19. versus

32.2K 2.3K 60
                                    

Selamat membaca teman - teman onlen ku!!! Jangan lupa tekan bintang dan komen yaaa!! Terimakaciw.

***

"Marvin, jastin" gumamnya dengan wajah sedikit takut. Ingat hanya sedikit.

"Hai primadona kebanggaan Cempaka. Apa kabar sayang?" ujar Marvin menyentuh pipi Navisha. Si empunya menepis kasar, "jangan sentuh gue marvin affando!"

Marvin terkekeh mendengarnya, "akhirnya setelah sekian lama dekat sama lo. Baru kali ini lo nyebut nama lengkap gue"

"Jadi lo sekolah diSMA nya si pengecut itu?" sahut Jastin tersenyum remeh. Clara yang semakin ketakutan berlari dibelakang Navisha.

"Alasan lo pindah biar dapet perlindungan gitu?" cibir Marvin

"Bukan urusan lo!"

"Ya jelas urusan gue lah kesayangan"

Marvin menarik paksa tangan Navisha untuk ikut dengannya. Namun dirinya memberontak dan langsung membogem pipi Marvin hingga bercak biru tertera disana.

Si Marvin tertawa pelan, "ternyata si berengsek itu ngajarin lo buat kasar ya?"

"Jaga omongan lo!"

Emosi Navisha memuncak, dia tidak henti - hentinya membogem dan menghantam tubuh Marvin dengan cekatan. Clara hampir pingsan melihatnya, ini pertama kalinya seorang primadona punya kekuatan yang tak disangka.

Bugh! Bugh! Bugh!

Begitulah suara yang menggema diluar sana. Untung sudah sepi dan tidak ada orang lain yang melihatnya. Jastin ikut menyerang Clara, namun gadis cempreng itu berusaha mengerahkan segala kekuatannya untuk melindungi diri. Siapa sangka, ia juga lumayan jago untuk mempertahankan diri, iya lah Clara setiap minggu mengisi waktunya untuk gym.

Satu lawan satu kini terjadi, tidak ada hentinya kedua wanita tangguh ini menendang, menimpuk, berteriak, membogem, menampar lawannya dengan keras. Marvin dan Jastin mengatur nafasnya, saling menatap dan tersenyum licik.

"Sekarang giliran kita!"

Marvin mulai menampar dan membogem pipi Navisha hingga berdarah diwajah cantiknya. Begitu pula dengan Jastin yang menjambak dan menampari Clara. Mereka kehilangan kendali, tak melihat siapa yang dilawannya. Tubuh kedua cewek itu terduduk lemas dihadapan lawan. Marvin dan Jastin tertawa terbahak - bahak.

Pandangan Clara dan Navisha kabur karena kepala mereka yang daritadi menjadi sasaran. Keduanya sudah menyerah dan tidak sanggup lagi untuk bangkit. Kali ini pasrah saja. Marvin dan Jastin menutupi kepala mereka dengan karung serta menjadikan tawanan melawan Calvert.

Beberapa anak Calvert sudah jengah menunggu kedatangan Andalas. "ini mana sih mereka! Bangke banget kalo nipu!" gerutu Atha.

"Ga mungkin nipu, tunggu dulu" jawab Gerald dengan memasang wajah sangarnya.

Akhirnya derum motor gede mendengung dijalan raya. Anehnya ada dua cewek yang sudah terduduk lemas disamping Marvin yang wajahnya sudah babak belur duluan. Gerald memincingkan mata melihat seragam yang dikenakan kedua tahanan yang tangannya diikat rantai hingga pergelangan tangan itu meneteskan darah.

Logo SMA SEVENTEEN!!

Gerald membulatkan matanya, "bangsat berani banget lo bawa cewek SMA gue!" serunya membuat Marvin tertawa terbahak - bahak.

Alaric Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang