21. Dilabrak

33.5K 2.2K 19
                                    

Hati hati banyak typo bertebaran wkwk, makanya komen yaa kalo ada kesalahan. Biar author bisa benerin. Jangan lupa vote dan comment! ❤️

***

Navisha tetap lah Navisha, si paling dingin dan paling sangar digengnya. Meskipun hari hari kemarin selalu menjadi gadis luluh dan lemah gara - gara Gerald, tapi kali ini ia tetap seperti biasa.

Pagi - pagi disekolahnya sudah banyak cuitan yang membahas perang Andalas, bahkan dirinya, dan Clara. Kedua gadis itu menjadi trending topic diseantero sekolah sampai - sampai terdengar ketelinga para guru dikantor.

Ya, sesuai dengan peraturan sekolah yang berbuat menjelekkan sekolah akan dihukum. Saat ini terpampang wajah wajah yang menjadi buriq penuh luka sedang berdiri ditengah lapangan dengan terik panas matahari yang menyorot. Gerald, Leon, Atha, Diar, Bima, Dino, bahkan Navisha dan Clara.

Mereka semua tampak biasa saja dihukum oleh beberapa guru dan menjadi tontonan gratis sebelum pelajaran berlangsung. Seluruh anak seventeen keluar kelas menyaksikan adegan yang telah diperankan oleh 8 murid tersebut.

"Ahhhhh panas banget tau ga sih?!" gerutu Navisha mengibas ibaskan tangannya. Clara pun sama, "bangke banget, baru pertama kali gue kaya gini!"

"Terima aja kalik"

ketus Gerald, Navisha menoleh dengan mulut ternganga. "terima maksud lo?! Gue kaya gini juga gara - gara lo!" protesnya tidak terima

"Gara - gara gue? Eh siapa suruh lo ga pulang? Tau ada tawuran juga"

"Belum dijemput bang Leon tuh, malah asik pacaran mulu!"

"Kok jadi ke gue? Enak aja. Lagian kenapa ga nyari taksi online, Punya otak tuh dipake!" ketus Leon.

Begitulah pertengkaran kecil yang terjadi ditengah - tengah hukuman mereka. Saking serunya ribut hingga tidak sadar sudah ada seorang lelaki paruh baya yang memperhatikan mereka dengan tatapan tak biasa. Lelaki itu berdehem keras menghentikan keributan. Gerald yang baru sadar langsung terkejut.

"Papa?!"

"Hmm anak papa berulahhh terus ya, pusing papa dengernya" sarkas Antonio menatap anak semata wayangnya tajam. Semuanya diam mendengarkan sekaligus menghormati.

Gerald menampakkan cengiran khasnya, "maafin Gerald ya pah" kekehnya tanpa dosa. Papa Gerald hanya tersenyum dan mengelus - elus rambut Gerald kemudian pergi.

"Busettt bokap lo ga marah, rald?" seru Atha menggeleng - gelengkan kepalanya. Biasanya orang tua lain akan marah besar dan menghukum anaknya, pikirnya. Tapi ini?

"udah biasa"

"Bokap lo ga malu emang punya anak kaya lo? Dia direktur woy" tukas Leon disampingnya.

"Eh gue jadi kaya gini juga didikan lo kan? Lagian bokap gue dulu kapten geng"

"Kapten geng?!" teriak semua temannya kecuali Navisha, dia sudah mengetahuinya duluan.

"Iya, Andalas lebih tepatnya"

Orang - orang disekitarnya membelalakkan mata terkejut. Tidak menyangka papa Gerald adalah ketua geng musuh mereka. Navisha yang juga baru tau hanya menoleh.

"Sumpah Rald?"

"Hmm"

"Bokap lo tau kalo lo sering nyerang Andalas. kenapa b aja?"

"Bokap gue mah udah mikir bisnis ga mikir begituan"

Mereka mengangguk paham. Pantas saja Gerald cocok dinobatkan sebagai ketua geng. Sudah mendarah daging rupanya. Tiba - tiba Navisha merasa ingin ke kamar mandi, daritadi menahan kencingnya yang sudah diujung.

Alaric Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang