✩ 6

318 31 0
                                    

Enam puluh hari

( Flashback on )

"iya ya tapi kok lo mau cerita sama gue?" tanya azka

"karena gue tau lo bukan orang yang suka membocorkan rahasia" anna tersenyum.

"tau dari mana lo,temenan aja baru" ejek azka

"Naluri"

mereka berdua tertawa menghilangkan masalah sejenak.

"lo mau kan sahabatan sama gue?"

"sahabat gue udah banyak, kepenuhan entar" canda azka.

anna cemberut "oh gitu ya?"

"ya enggak lah. bercanda kok. sahabat ya sekarang" ujar azka tersenyum.

( Flashback off )

Mereka—kecuali alex dan kila yang sudah pulang duluan—sedang berkumpul di basecamp sehabis pulang sekolah, karena mereka baru naik ke kelas dua belas, banyak guru yang belum memulai pelajarannya.

"Itu awal kenapa gue bisa suka sama azka" kata anna.

Sheena menoleh. "Iya gue pernah suka sama olan. Saking kagumnya" kata anna seperti meyakinkan.

Sheena mengangguk. Ia sudah biasa. Memang ada yang bisa tidak menyukai azka? Dengan semua kelebihan yang dia punya. Sifat baik dan humorisnya, sheena yakini mampu meluluhlantahkan siapapun yang mengenalnya.

"Tapi gue tau banget kalau satu cewe yang akan selalu ada di hati dia ya cuma lo" ujar anna ke sheena.

Roni ikut setuju. "Jujur, Gue gak pernah ketemu cowo kayak azka"

Sheena tersenyum tipis. Semenjak azka pergi, senyuman yang biasanya ia tunjukkan di hadapan semua orang termasuk azka, begitu terasa asing sekarang.

"Gak usah bahas itu lagi yuk? Kasian nailanya jadi makin underpressure" ujar angga.

Sheena tersenyum. "Gapapa kok"

Meskipun sheena berkata gapapa, tapi angga tahu. Jika makin banyak orang yang berkata kalau azka satu-satunya laki-laki yang paling mencintai sheena, itu justru membuat sheena makin tertekan dan penuh penyesalan karena ia tidak pernah menyadari hal itu selagi azka masih berada di sisinya.

"Mending kita main game! Sebentar, Gue ambil dulu" kata roni lalu pergi.

"Jangan aneh-aneh ya roni!!" Ujar fay.

Roni datang dengan membawa dua box kartu dan satu putaran panah.

"Truth or dare!!" Kata roni.

"Ah bosen ron. Ganti" balas anna.

"Supaya gak bosen, rules permainannya diganti" jawab roni.

"Jadi gimana?" Tanya fay.

"Jadi kalau panah ini berhenti di kalian, tangan kalian harus tang-ting-tung di atas dua kartu ini sambil nutup mata. Jadi kalian gak bisa pilih mau truth or dare, tapi nanti biar semesta yang pilihin buat lo"

"Halah bahasa lo ron"
"Yaudah-yaudah"

Roni memutar panah itu dan berhenti pada angga dan angga langsung melakukan rules permainan itu.

Truth.

"Wah truth!! Coba kita liat. Hal memalukan apa yang pernah lo alami?" Ujar roni.

"Anjir! Apa ya?! Lupa gue"

"Gak ada lupa-lupa" balas anna "jawab cepetan"

"Hm, oh iya. Jadi gue pernah naik kereta, jadi depan gue tuh, kayak setengah perempuan setengah laki" kata angga.

"Bencong maksud lo? Wkwkwkw"

Sheena ikut tertawa pelan.

"Ya itulah. Terus gue gak sengaja baca pikiran dia, TERNYATA DIA LAGI NGELIAT GUE SAMBIL MIKIR, 'ADUHAI BANGET CYIN LAKI DEPAN GUE' MATI GAK LO LANGSUNG. GUE LANGSUNG TURUN AJA DI STASIUN TERDEKAT. PADAHAL GUE GAK TAU ITU DIMANA" ujar angga.

Semuanya sontak tertawa mendengar cerita angga.

"Itu bener-bener malu-maluin banget sih" kata fay yang masih tertawa.

"Kadang kelebihan lo membawa petaka juga ya ngga" sahut anna.

"Emang bakat lo tuh kadang mengundang bencong, ngga" ujar roni "ayo lanjut"

"Emang Kampret banget sih itu"

Roni memutar panah itu lagi dan berhenti di sheena.

"Gue gak ikutan" kata sheena.

"Yah, ikutan dong nai biar seru" ujar fay.

Mau gak mau sheena nurut.

Truth.

"Truth nih. Disini tulisannya, apa yang paling lo sesalin dari hidup lo"

Semuanya menatap sheena. Dalam hati mereka berkata, aduh kenapa pertanyaannya gitu sih?!

"Hal yang gue sesalin ya? Hm" kata sheena "gue ngebiarin olan hidup gak sehat, gue gak pernah bilang sayang ke dia. Itu aja"

"Langsung lanjut lagi yukkk" kata roni berusaha mencairkan suasana lagi.

Roni kembali memutarkan panahnya.

"Gue ke toilet dulu ya guys" kata sheena.

"Iya naii"

Sheena langsung pergi ke belakang untuk ke toilet. Sesampainya di belakang, ia tidak benar-benar masuk ke dalam toilet. Melainkan hanya berdiri di depan wastafelnya saja.

Sheena membalikkan badannya dan berhadapan dengan foto azka, angga, alex dan roni yang di pajang.

Foto saat mereka mengangkat piala.

Air mata yang sudah ia tahan sedari tadi,

Akhirnya turun juga.

AstrophiliaWhere stories live. Discover now