mencari tempat yang aman karna banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, bagaimana tidak lintang katanya yang seantero sekolah tahu anak pintar dan most wanted itu mendeklarasikan bahwa Aurora yang bisa dibilang gadis nerd menjadi ceweknya. Sungguh luar biasa.

Jadilah tempat tujuan Aurora sekarang adalah toilet. Ia ingin menangis di dalam sana tapi tidak dia tidak selemah itu. Aurora ingin menangis bukan karena terharu dengan pernyataan lintang tapi karna ia sempat mendengar betapa kejamnya mulut anak-anak lainnya yang membicarakan dirinya yang sangat tidak pantas bersama lintang. ini bukan keinginan dirinya, tapi entah mengapa cowok itu selalu menggangunya akhir-akhir ini.

"Gue capek!" Serak aurora. Memang sejak lintang hadir, dia selalu menjadi bahan pembicaraan. Mulanya hidupnya di sekolah adem-adem saja. Namun sekarang tidak lagi.

Ia membasuh mukanya di wastafel kemudian keluar, untung saja tidak ada cabe-cabean yang menggangunya di toilet karna mungkin semuanya berlari ke kantin untuk menyaksikan kejadian tadi.

Saat hendak berbelok menuju kelasnya tiba-tiba, seorang bertubuh tinggi, dada bidang dan berkulit sawo matang menghadangnya. Karna Aurora bertubuh pendek, ralat bukan terlalu pendek sih tapi yang di depannya saja yang terlalu tinggi. Ia mendongakkan kepalanya untuk mendapat melihat pemilik tubuh itu.

Setelah tahu itu siapa, Aurora memilih untuk mengabaikannya kemudian ia bergerak untuk melanjutkan perjalanan nya. Namun, orang itu terus mengikuti pergerakan Aurora. Saat Aurora ke kiri, orang itu ikut bergeser ke kiri dan begitulah seterusnya.

"Tunggu dulu!" ucap cowok yang Aurora ketahui itu adalah lintang. Ya siapa lagi. Aurora menatap lintang seolah bertanya 'apa'!

"Lo gakpapa? " Tanya lintang. Namun tak sempat mendapat jawaban dari Aurora, bel tanda masuk berbunyi yang dijadikan Aurora untuk pergi meninggalkan lintang.

"Gimana gue baik baik aja?" Batin Aurora.

"Jangan ganggu gue, gue ga suka jadi pusat perhatian" setelah melontarkan kalimat itu Aurora berlalu meninggalkan lintang.

Aurora sebenarnya males masuk kelas, pasti teman kelasnya akan membicarakan nya apalagi perkumpulan Novi dkk. Dan dua manusia yang sangat kepo, siapa lagi kalok bukan sari dan asila.

"Ra, Ra kok bisa?" Tuh kan benar saja.

"Lo udah deket lama sama lintang?" Sambung asila.

"Ra, sumpah gue penasaran".

"Aduh gue pengen deh kayak gitu".

"Apaan tapi gak romantis banget dah" seru sari.

"Tapi dia gentle loh" bela asila.

"Terserah" ucap sari.

Aurora melihat ke arah sakti, sakti sedang menatapnya sekarang. Pasti cowok itu masih kesal dengan kejadian tadi.

"Gak salah tuh si lintang" ucap sakti tiba-tiba.

"Kenapa bro?" Tanya Rendy. Yah sekomplotan sakti. Sakti adalah pemegang juara kelas walau dia itu bad boy.

"Cewek cupu kayak Aurora disambet, gak salah tuh mata" padahal Aurora tidak pernah buat salah pada sakti selama ini, namun apa karna tadi Aurora tidak sengaja menabraknya ia jadi kejam seperti ini.

"Aurora nya aja kali pake guna guna" timpal Novi yang kerjaannya selalu nyerocos.

"Ya tuh, yakali bang lintang mau sama dia" sambung Bella.

"Orang sirik mah gitu!" Ucap rangga,
Memang di kelas ini Rangga yang paling tidak suka mencampuri urusan orang lain. Kadangkala dia juga sebagai pelerai untuk teman temannya.

about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang