5

34 7 1
                                    

Hari ini dengan tenang Aurora kembali ke sekolah, ia sangat bosan dirumah mendengar omong kosong kakaknya itu, apalagi setelah mengetahui kalau orang tuanya lintang donatur untuk panti asuhan yang kemarin mereka kunjungi.

"Selamat pagi anak-anak!" Ucap pak Hadi guru pelajaran sejarah. Walaupun bukan anak IPS tetap saja kita harus belajar bagaimana perjalanan orang-orang terdahulu.

"Pagi pak" jawab mereka serempak.

"Ini benar kelas MIPA 5?" Tanya pak Hadi kepada murid muridnya.

"Kenapa pak?" Tanya Andrea wakil ketua kelas.

"Nggak soalnya itu ada Haura bikin saya pangling liat kecantikanya" kata pak Hadi yang langsung mendapat sorakan dari semua murid, garing. Memang pak Hadi ini sering bercanda seperti ini karna untuk menghilangkan kebosanan dalam belajar. Walaupun harus ada satu dua murid yang harus jadi korban ke gombaralanya hehe.

"Yaudah kalian siap kan hari ini belajar?" Tanya pak Hadi.

"Siaap pak".

Setelah jam sejarah selesai, kini berganti sudah menjadi jam pelajaran seni budaya yang mengharuskan mereka untuk pergi ke ruang musik karna materinya sekarang adalah seni musik.

"Hm, liat tuh siapa yang lagi main basket?" Tanya sila kepada Sari dan Aurora.

"Wah makin keren juga si lintang, ya nggak Ra?" ucap sari setelah melihat ke arah lapangan dan menyenggol lengan Aurora.

"Aduh damar mana ya?" Ucap sari kesel karena tak mendapat jawaban dari Aurora.

"Apa cakepnya sih si damar itu?" Tanya asila yang tahu kalau damar adalah cowok yang sari taksir dari kelas sebelas, bisa dibilang sari itu secret admired nya damar.

"Yaelah selera orang beda-beda kali" ucap sari membela diri. Aurora memilih berjalan lebih dulu karna bosan mendengar kedua makhluk itu mendebatkan masalah cowok.

"Eh ra, jadi orang nggak setia banget sih lo" teriak sari yang melihat Aurora mendahului mereka.

Aurora kini berjalan beriringan dengan Rangga teman kelasnya itu loh.

"Liat siapa sih?" Tanya Rangga yang melihat pandangan Aurora menuju lapangan. Aurora langsung saja masuk ke ruang musik tanpa menjawab, nah itulah kebiasaan Aurora yang tidak disukai banyak orang.

"Suka banget sih lo bikin orang sakit hati" ucap Rangga kesal.

Kalau pelajaran satu ini kebanyakan siswa pasti semangat belajarnya karna guru yang mengajar adalah guru muda plus tampan ditambah dingin lagi uhhuy. Namanya adalah pak dika dengan wajahnya yang rupawan itu tak jarang siswi sering mudos padanya, sebut saja itu bella, Novi dan perintilannya.

"Terkait dengan materi kita hari ini, maka Minggu depan saya minta kepada kalian untuk memainkan salah satu alat musik yang kalian inginkan, gimana paham?" Beginilah pak dika yang langsung to the  point.

"Paham pak" ucap mereka serempak.

"Pak kalau kita nggak bisa gimana?" Tanya bella, biasa modus.

"Makanya kan kita belajar" jawab pak dika.

"Biasa pak modus" ucap randy temen kelas Aurora juga.

"Apasih lo" ucap bella tak terima.

Tak terasa bel istirahat pun sudah berbunyi, mereka pun sekarang keluar dari ruang musik untuk mencari tempat tujuan masing masing, ada yang pergi ke kantin dan sebagainya.

"Ra, lo ikut ke kantin?" Tanya sari pada Aurora, kemudian Aurora hanya membalas dengan anggukan.

"Gini dong" ucap sari kemudian merangkul Aurora, kemudian mereka pun mulai menyusuri kantin. Supaya adil, mereka bertiga pun turun tangan untuk memesan makanan padahal tinggal pesen aja kan apa susahnya.

"Ra ambil tuh" perintah asila yang melihat Aurora yang tak kunjung mengambil minumannya.

"Lo nggak makan?" Tanya sari karna yang Aurora beli cuman orange jus.

"Nggak" jawabanya singkat.

"Yaudah kita duduk yuk" ajak asila menunjuk kepada salah satu meja yang kosong.

Namun setangah perjalanan, langkah Aurora terhenti, diikuti oleh sari dan asila juga. Aurora mendongakkan kepalanya menatap lekat mata lintang yang tepat sekarang berdiri di depannya dan juga tidak ketinggalan dua orang pengawal pribadinya.

"Halo sil" sapa Atan di belakang lintang menyapa asila, namun asila tak memperdulikannya karna masih cukup kaget dengan keberadaan lintang dkk disini.

Mengetahui arti dari tatapan Aurora yang seolah bilang 'lo mau apa?', wahh sepertinya lintang sekarang bisa mendengar suara hati Aurora, aduuh apaan sih garing.

"Mau apa?" Tanya sari membuka mulut.

"Gak penting" jawabnya singkat kemudian kembali menatap Aurora. Kenapa lintang jadi dingin seperti ini sekarang, dia merasa kalau lintang yang kemarin kemarin bukan lintang yang sekarang.

Kenapa bisa sikapnya di depan orang banyak dan di depan Aurora berbeda. Apapun itu Aurora tidak mau tahu sekarang, yang Aurora inginkan adalah lari dari tempat itu karna ini untuk kedua kalinya ia dilihat oleh banyak orang setelah kejadian waktu itu dengan putri.

"Mau kemana?" Ucapnya pada Aurora sembari menahan lengan Aurora yang hendak pergi.

"Lepas!" akhirnya Aurora bersuara.

"Lo punya urusan apasih sama ni cewek?" Tanya atan yang mulai penasaran.

"Itu si Aurora kenapa lagi?"

"Paling cari muka"

"Kayaknya lintang marah deh?"

"Mereka ada apa ya?"

"Tumben liat kak lintang pegang cewek!"

"Itu tuh terpaksa oon"

Itulah bisikan bisikan yang Aurora dengar, tiba tiba saja ia jadi terkanal sekarang dan itu semua gara gara lintang. Seberapa terkenalnya sih lintang di sekolah ini, sampai sampai apa yang dia lakukan jadi hangat seperti ini.

"Lepas!" Terdengar suara paksaan dari Aurora dan lintang pun melepas tangan Aurora dari gegamanya. Sebenarnya lintang tidak punya alasan untuk melakukan ini dia hanya ingin itu saja.

Aurora pun sedikit berlari keluar dari kantin, namun belum sampai luar ia tak sengaja menabrak seseorang yang berbadan tinggi dan disampingnya ada cewek.

"Jalan pakek mata dong" bentak cowok tadi yang namanya adalah sakti teman sekelas Aurora pacarnya Lia .

"Lo apa-apan sih ra" kesal Lia yang sekarang melihat baju sakti terkena minumannya.
Jangan menyuruh Aurora minta maaf karna ia tidak biasa, bukanya kurang ajar atau apa tapi memang begitu.

"Eh Bisu minta maaf dong!" Bentak sakti sekali lagi, memang sakti adalah cowok yang sangat egois, dingin dan tidak suka diganggu.

"Tuh lisan dijaga dong" tiba-iba suara lintang datang.

"Diem lo, gue nggak punya urusan Sama lo!" Peringat sakti.

"Jelaslah urusan lo juga sama gue!" Jelas lintang. Ini untuk pertama kalinya lintang ribut dengan orang lain seperti ini.

"Atas dasar apa? Hah? Lo kasihan sama cewek sok polos ini?" Tanya sakti menunjuk Aurora. Aurora tak menyangka sakti bisa bicara seperti ini, apa ia sangat marah sekarang.

"Cewe gue" Tegas lintang, yang membuat suasana hening seketika. Jika dibilang tidak sadar justru lintang sangat sadar waktu mengatakan itu.

                                    ***

Please......!!😄

about usWhere stories live. Discover now