✩ 24

252 27 0
                                    

Sheena menjalani rutinitas tiga hari sekali yaitu membersihkan rumahnya. Kebetulan yura juga akan datang hari ini, karna mereka akan mengerjakan makalah bersama di rumahnya.

Dan sekarang, kamarnya menjadi tempat terakhir yang sedang ia bersihkan. Ia mulai melipat selimut dan merapikan tempat tidur.

Sheena beranjak menuju laci. Ia mengambil tissue dan membersihkan permukaan atasnya. Saat membuka satu laci dibawahnya, ia melihat satu kotak.

Ia membukanya dan melihat secarik kertas yang tampak lusuh. Ia ingat. Kotak ini ia ambil saat ia pulang satu bulan yang lalu.

Sheena membuka kertas itu dan membacanya.

hai sayangku.

lo tau gak? selama kita sahabatan bertahun-tahun, lo cinta pertama gue nai. Semua mantan-mantan gue hanyalah semu.

"Surat dari olan.." batin sheena.

Gue gak tau gimana caranya buat bilang sama lo. Gue juga gak tau kalau semakin hari, gue makin memberikan rasa yang besar sama lo. Maaf nai.

Gue selalu belajar dan berusaha melepas lo pergi dengan yang lain nai, sebab gue tau lo berhak bahagia.

Tapi.. Saat lo pergi dengan yang lain dan gue denger lo gak bahagia, Gue jadi orang pertama yang kasih dia pelajaran nai. dia pantes dapetin itu.

jangan sering sedih ya nai? lo tau kan, kalau lo itu kekuatan sekaligus kelemahan gue. Dan air mata lo adalah kelemahan terbesar gue nai.

gue harap, lo punya pengganti gue nanti. Cari yang baik dan sayang sama lo kayak sayangnya gue sama lo ya. bahkan harus lebih! Inget.

Gue gak tau kenapa akhir-akhir ini firasat gue selalu gak enak. gue selalu khawatir sama lo nai. Ternyata gue se-cinta ini ya sama lo.

Jaga terus kesehatan lo ya. Jangan kayak gue. Kalau lo tanya kenapa gue bisa kayak gini, Lo pasti udah tau jawabannya. Hehe. ( Maaf ya cantikk :D )

Gue bandel. Lagipula gue kan juga ganteng, pinter, jago main basket, punya sahabat yang cantik dan super baik kayak lo. Kalau gue masih sehat wal'afiat, bukankah gue terlihat terlalu sempurna? Sementara Tuhan itu maha adil nai.

Makasih ya anak cantik, anak baik, anak hebat.. untuk kenangannya selama ini karna lo yang selalu ada nemenin gue tumbuh sampai sekarang.

Olan sayang naila selalu. Kapanpun. Dimanapun

with love
Olan

Sheena langsung menutup surat itu. Ia menyandarkan kepalanya sembari menatap langit-langit kamarnya. Membiarkan air mata turun membasahi pipinya. Entah sudah kali keberapa ia masih menangisi suatu hal dengan alasan yang sama.

Kemudian pikiran sheena melayang pada kata-kata azka.

cari yang baik dan sayang sama lo kayak sayangnya gue sama lo ya. bahkan harus lebih! Inget.

Apa pilihan untuk membiarkan kala untuk masuk ke kehidupannya sudah benar? Ia takut menyakiti sekaligus kehilangan untuk kedua kalinya.

Suara bell rumahnya menginterupsi pikiran sheena. Ia dengan cepat memasukkan kembali kertas itu dan membukakan pintu.

"Assalamualaikum shee—" ujar yura lalu diam saat melihat mata sheena sedikit merah "Lo nangis?"

Sheena tertawa, "enggak. Gue lagi beres-beres rumah terus kemasukan debu kayaknya"

Yura mengangguk lalu masuk kedalam dan duduk di sofa. "Gapapa ya gue ngerjain disini?"

"Iya. Santai aja"

Mendengar itu yura langsung membuka macbooknya "Gue lanjut beresin kamar dulu ya ra. Lo ngerjain aja" kata sheena.

Yura hanya mengangguk lalu kembali melakukan aktivitasnya. Selang beberapa menit, handphone yang terletak di meja berdering. Yura melirik dan melihat nama kala.

Ia tersenyum "sheenaa!! Hp lo bunyi!!!"

Sheena keluar dari kamar lalu mengangkat telfonnya. "Iya"

Yura terus memperhatikan sheena.

"Nanti. Iya gampanglah. Iya ini lagi ada yura. Nanti aku telfon lagi. Iya hati-hati. Oke byee" kata sheena lalu memutuskan panggilannya.

"Apa?" Ujar sheena lagi saat melihat yura senyum-senyum tak jelas.

"Gue denger-denger hubungan lo sama kak kala makin.. ehem" balas yura.

Sheena mengernyit. "Hah? Udah ah gue masih beresin kamar"

Yura langsung menahan tangan sheena dan mendudukkan sheena di depannya. "Gak boleh. Lo jawab dulu pertanyaan gue disini"

"Apaaa?"

"Lo pacaran sama kak kala?" Tuduh yura.

Sheena menghela nafas. "Engga yura. Lagipula apa sih yang lo harapin dari waktu dua minggu lebih itu?"

Yura tertawa. "Semua bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 hari na. Gak akan ada yang bisa menghentikan cinta untuk jatuh pada hati lain"

Sheena diam. Yura memicingkan matanya, "Apa lo belum bener-bener percaya dia karna lo sendiri masih belum bisa gantiin posisi azka?"

Pertanyaan yura tepat sasaran. Seperti sebuah kalimat yang menemukan titik. Ia langsung tahu apa yang menjadi permasalahan sheena.

Sheena mengangguk lalu menghela nafas lagi "Gue.. salah gak sih?"

"hm?"

"Gue salah gak ya karena coba ngebiarin kala masuk ke hidup gue yang sebenarnya justru bisa bikin dia sakit hati?"

Yura tersenyum tipis. "Gak ada yang salah dari mencoba. Justru kalau lo terus menutup diri, lo nya gak kasih kesempatan, lo gak mau mencoba. Lo gak akan tau hasilnya na"

"kala tau?" Tanyanya lagi.

Sheena menoleh "apa?"

"Alasan lo dan dia yang sebenernya masih ada jarak" kata yura.

"Tau"

"Dan dia masih mau berjuang?" Tanya yura yang diangguki sheena.

Yura tersenyum. "so if that means he loves you"

Yura masih menyunggingkan senyumnya.

"So much.." lanjutnya.

AstrophiliaWhere stories live. Discover now